Kampanye yang dipersonalisasi dengan cepat menjadi populer sebagai taktik untuk memenangkan persaingan pasar melalui penerapan strategi pemasaran dan layanan pelanggan.
Kampanye yang dipersonalisasi dengan cepat menjadi populer sebagai taktik untuk memenangkan persaingan pasar melalui penerapan strategi pemasaran dan layanan pelanggan.
Berbagai brand pun ikut berinvestasi dalam menyesuaikan produk dan layanan mereka untuk memenuhi selera dan preferensi unik dari masing-masing pelanggan.
Namun, seiring perkembangan strategi personalisasi, kekhawatiran tentang keamanan data dan privasi pun semakin meningkat.
Dalam artikel ini, Redcomm Knowledge akan mengupas hubungan antara personalisasi dan privasi, menyoroti manfaat dari segmentasi audiens, dan pentingnya melindungi data pribadi pelanggan.
Segmentasi audiens adalah proses teliti membagi target audiens yang lebih besar menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil dan lebih terfokus berdasarkan berbagai faktor.
Nah, beberapa faktor umum yang perlu Anda pertimbangkan, meliputi:
Faktor demografi ini sangat penting karena berhubungan langsung dengan preferensi dan kebutuhan dari kelompok audiens tertentu.
Maka penting bagi Anda untuk menjawab “siapa sih audiens yang menjadi target market Anda?” Jawabannya harus berdasarkan usia, jenis kelamin, etnisitas, pendapatan, tingkat pendidikan, profesi, dan agama, dll.
Misalnya, produk atau layanan yang menarik bagi remaja berusia 18-25 tahun mungkin berbeda dari apa yang diinginkan oleh orang dewasa berusia 45-60 tahun.
Demografi membantu mengelompokkan audiens secara luas, sehingga kampanye pemasaran bisa lebih terarah dalam memenuhi kebutuhan spesifik dari kelompok yang berbeda.
Segmentasi audiens berdasarkan geografis karena kebutuhan dan preferensi mereka bisa sangat berbeda tergantung pada lokasi tempat tinggal, wilayah, kota, hingga lingkungan terkecil, seperti kecamatan dan desa.
Misalnya, penduduk di daerah tropis mungkin lebih tertarik pada produk yang berhubungan dengan pendingin udara dibandingkan dengan mereka yang tinggal di daerah beriklim dingin. Lokasi juga mempengaruhi gaya hidup, budaya, dan bahkan pola konsumsi.
Anda juga bisa mengelompokkan audiens berdasarkan perilaku konsumen atau tindakan yang sering mereka ambil. Contoh tindakannya, seperti kebiasaan belanja, jumlah halaman yang dilihat, URL yang dikunjungi, tombol yang diklik, interaksi dengan suatu brand, serta bagaimana mereka melakukan pencarian di internet dan media sosial.
Misalnya, pelanggan yang sering menambahkan produk ke keranjang tetapi tidak menyelesaikan pembelian dapat dikelompokkan untuk kampanye retargeting khusus yang mendorong mereka menyelesaikan transaksi.
Contoh lain, jika pelanggan sering mengunjungi halaman produk tertentu, Anda bisa mengirimi mereka penawaran khusus, kupon diskon, atau konten yang lebih informatif tentang keunggulan produk demi mendorong terjadinya konversi penjualan.
Fokus pada minat dan kepribadian pembeli, termasuk hobi, nilai-nilai, tujuan, dan gaya hidup mereka.
Segmentasi psikografis membutuhkan data dan riset kuat yang bisa Anda kumpulkan melalui survei, wawancara pelanggan, dan kuis.
Serupa dengan faktor demografi, Anda perlu menentukan posisi sosial dan finansial kelompok dalam masyarakat tertentu.
Cara ini memungkinkan Anda mengklasifikasikan audiens berdasarkan faktor-faktor, seperti pekerjaan, tingkat pendidikan, dan indikasi relevan lainnya untuk lebih memahami mereka.
Sementara kalau bisnis Anda termasuk sebagai perusahaan B2B, maka saat melakukan segmentasi audiens Anda juga perlu mempertimbangkan faktor lain, seperti industri, lokasi, mitra, dan customer lifetime value (CLV).
Dengan menganalisis dan mengelompokkan audiens menggunakan cara di atas, Anda akan mendapatkan banyak sekali informasi dan data terkait pelanggan.
Nantinya data tersebut bisa Anda gunakan untuk merancang strategi pemasaran yang lebih tepat sasaran, sekaligus untuk meningkatkan user experience, mengembangkan produk, hingga merancang pesan pemasaran secara lebih personal.
Pendekatan ini tidak hanya memungkinkan bisnis untuk mengatasi kebutuhan dan preferensi unik dari segmen yang berbeda, tetapi juga meningkatkan loyalitas pelanggan, bahkan bisa meningkatkan konversi dan keterlibatan.
Sebagai hasilnya, segmentasi audiens telah menjadi taktik andalan bagi para pemasar yang ingin memaksimalkan efektivitas strategi pemasaran di pasar yang semakin kompetitif.
Memanfaatkan kekuatan personalisasi, Anda sebagai pemilik bisnis dapat meningkatkan efektivitas pemasaran dengan mengirim pesan-pesan yang difokuskan dan dipersonalisasi untuk memancing minat pelanggan.
Ketika pelanggan merasa dipahami dan dihargai, mereka lebih cenderung terlibat dengan merek pada tingkat yang lebih dalam, mendorong pembelian ulang, dan membina loyalitas merek jangka panjang.
Selain itu, personalisasi membantu brand mengalokasikan dan memprioritaskan sumber daya dengan lebih strategis. Artinya, Anda bisa berfokus pada segmen yang memang menjanjikan.
Kemudian mengarahkan upaya untuk mengoptimalkan pengembalian investasi, misalnya memanfaatkan cross channel marketing untuk meningkatkan ROI.
Alih-alih menyebarkan sumber daya secara acak di seluruh audiens yang luas dan tidak dibedakan, Anda dapat fokus pada aktivitas pemasaran pada segmen-segmen yang menawarkan potensi pertumbuhan dan profitabilitas yang paling besar.
Pendekatan yang ditargetkan ini memastikan anggaran pemasaran bisa digunakan secara efisien, menghasilkan pengembalian yang lebih tinggi, dan memungkinkan brand memaksimalkan dampak kampanye yang diselenggarakan.
Untuk dapat membangun kepercayaan dan loyalitas di antara audiens terhadap brand, termasuk mendorong mereka untuk lebih terlibat, Anda perlu melakukan beberapa hal berikut:
Kumpulkan informasi melalui survei pelanggan, platform media sosial, dan analitik situs web untuk mendapatkan wawasan mendalam tentang preferensi, kebiasaan, dan demografi audiens target.
Pertahankan online presence di platform media sosial, seperti Instagram, TikTok, Twitter, dan LinkedIn, serta sajikan konten yang menarik. Personalisasikan konten dan pesan pemasaran Anda untuk setiap kelompok audiens.
Segmentasikan audiens dengan mengembangkan kampanye email marketing yang disesuaikan berdasarkan demografi tertentu, seperti perilaku pembelian dan tingkat keterlibatan.
Anda bisa mulai menggunakan tools atau aplikasi CRM untuk menggabungkan dan melacak data pengguna dalam satu tempat.
Ini cara terbaik untuk membantu tim penjualan berinteraksi langsung dengan pelanggan secara lebih personal maupun penyelenggaraan digital campaign yang dipersonalisasi untuk meningkatkan efektivitas operasional bisnis.
Untuk menemukan tren pelanggan, jangan lupa rutin menganalisis data dari indikator utama, seperti traffic situs web, tingkat konversi, tingkat buka email, dan aktivitas di media sosial.
Untuk memperkuat hubungan dengan audiens, Anda harus tetap transparan, terbuka, dan jujur tentang bagaimana Anda mengumpulkan data pelanggan.
Untuk melindungi data pelanggan dan menjadikan bisnis bertanggung jawab atas penggunaan yang salah, undang-undang privasi, seperti General Data Protection Regulation (GDPR) dan California Consumer Privacy Act (CCPA) telah diberlakukan.
Undang-undang ini bertujuan untuk melindungi hak privasi individu dengan menetapkan pedoman dan standar praktik penanganan data.
Ini bukan hanya kewajiban hukum, tetapi juga merupakan demonstrasi komitmen brand untuk melindungi privasi pelanggan.
Dengan secara proaktif mengatasi kekhawatiran privasi, Anda dapat membangun kepercayaan, memperkuat hubungan dengan pelanggan, dan membina reputasi, karena sudah mampu memelihara data pribadi secara bertanggung jawab.
Anda sebagai pemilik brand dapat menggunakan berbagai strategi untuk menemukan keseimbangan antara memanfaatkan keuntungan personalisasi sambil mengatasi kekhawatiran privasi. Caranya:
Menggunakan strategi seperti anonimisasi dan agregasi, brand dapat melindungi identitas pelanggan sambil tetap bisa melakukan analisis dan segmentasi yang mendalam.
Anda dapat menerapkan langkah-langkah keamanan data yang kuat untuk melindungi data pribadi dari pelanggaran dan akses tidak sah. Ini menjadi salah satu cara yang bisa mengurangi kemungkinan pelanggaran privasi pelanggan.
Pelanggan dapat mengendalikan pengalaman berbelanja mereka dengan memiliki opsi untuk menerima atau menolak inisiatif personalisasi.
Dengan menawarkan opsi yang jelas kepada pelanggan, brand Anda secara tidak langsung sudah menunjukkan kalau Anda menghormati preferensi mereka.
Untuk meningkatkan efektivitas kampanye pemasaran, Anda perlu terlibat dalam segmentasi audiens. Untuk itu, boleh juga tambahkan pengetahuan Anda mengenai Ide untuk Target Marketing Sosial Media Tepat Sasaran.
Jika kesulitan melakukan segmentasi audiens untuk analisis data, Anda bisa juga menghubungi Kontak Redcomm agar dapat berkonsultasi dengan tim dari digital marketing agency Indonesia berpengalaman seperti Redcomm.
DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU
RELATED TOPIC