knowledge
MENU
SEARCH KNOWLEDGE

7 Tahapan Marketing Funnel untuk Mengenali Customer Journey

14 Aug  · 
3 min read
 · 
eye 623  
Digital Marketing

Tahapan Marketing Funnel

Di artikel sebelumnya telah dijelaskan mengenai empat tahap penting dalam marketing funnel untuk mengenali customer journey

Marketing funnel adalah model yang menggambarkan tahapan yang dilalui oleh calon pelanggan dari saat mereka pertama kali mengenal brand Anda hingga akhirnya melakukan pembelian, bahkan menjadi pelanggan setia. 

Dalam perkembangannya, strategi ini bisa disesuaikan hingga 7 step sesuai kebutuhan bisnis lho! Simak penjelasannya dalam artikel ini, yuk

7 Tahapan Marketing Funnel

Anda perlu memahami di tahap mana konsumen berada agar bisa menerapkan strategi pendekatan yang tepat. Nah berikut pemaparan mengenai 7 langkah marketing funnel

1. Awareness (Kesadaran)

Kesadaran akan sebuah merek menjadi langkah pertama dalam perjalanan konsumen sebelum membeli produk. 

Ketika konsumen sudah menyadari keberadaan produk, jasa, atau layanan bisnis Anda, kemungkinan terjadinya konversi akan lebih besar. Tak heran jika banyak brand yang berlomba-lomba membangun dan meningkatkan brand awareness

Di tahap ini, Anda perlu membuat calon pelanggan benar-benar mengenali keberadaan bisnis Anda. Untuk itu, Anda bisa menerapkan berbagai strategi, seperti:

  • Memasang iklan berbayar dan menempatkan di media sosial, YouTube, maupun di media sosial.
  • Menerapkan strategi content marketing dan menyediakan konten blog yang informatif.
  • Promosi dan pemasaran dengan menerapkan social media marketing, SEO, dan SEM.
  • Bekerja sama dengan influencer maupun blogger

Kenapa tahap awareness ini penting? Karena keberhasilan di tahap inilah yang akan membuat calon pelanggan melangkah ke tahap berikutnya. 

Itulah sebabnya, Anda sebagai pebisnis perlu bersungguh-sungguh dalam membangun branding, meningkatkan visibilitas bisnis secara online dan offline, hingga memastikan produk mudah konsumen temukan.

Anda juga bisa kok membuat desain konten, jingle, tagline, atau event yang seru untuk mendapatkan perhatian konsumen dan membuat mereka mengingat brand Anda dengan baik.

2. Interest (ketertarikan)

Setelah membangun kesadaran, langkah selanjutnya adalah menumbuhkan ketertarikan. 

Pada tahap ini, Anda perlu memberikan informasi yang lebih mendalam tentang produk atau layanan yang tersedia. Konten edukatif, seperti e-book, webinar, dan white papers, sangat efektif untuk menarik minat calon pelanggan. 

Ketika konsumen sudah sering terpapar dengan iklan, konten, atau jenis media promosi lainnya yang membahas tentang produk dan bisnis Anda, maka akan muncul ketertarikan. Nah, ketertarikan tersebut mendorong mereka untuk mencari tahu lebih banyak.

Maka selanjutnya tugas Anda adalah membangun interaksi secara lebih personal dengan calon pelanggan. 

Misalnya dengan berinteraksi di media sosial, mengirimkan email marketing, hingga menyelenggarakan digital campaign, seperti giveaway, kuis, atau event menarik lainnya.

Jika cara ini Anda lakukan, maka potensi calon pelanggan berubah menjadi leads potensial akan terjadi. Bahkan kalau Anda menerapkan email marketing, menurut HubSpot, cara ini bisa menghasilkan ROI sebesar 3.800%.

3. Consideration / Desire (Menimbang)

Pada tahap ini, calon pelanggan mulai mempertimbangkan apakah produk atau layanan Anda bisa menjadi solusi untuk menyelesaikan permasalahan mereka. 

Maka, mereka mulai melakukan riset dan mencari sebanyak mungkin informasi dan pilihan yang tersedia, mencari ulasan pelanggan, dan mengevaluasi berbagai penawaran. 

Hal ini sejalan dengan hasil survei dari Bright Local, 82% konsumen membaca ulasan online untuk bisnis lokal sebelum memutuskan untuk membeli .  

Untuk membantu mereka dalam proses ini, Anda bisa menyediakan demo produk, uji coba gratis, atau studi kasus yang menunjukkan keberhasilan pengguna sebelumnya.

4. Action /  Conversion / Purchase (Konversi)

Setelah yakin kalau produk yang Anda tawarkan merupakan pilihan terbaik bagi mereka, maka calon pelanggan akan melakukan tindakan yang diinginkan, seperti membeli produk atau mendaftar layanan. 

Kabar buruknya, bisa jadi saat mereka mau melakukan tindakan tertentu, terjadi distraksi dan akhirnya mengalami penundaan. 

Bisa karena konsumen yang menunda dulu niatnya untuk membeli, karena loading page website untuk melakukan pembelian terlalu lambat, tidak ada instruksi pembayaran, dan sebagainya.

