knowledge
MENU
SEARCH KNOWLEDGE

5 Cara Mudah Menemukan Niche dan Target Pasar yang Tepat untuk Bisnis di Era Digital

06 Mar  · 
4 min read
 · 
eye 2.123  
Digital Marketing

Niche

Salah satu fondasi utama kesuksesan bisnis, baik online maupun offline, adalah kemampuan mengenali niche spesifik dan target pasar ideal. 

Tanpa memahami dengan jelas siapa target audiens dan masalah apa yang mereka hadapi, sulit bagi Anda untuk menyusun strategi pemasaran yang efektif, menciptakan konten yang relevan, atau mengembangkan produk yang benar-benar dibutuhkan.

Niche adalah segmen pasar yang spesifik, di mana bisnis Anda bisa fokus menawarkan produk atau jasa yang relevan. 

Sementara itu, target pasar adalah kelompok audiens yang memiliki karakteristik, minat, dan kebutuhan spesifik sesuai dengan niche tersebut.

Menurut riset dari McKinsey, bisnis yang mampu memahami dan menyasar target pasar dengan tepat berpotensi meningkatkan ROI pemasaran hingga 8 kali lipat. 

Itulah sebabnya, memilih niche dan target pasar bukan sekadar langkah awal, tetapi keputusan strategis jangka panjang.

Mengapa Menentukan Niche Itu Penting dalam Strategi Digital Marketing?

Dalam era persaingan digital yang ketat, bisnis yang berusaha menjangkau semua orang justru cenderung gagal menarik perhatian siapa pun. Inilah alasan mengapa menentukan niche sangat krusial, yaitu:

  • Niche yang spesifik membantu Anda membangun positioning bisnis yang kuat dan membuat bisnis Anda jadi lebih mudah dikenali.
  • Daripada bersaing di pasar luas, Anda bisa mendominasi ceruk pasar yang lebih spesifik.
  • Kampanye berfokus pada audiens tertarget menghasilkan konversi lebih tinggi. Dengan cara ini, Anda dapat mengoptimalkan anggaran iklan. 
  • Anda bisa membuat konten yang disesuaikan dengan niche dan target pasar. Tentunya konten Anda akan jadi lebih engaging.

Bahkan berdasarkan pengalaman tim Redcomm sebagai digital marketing agency Indonesia yang telah menyelenggarakan lebih dari 1000+ digital campaign dengan 99% di antaranya berhasil mencapai KPI yang klien inginkan, memang bisnis dengan niche dan target pasar spesifik memiliki customer retention rate lebih tinggi dibanding bisnis general.

5 Tips dan Cara Praktis Menentukan Niche dan Menemukan Target Pasar yang Tepat

Lalu, bagaimana cara menemukan niche dan target pasar yang bisa Anda terapkan? Ikuti beberapa langkah berikut ini:

1. Pahami Masalah dan Kebutuhan Audiens

Setiap bisnis yang sukses berangkat dari satu prinsip dasar: mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi target pasar. 

Artinya, untuk dapat membangun bisnis yang menguntungkan, Anda perlu benar-benar paham apa sih masalah, keinginan, hingga kebutuhan target audiens? 

Caranya bisa dengan memperhatikan pola pertanyaan, keluhan, hingga aspirasi yang mereka katakan, seperti:

  • Apa pain point utama mereka?
  • Apa aspirasi atau goals mereka?
  • Faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan pembelian mereka?

Apakah untuk menemukan jawaban atas semua pertanyaan di atas harus melakukannya secara manual? 

Kalau ini yang Anda lakukan, pastinya akan menghabiskan banyak waktu dan sumber daya. Lebih baik gunakan beberapa platform berikut untuk mengidentifikasinya:

Semua informasi ini akan menjadi bekal berharga dalam menentukan solusi yang bisa Anda tawarkan melalui produk atau layanan bisnis yang tersedia. 

Misalnya nih, Anda sedang mencari ide produk skincare baru. Lalu Anda menemukan banyak orang yang menginginkan skincare yang bisa membantu mereka menghalau atau mengurangi efek polusi. 

Nah, karena bisnis Anda bergerak di bidang tersebut, Anda bisa memfokuskan produk baru Anda pada skincare anti polusi.

2. Tentukan Segmentasi Pasar

Setelah memahami permasalahan yang banyak audiens hadapi, maka langkah berikutnya yang bisa Anda ambil adalah menentukan siapa yang paling membutuhkan solusi tersebut. 

Dengan kata lain, Anda perlu melakukan segmentasi pasar berdasarkan:

  • Demografi, yang meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, hingga penghasilan.
  • Geografi, untuk mengelompokkan target audiens berdasarkan Lokasi tempat tinggal atau wilayah tempat mereka berada.
  • Pahami juga sisi psikografi target audiens, seperti gaya hidup mereka, minat, hobi, serta nilai-nilai yang mereka anut.
  • Perilaku konsumen juga bisa Anda gunakan sebagai dasar untuk melakukan segmentasi pasar, mulai dari kebiasaan berbelanja, loyalitas terhadap merek tertentu, hingga bagaimana mereka mencari informasi di internet.

Jika sudah melakukan pengelompokkan secara jelas mengikuti panduan di atas, maka langkah selanjutnya akan memudahkan Anda untuk menyusun dan membuat buyer persona (persona pelanggan ideal). 

Membuat persona seperti ini akan membuat Anda mendapatkan gambaran yang jelas mengenai karakteristik detail dari calon pelanggan yang relevan dengan bisnis dan produk Anda. 

Nantinya hal ini akan membantu Anda menyusun strategi komunikasi dan pemasaran yang tepat dan efektif.

3. Lakukan Riset Kompetitor dan Analisis Market Gap

Memahami kompetitor sama pentingnya dengan memahami audiens, agar Anda bisa benar-benar paham di mana posisi brand Anda berada, dan akhirnya bisa menentukan profitabilitas pasar.

Ini bukan tentang meniru, tetapi menemukan celah (gap) di pasar yang bisa Anda isi. Dengan catatan, Anda bisa menetapkan proposisi nilai unik atau unique selling point (USP) yang brand miliki ya.

Nah, beberapa langkah yang bisa Anda lakukan saat melakukan riset kompetitor dan analisis market gap, antara lain:

  • Identifikasi siapa pemain utama di niche yang sama dengan Anda.
  • Analisis produk, pricing, positioning, dan strategi konten mereka.
  • Cek ulasan pelanggan yang kompetitor dapatkan di marketplace atau Google Review.
  • Cari secara detail market gap (kesenjangan pasar) yang belum dimanfaatkan pesaing.
  • Kelebihan dan kelemahan pesaing, dibandingkan dengan kelebihan dan kelemahan brand Anda.
  • Unique Value Proposition (UVP) yang membedakan brand dan produk Anda dengan kompetitor di mata pelanggan.

Dalam melakukan riset serta analisis ini, Anda bisa menggunakan berbagai aplikasi atau tools digital marketing, seperti Ahrefs, SEMrush, UberSuggest, Similarweb, dan lainnya.

Bahkan menggunakan tools tersebut, Anda juga bisa sekaligus menganalisis website pesaing, melihat kata kunci yang mereka gunakan, serta mempelajari strategi konten dan pemasaran mereka.

4. Menentukan Profitabilitas Potensial Niche

Selama proses melakukan riset pasar, Anda harus memiliki gambaran yang jelas tentang profitabilitas niche yang Anda pilih saat mengumpulkan informasi.

Misalnya, Anda memilih evergreen industry, maka pastikan bisnis Anda ini akan berada di pasar yang menguntungkan. Sebab, beberapa pasar cenderung lebih baik daripada yang lain karena selalu ada permintaan di pasar tersebut.

Namun ingat, niche yang bagus tidak hanya ramai peminat, tetapi juga memiliki potensi profitabilitas jangka panjang. 

Oleh karena itu, ada baiknya Anda menghindari niche musiman atau tren sementara. Nah, cara menentukan potensi profitabilitas bisa dengan:

  • Pilih niche yang memiliki permintaan tinggi dan konsisten (bukan sekadar tren sesaat).
  • Memiliki audiens yang bersedia membayar untuk solusi yang Anda tawarkan.
  • Tidak terlalu jenuh oleh kompetisi, sehingga peluang Anda untuk menonjol lebih besar.
  • Cek volume pencarian di Google Keyword Planner. Untuk penggunaannya, Anda bisa mempelajarinya dari artikel berjudul Cara Menggunakan Keyword Planner untuk Konten SEO.
  • Cek tren jangka panjang di Google Trends.
  • Analisis willingness to pay audiens melalui survei atau focus group discussion (FGD).
  • Pantau kompetisi pricing di marketplace atau website kompetitor.

Sebagai referensi, mungkin laporan dari IBISWorld bisa menginspirasi Anda, bahwa niche di sektor kesehatan, edukasi online, dan sustainable products memiliki tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata di atas 6% untuk masa tiga hingga lima tahun mendatang.

5. Validasi Ide dan Minat Pasar Sebelum Eksekusi

Sebelum menginvestasikan modal besar pada niche produk tertentu, lakukan validasi ide agar Anda bisa memastikan ada permintaan nyata di pasar.

Cara melakukan uji validitas ide, misalnya:

  • Saat pre-launch, buatlah landing page sederhana yang isinya menjelaskan produk, jasa, atau layanan bisnis yang Anda tawarkan.
  • Lalu jalankan iklan berbayar, misalnya di Facebook Ads, Instagram Ads, atau memasang iklan di Google Ads, untuk melihat seberapa besar minat audiens.
  • Jangan lupa, manfaatkan keberadaan landing page untuk mengumpulkan email calon pelanggan yang nantinya akan sangat berguna untuk menjalankan strategi retargeting dan remarketing.
  • Gunakan platform crowdfunding, seperti Kickstarter atau Indiegogo yang dapat membantu Anda  mengukur antusiasme pasar, sekaligus mengumpulkan dana awal.

Setelahnya, Anda bisa mulai meluncurkan pre-order dan mulailah berjualan dalam skala kecil dulu, untuk memvalidasi secara langsung. Apakah audiens benar-benar mau membayar untuk solusi yang Anda tawarkan?

Anda juga bisa lho berdiskusi terlebih dahulu dengan tim profesional, misalnya dengan digital marketing agency Indonesia yang memiliki divisi kreatif untuk membantu Anda menemukan niche dan analisis target pasar. 

Lalu, selain perlu menentukan niche dan menemukan target pasar yang tepat, upaya untuk membangun kepercayaan pelanggan agar mereka dapat setia. Misalnya dengan menerapkan Contoh Loyalty Program yang Efektif.

SUBSCRIBE NOW

RELATED TOPICS:

DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU

SUBSCRIBE NEWSLETTER