Ketika sebuah merek ingin mempublikasikan dan mengkomunikasikan suatu campaign dengan tujuan tertentu, maka diperlukan strategi digital marketing yang kreatif.
Ketika sebuah merek ingin mempublikasikan dan mengkomunikasikan suatu campaign dengan tujuan tertentu, maka diperlukan strategi digital marketing yang kreatif.
Dua cara yang sudah familiar dan sering diaplikasikan oleh brand adalah User-Generated Content (UGC) dan influencer marketing.
Cara kerja strategi UGC dan influencer marketing hampir mirip, yaitu dengan menyebarkan dengan memposting brand atau produk kita di halaman media sosial mereka.
Namun, ada beberapa perbedaan diantara keduanya. Penasaran strategi mana yang lebih efektif? Mari kita simak artikel ini!
User-Generated Content atau UGC adalah konten seperti foto, video, teks, ulasan, dan lainnya yang dibuat oleh para pengguna untuk posting atau disebarkan di media sosial secara sukarela.
Biasanya mereka melakukan hal ini untuk menceritakan pengalaman dan opini mereka menggunakan suatu produk atau jasa yang mereka sukai.
Tidak jarang user memakai hashtag tertentu agar lebih mudah ditemukan dan jika brand melihat konten tersebut, bisa disebarluaskan kembali oleh brand yang bersangkutan.
UGC menganut pada prinsip WOMM (Word-of-Mouth Marketing) atau pemasaran dari mulut ke mulut.
Riset yang dilakukan oleh TurnTo Networks menunjukkan, 90% pengguna memutuskan untuk membeli produk karena konten UGC.
Menariknya, dalam strategi ini brand tidak boleh meminta apapun kepada pengguna apa yang harus mereka lakukan.
Alih-alih, brand membuat kampanye kreatif, yang bisa mendorong pengguna untuk berpartisipasi dengan sendirinya.
Salah satu contoh nyata dalam strategi ini adalah challenge yang sering dilakukan di Instagram atau TikTok.
User berlomba-lomba mengikuti challenge dari brand tanpa ada unsur paksaan.
1. Hemat Biaya. UGC dibuat oleh pengguna produk secara sukarela, apalagi jika UGC yang dibuat adalah review positif tentang produk. Brand tidak perlu mengeluarkan ongkos apapun untuk mendapatkan review positif yang dapat mendorong konsumen lainnya untuk melakukan konversi.
2. Meningkatkan loyalitas konsumen. Review positif yang autentik dari pengguna produk dapat membantu brand membangun image yang baik kepada pelanggan lainnya dan menimbulkan rasa percaya terhadap produk, sehingga meningkatkan brand loyalty.
3. Meningkatkan brand awareness. User-Generated Content bisa membantu mengenal produk merekmu kepada audiens yang baru. Selain itu, UGC juga jadi social proof testimoni yang bisa kamu embed di e-commerce atau media sosial.
1. Potensi review negatif. Brand tidak bisa mengontrol opini UGC. Bila seseorang memproduksi UGC negatif, image yang telah dibangun brand dapat berpotensi tercemar. Namun, ini jadi kesempatan bagi merek untuk merespons secara transparan dan ramah. Kritik mengenai produk dapat dijadikan pembelajaran untuk mengembangkan produk selanjutnya.
2. Dibuat oleh sumber kurang terpercaya. UGC dibuat oleh pelanggan produk yang tidak memiliki latar belakang/ekspertise tentang produk yang di-review. Konten mungkin tidak dapat menunjukkan kekuatan dan kelemahan sebuah produk dengan jelas, sehingga sebagian orang ragu untuk mempercayai UGC.
Influencer adalah seseorang yang bisa memberikan pengaruh di masyarakat. Mereka bisa merupakan selebritis, blogger, youtuber, ataupun seorang public figure yang dianggap penting di komunitas tertentu.
Umumnya, seorang influencer memiliki jutaan pengikut di media sosial. Namun, tidak selalu demikian.
Seseorang dengan followers ribuan juga bisa disebut influencer jika punya pengaruh besar kepada audiens.
Oleh karena itu, banyak pemilik bisnis yang menggandeng influencer untuk mempromosikan produk berkat pengaruh yang luar biasa tersebut.
Inilah yang kemudian dikenal dengan influencer marketing, dimana merek bekerja sama dengan para influencer dengan jangka waktu tertentu untuk meningkatkan brand awareness dan penjualan produk itu sendiri.
1. Konten yang positif: Karena influencer marketing merupakan hasil kerjasama antara influencer dan merek. pihak influencer akan mencoba menonjolkan kekuatan produk yang positif. Hal ini dapat memberikan merek publisitas yang baik dan influencer dapat menjaga hubungan dengan brand.
2. Dibuat dengan keahlian: Merek tentunya memilih influencer yang sesuai dengan nilai-nilai brand dan pengaruh yang ia miliki di masyarakat. Misalnya jumlah pengikut, niche audience, relevansi influencer terhadap produk. Sehingga, influencer yang terpilih dapat memberikan poin kelebihan maupun kekurangan produk dengan jelas dan dapat dipercaya.
3. Meningkatkan kredibilitas brand. Karena brand memilih influencer yang relevan maka review influencer dapat membuat pelanggan lebih percaya terhadap produk yang dipasarkan. Pelanggan juga lebih percaya kepada seseorang yang mereka idolakan.
1. Bias terhadap produk. Karena kerjasama yang dilakukan merek bersama influencer, review produk bisa saja tidak autentik atau tidak memberitahu pelanggan sepenuhnya mengenai kekurangan produk. Namun, hal ini dapat diminimalkan oleh brand dengan cara memilih influencer yang berintegritas.
2. Biaya besar. Influencer memberikan pengaruh yang sangat besar bagi merek saat melakukan review produk. Oleh karena itu, ongkos yang dikerahkan untuk bekerjasama dengan influencer juga tidak sedikit.
Baik UGC maupun influencer marketing memiliki kelebihannya masing-masing. Lalu mana yang efektif? Tergantung! Di lihat lagi apa tujuan campaign yang ingin dicapai.
Jika kamu ingin hasil signifikan dengan proses singkat, bisa menjadikan influencer marketing sebagai solusi untuk mengembangkan usaha dengan cepat.
Beda lagi kalau tujuanmu yang ingin membangun komunitas yang solid, bisa menjadikan UGC sebagai strategi andalan.
Bagi kamu yang memiliki small business dan memiliki budget yang ketat, UGC bisa jadi pilihan yang terbaik. Review autentik dari pelanggan yang sukarela dapat menjangkau pelanggan lebih luas.
Namun, bila brand kamu ingin mempromosikan produk dengan target audiens yang spesifik, influencer marketing lebih cocok.
Bekerjasama dengan influencer dapat mempersempit target audiens yang niche, serta memastikan konten memiliki sentimen positif dan kredibel.
Tentunya influencer marketing dan UGC juga dapat dikombinasikan untuk menghasilkan strategi pemasaran yang lebih efektif lagi.
Nah, sekarang kamu sudah mengetahui strategi mana yang cocok dengan bisnismu. Jika kamu memilih influencer marketing, ketahuilah Berapa Biaya yang Harus Disiapkan untuk Kerja Sama dengan Influencer?
DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU
RELATED TOPIC