knowledge
MENU
SEARCH KNOWLEDGE

Black Campaign dalam Influencer Marketing yang Perlu Dihindari

11 Jul  · 
3 min read
 · 
eye 12.667  
Influencer / KOL Management

Hindari Black Campaign Marketing

Apa itu black campaign dalam marketing? Kampanye hitam atau black campaign adalah tindakan tidak beretika yang dilakukan suatu brand untuk menjatuhkan brand lain. 

Bentuk tindakannya bisa berupa upaya menggiring opini negatif terkait produk atau layanan bisnis suatu brand dengan tujuan untuk menurunkan penjualan atau mematikan bisnis tersebut.

Alih-alih menguntungkan, menerapkan strategi black campaign untuk memasarkan atau mempromosikan bisnis malah bisa mendatangkan kerugian lho. Cari tahu yuk jenis black campaign dalam influencer marketing yang perlu Anda hindari.

5 Jenis Black Campaign yang Perlu Dihindari dalam Influencer Marketing

1. Menyebarkan Berita Bohong

Salah satu bentuk black campaign yang paling banyak dilakukan adalah menyebarkan berita bohong terkait produk atau layanan bisnis kompetitor. 

Tujuan dari penyelenggaraan kampanye hitam seperti ini untuk menjatuhkan kredibilitas, membuat konsumen tidak percaya lagi, atau bahkan berhenti membeli produk kompetitor.

Masalahnya ketika berita ini menjadi viral dan dikonsumsi oleh netizen, kemudian ketahuan kalau berita tersebut ternyata hoax, maka kampanye yang Anda selenggarakan jadi sia-sia.

Kerugian yang akan Anda alami tak hanya kehilangan sejumlah uang untuk menyelenggarakan digital campaign, tetapi juga bisa membuat konsumen tidak lagi percaya pada bisnis Anda.

Dampak berikutnya, konsumen melakukan boikot dan berhenti membeli produk maupun layanan bisnis dari brand Anda. 

2. Tidak Melakukan Riset

Anda ingin melakukan promosi produk melalui pembuatan konten di media sosial. Di dalam konten tersebut, Anda akan membandingkan produk Anda dengan produk kompetitor. Kelemahan produk kompetitor yang Anda masukkan dalam konten hanya berdasarkan isu yang beredar di pasar atau ulasan negatif dari pelanggan yang kecewa. 

Anda tidak melakukan riset, atau menggunakan produk itu sendiri untuk mencari tahu kekurangannya. Bahkan, Anda “membumbui kejelekan” produk kompetitor sehingga produk Anda terlihat lebih baik.

Nah, ini juga termasuk black campaign lho, mengingat semua informasi berkaitan dengan kompetitor yang Anda tampilkan dalam konten bukan hasil riset dan sama sekali tak didukung dengan data yang akurat.

3. Konten yang Terlihat Dibuat-Buat

Anda pasti pernah melihat jenis konten video prank yang dibuat-buat dan viral di media sosial, kan? Bagaimana perasaan Anda setelah menonton video tersebut? Tak nyaman? Merasa terganggu? Nah, apa yang Anda rasakan ini tentunya juga akan dirasakan oleh audiens.

Alih-alih menciptakan ketertarikan, konten yang dibuat-buat seperti ini, apalagi menjadikan produk kompetitor sebagai bahan candaan konyol, malah bisa membuat konsumen kehilangan respek pada brand Anda.

Daripada fokus menjelekkan produk atau layanan bisnis lain, kenapa tidak fokus saja membuat konten yang bagus mengenai produk Anda sendiri? Ada banyak ide konten yang bisa diangkat kok, tinggal bagaimana kreativitas Anda mengolahnya. 

Ingat, konsumen sekarang sudah cerdas dan mereka bisa menggali informasi dari banyak sumber untuk mencari tahu kebenaran suatu konten. Jangan sampai ya Anda terjebak dalam praktik black campaign yang hanya mendatangkan kerugian bagi bisnis Anda.

Apa saja sih kerugian dari menjalankan strategi black campaign dalam marketing?

Kerugian dan Dampak Buruk Black Campaign

1. Merusak Kepercayaan dan Kredibilitas

Terlibat dalam taktik negatif black campaign tidak hanya mencerminkan citra buruk perusahaan yang memulai kampanye, tetapi juga merusak kepercayaan dan kredibilitas brand dalam komunitas bisnis. 

Pelanggan dan pemangku kepentingan menghargai transparansi dan kejujuran. Maka brand yang melakukan praktik black campaign sudah tentu akan kehilangan reputasi baiknya untuk jangka panjang.

2. Kehilangan Pelanggan dan Penjualan

Di era digital seperti sekarang ini, informasi menyebar dengan cepat, dan rumor palsu dapat dengan cepat menodai citra perusahaan. Itulah sebabnya, konsumen semakin berhati-hati terhadap kebenaran suatu informasi.

Ketika Anda menerapkan black campaign dan konsumen tahu kalau Anda telah berbohong, maka akan sulit lho mengembalikan kepercayaan pelanggan yang terlanjur hilang. 

Bahkan pelanggan yang sudah tak lagi percaya dengan brand Anda akan berhenti membeli dan menggunakan produk atau layanan bisnis yang Anda tawarkan. Akibatnya pangsa pasar dan penjualan pun ikut turun.

3. Konsekuensi Hukum

Menyebarkan informasi palsu atau rumor dengan maksud untuk membuat bisnis lain rugi jelas masuknya sebagai tindakan pencemaran nama baik atau fitnah.

Kalau kampanye hitamnya Anda lakukan menggunakan media sosial, maka sanksi hukumnya akan bertambah dengan adanya UU ITE. Ini jelas akan merugikan pelaku black campaign.

Umumnya, perusahaan yang terlibat black campaign dapat menghadapi tuntutan hukum, denda yang besar, dan citra merek jadi rusak hingga sulit diperbaiki.

4. Mempengaruhi Persepsi dan Loyalitas Pelanggan

Membangun dan mempertahankan loyalitas pelanggan itu sangat penting karena berdampak pada kesuksesan bisnis dalam jangka panjang.

Ketika Anda terlibat dalam black campaign atau kampanye hitam, tentu pelanggan jadi mempertanyakan kredibilitas dan integritas perusahaan Anda. 

5. Beban Keuangan untuk Perbaikan

Selain merusak reputasi dan kepercayaan pelanggan, kampanye hitam dapat mempengaruhi keuangan perusahaan. 

Di saat yang sama muncul beban biaya untuk melakukan perbaikan akibat rusaknya reputasi, seperti biaya perkara di pengadilan, denda, ganti rugi, dan sebagainya.

Belum lagi penurunan penjualan dan kehilangan pasar yang signifikan juga akan berdampak pada keuangan usaha. Hal ini akhirnya mengurangi laba perusahaan, atau malah tidak ada keuntungan sama sekali karena sudah tak ada penjualan.


Banyak ya kerugian akibat praktik black campaign. Maka ada baiknya Anda hindari saja praktik pemasaran menggunakan black campaign. Agar tidak terjebak pada praktik black campaign, Anda bisa bekerja sama dengan digital agency yang memiliki reputasi dan pengalaman yang baik. 

Misalnya, bekerja sama dengan best digital agency, seperti RedComm Indonesia, yang sudah berpengalaman lebih dari 20 tahun dalam bidang periklanan dan pemasaran digital. 

RedComm juga sudah membantu lebih dari 500++ brand sehingga bisa berkembang dengan baik dan memperluas jangkauan pasar ke seluruh wilayah Indonesia dengan cara yang tepat sasaran dan efektif.

Selain itu, penghargaan Gold yang Redcomm Indonesia raih selama 5 kali berturut-turut sejak tahun 2018 hingga tahun 2022 lalu sebagai Indonesia Digital Agency Of The Year membuktikan kalau tim Redcomm bekerja secara profesional dalam setiap strategi yang mereka terapkan.

Kenapa sih harus bekerja sama dengan digital agency terpercaya? Baca di sini alasannya: Anda Butuh Best Digital Agency untuk Hindari 5 Bahaya dalam Influencer Marketing.

SUBSCRIBE NOW

RELATED TOPICS:

DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU

SUBSCRIBE NEWSLETTER