Studi dari Baymard Institute menunjukkan rata-rata tingkat pengabaian keranjang belanja sekitar 69,80%, sehingga Anda perlu benar-benar memberi perhatian pada kelancaran proses checkout.

Cara mendorong terjadinya konversi, lakukan hal berikut:

  • Berikan penawaran khusus, diskon, atau jaminan uang kembali. 
  • Perhatikan loading website agar cepat dan ada navigasi yang jelas.
  • Pastikan konsumen mendapatkan pengalaman berbelanja yang mudah, praktis, efisien, dan menyenangkan.

5. Loyalty

Tahap loyalitas adalah ketika pelanggan sudah melakukan pembelian dan Anda harus berusaha untuk mempertahankan mereka. 

Pelanggan yang loyal tidak hanya membeli lagi, tetapi juga dapat menjadi pemberi referensi yang ikut mempromosikan dan memasarkan bisnis Anda. 

Untuk menjaga pelanggan agar tetap loyal dan setia, Anda bisa membuat program loyalitas pelanggan dengan benefit yang menarik untuk mereka, menjaga hubungan baik, memberi perhatian khusus yang menyenangkan bagi mereka (ucapan ulang tahun, reward untuk member, dan sebagainya).

Ingat, menjaga pelanggan setia jauh lebih murah lho ketimbang biaya mendapatkan pelanggan baru. Apalagi menurut data dari Accenture, pelanggan yang loyal bisa menghasilkan pendapatan hingga 23% lebih banyak dibandingkan pelanggan baru.

6. Retention ( Membeli Kembali)

Retention adalah tahap di mana Anda berusaha memastikan pelanggan kembali melakukan pembelian ulang. 

Untuk itu, Anda bisa menerapkan strategi retargeting campaign, mengirimkan email follow up, penawaran khusus untuk pelanggan setia, dan konten yang relevan dengan kebutuhan mereka. 

Meningkatkan retensi pelanggan sebesar 5% dapat meningkatkan profitabilitas hingga 75% lho seperti data dari Bain & Company. Ini artinya, pelanggan yang kembali biasanya memiliki nilai seumur hidup yang lebih tinggi dan biaya akuisisi yang lebih rendah.

7. Advocacy (Testimoni)

Tahap terakhir adalah advocacy. Pada tahap ini pelanggan menjadi pendukung bisnis Anda dan merekomendasikan produk atau layanan Anda kepada orang lain. 

Testimoni dan ulasan positif sangat berharga karena dapat meningkatkan kepercayaan calon pelanggan baru. Anda dapat mendorong pelanggan untuk memberikan testimoni melalui program referral atau insentif lainnya.

Ini sejalan dengan hasil survei yang pernah Nielsen rilis bahwa 92% konsumen mempercayai rekomendasi dari teman dan keluarga mengenai suatu produk atau layanan ketimbang langsung percaya dengan iklan.

Menyesuaikan Marketing Funnel dengan Jenis Bisnis

Sebelum memutuskan membuat marketing funnel, pebisnis harus menentukan jenis bisnisnya dulu dan menyesuaikan dengan marketing funnel yang dibutuhkan.

Marketing funnel sering kali berubah tergantung pada basis pelanggan Anda. Apakah bisnis Anda melayani pembelian Business to Business (B2B) atau Business to Customer (B2C)?

1. B2C

Pelanggan B2C sering menavigasi funnel sendirian atau atas rekomendasi orang tepercaya, seperti keluarga dan teman. 

Artinya, customer journey mereka akan melalui setiap tahapan funnel berdasarkan pengetahuan dan keputusan mereka sendiri.

2. B2B

Berbeda dengan pelanggan B2C, biasanya pelanggan B2B memiliki bagian pembelian yang lebih kompleks dan lebih terfokus. 

Hal ini karena mereka seringkali melakukan pembelian dalam jumlah besar dan umumnya untuk jangka waktu tertentu.

Sebelum mengambil keputusan untuk melakukan pembelian, akan ada orang-orang yang berunding, bernegosiasi, dan bersepakat, untuk mendapatkan win-win solution yang menguntungkan kedua belah pihak. 

Bahkan mereka perlu berinteraksi terlebih dulu dengan perwakilan penjualan di tahap akhir funnel marketing sebelum memutuskan deal.


Dengan menyesuaikan setiap tahap sesuai dengan kebutuhan bisnis dan pelanggan, Anda dapat meningkatkan efektivitas strategi pemasaran. Namun sebelum mulai membuatnya, cari tahu dulu Tipe & Jenis Funnel Marketing yang Trend Saat Ini.

Jika setelah membaca artikel tentang 7 tahapan dalam marketing funnel, dan Anda masih butuh saran untuk mengoptimalkan customer journey, boleh juga mengajak tim digital marketing agency Indonesia yang berkantor di Jakarta untuk berdiskusi dengan klik Kontak Redcomm

SUBSCRIBE NOW

RELATED TOPICS:

DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU

SUBSCRIBE NEWSLETTER