Contoh kuisnya bisa berupa berapa banyak audiens mengenal produk atau layanan bisnis Anda. Bisa pula kuesioner mengenai apa sih yang audiens butuhkan.
Untuk mendorong mereka mau menjawab kuis tersebut atau mengisi formulir yang disediakan, Anda bisa menyediakan “sedikit” hadiah, seperti e-book yang relevan dengan audiens, sample produk gratis, free menggunakan layanan untuk jangka waktu tertentu, dan sebagainya.
Selain itu, pastikan ketika pengisian kuis maupun formulir, mintalah audiens untuk memberikan data kontak mereka (yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan Anda), yaitu nama, alamat email, nomor telepon / HP, dan sebagainya.
2. Hubungi Calon Pelanggan Potensial
Setelah memiliki daftar kontak, yang berupa nama, alamat email, dan sebagainya, dari kuis atau formulir di website, Anda perlu melakukan analisis dan menyortir data. Mulailah dengan melacak data leads di media sosial LinkedIn.
LinkedIn adalah platform media sosial para profesional yang berfokus pada bisnis. Fokuskan analisis Anda pada leads yang berposisi sebagai eksekutif, pengambil keputusan di suatu perusahaan, atau pemangku kepentingan lainnya.
Menghubungi para eksekutif dengan industri yang relevan dengan bisnis Anda akan membantu Anda mendapatkan leads potensial dengan tingkat kemungkinan konversi lebih besar. Di saat yang sama, pastikan ketika memulai komunikasi, Anda tidak serta merta promosi.
Cobalah untuk menjalin hubungan baik dulu, baru kemudian mempresentasikan produk atau layanan bisnis Anda dengan cara yang menarik, soft selling, tanpa berusaha memaksa yang bisa membuat orang kesal.
Alangkah lebih baik lagi kalau Anda terlebih dahulu mencari pain point (masalah) yang mereka hadapi, kemudian beri mereka solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Ingin tahu lebih banyak cara berkirim email kepada calon pelanggan potensial, pelajari juga beberapa artikel yang membahas mengenai email marketing, seperti: