knowledge
MENU
SEARCH KNOWLEDGE
Memahami Bounce R...

Memahami Bounce Rate pada Website dan Cara Menurunkannya

23 Oct  · 
3 min read
 · 
eye 33.958  
SEO

Memahami Bounce Rate Pada Website Dan Cara Menurunkannya

Bounce rate yang tinggi bisa menjadi ancaman serius bagi kinerja website, terutama untuk situs bisnis yang mengandalkan traffic organik untuk meningkatkan penjualan atau awareness.

Apakah kinerja situs web bisnis Anda masih kurang bagus karena ada banyak pengunjung yang keluar tanpa melakukan interaksi sehingga angka bounce rate menjadi tinggi? 

Jika iya, maka Anda perlu mencari tahu berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja website. Tetapi sebelum itu, pahami dulu yuk apa itu bounce rate dan cara menurunkannya di artikel ini.

Apa Itu Bounce Rate?

Secara sederhana, bounce rate adalah persentase pengunjung yang datang ke situs web Anda, lalu meninggalkannya begitu saja tanpa membuka halaman lain maupun berinteraksi di dalam situs web.

Bounce rate diukur dari jumlah kunjungan tunggal yang tidak berinteraksi dengan elemen lain di halaman seperti klik, scroll, atau kunjungan ke halaman lain di dalam situs.

Semakin tinggi bounce rate, semakin besar indikasi konten atau halaman tidak sesuai dengan preferensi dan kebutuhan audiens. 

Gawatnya, bounce rate yang tinggi bisa menjadi sinyal bagi search engine kalau situs Anda tidak relevan. Ini kalau terjadi terus menerus akan mempengaruhi peringkat SEO secara negatif.

Jadi apa yang harus dilakukan? Anda bisa membaca beberapa rekomendasi mengenai bounce rate ini terlebih dahulu:

Jika sudah, Anda bisa melanjutkan pembahasan mengenai cara menurunkan bounce rate yang akan diulas lengkap di bawah ini.

5 Cara Mudah Menurunkan Bounce Rate

1. Optimalkan Load Speed Halaman

Kecepatan loading halaman web jadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi keputusan pengunjung, apakah hendak menunggu sampai halaman terbuka atau langsung berpindah ke website lain. 

Hasil survei dari Google menyebutkan kalau lebih dari 53% pengguna mobile akan meninggalkan halaman jika waktu muat halaman situs lebih dari tiga detik. 

Ini fakta yang tak bisa Anda pungkiri. Tak ada audiens yang mau menunggu lama hanya untuk mengakses satu halaman web, sementara mereka bisa menemukan informasi serupa di situs lain dengan lebih cepat.

Maka Anda sebagai pemilik website perlu lebih perhatian mengenai pentingnya kecepatan muat halaman dan pastikan halaman situs web bisnis Anda sudah terbuka tidak lebih dari 3 detik. 

Untuk mengoptimalkan kecepatan situs web, berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan:

  • Kompres foto, image, infografis, dan ukuran gambar jenis lainnya agar maksimal hanya 100Kb, tanpa mengurangi kualitasnya.
  • Kurangi penggunaan tools, plugin, atau script-script yang tidak perlu dan hanya membuat website jadi berat.
  • Gunakan template dan desain website yang ringan, responsif, dan SEO friendly.
  • Format gambar yang SEO friendly, misalnya sudah .webp.
  • Anda bisa menggunakan caching browser agar pengunjung tidak perlu mengunduh ulang elemen situs.
  • Minimalkan kode HTML, CSS, dan JavaScript yang tidak perlu.

2. Format Konten Mudah Dibaca

Konten yang ditulis dengan format yang mudah dibaca akan membuat pengunjung betah lebih lama di halaman. 

Artikel panjang tanpa jeda, paragraf yang terlalu padat, atau font yang terlalu kecil dapat membuat pengunjung merasa lelah hanya untuk membaca konten di situs Anda.

Tips meningkatkan keterbacaan konten, antara lain:

  • Hanya publikasikan konten yang berkualitas dan bermanfaat bagi audiens.
  • Gunakan paragraf pendek dan jelas, maksimal 3-4 kalimat per paragraf.
  • Tambahkan headings dan subheadings (H2, H3) untuk membagi konten menjadi beberapa bagian yang lebih terstruktur.
  • Terapkan jenis penulisan konten yang sesuai target audiens.
  • Gunakan bullet point atau numbering untuk memudahkan audiens menyerap informasi penting.

Agar tidak mengalami hal tersebut, sebaiknya buat konten berkualitas tinggi dengan format yang mudah dipahami. Anda bisa menggunakan headings, subheadings, bullet point, dan sebagainya untuk meningkatkan keterbacaan artikel.

Lalu lengkapi dengan gambar dan infografis pendukung yang membantu audiens memahami isi konten dengan lebih baik. 

Jika syarat ini bisa Anda penuhi, maka situs web Anda bisa jadi akan menjadi rujukan bagi banyak orang ketika mereka membutuhkan informasi tertentu.

3. Gunakan CTA yang Jelas

Sisipkan call to action (CTA) yang jelas pada halaman konten. Penggunaan CTA bertujuan agar audiens mengetahui langkah apa yang harus diambil jika tertarik dengan artikel yang Anda suguhkan. 

Misalnya kalimat “baca selengkapnya” untuk mengarahkan audiens membuka halaman secara keseluruhan. 

Contoh lain, CTA dalam bentuk kalimat “beli sekarang” untuk mengarahkan audiens ke halaman pemesanan produk.

Penggunaan CTA yang jelas dapat membantu audiens lebih mudah berinteraksi pada halaman web. Semakin lama mereka berselancar di dalam web, waktu kunjungan halaman akan meningkat dan menurunkan bounce rate.

Jika ingin tahu lebih banyak mengenai Call to Action atau CTA, Anda bisa mempelajarinya di sini:

4. Tampilan Website Mobile Friendly

Saat ini, generasi dan Gen Z terutama, lebih banyak menggunakan perangkat mobile untuk mengakses internet dan bermedia sosial. 

Otomatis Anda sebagai pemilik website harus mengoptimalkan situs agar mudah terbaca di tipe perangkat mobile apa pun, bahkan dalam ukuran layar yang beragam.

Kenapa hal ini penting? Sebab, situs yang tidak dioptimalkan untuk perangkat mobile berpotensi memiliki bounce rate yang lebih tinggi. 

Desain yang tidak responsif, tampilan yang kacau di layar kecil, atau navigasi yang rumit dapat menyebabkan audiens cepat meninggalkan situs Anda.

Untuk menurunkan bounce rate, Anda harus terlebih dulu memastikan website bisnis sudah mobile friendly, seperti:

  • Menggunakan desain website yang responsif sehingga elemen halaman otomatis menyesuaikan dengan ukuran layar.
  • Pastikan font cukup besar untuk dibaca di layar kecil.
  • Gunakan tombol dan link yang mudah diklik dengan jari.

Google juga memperhitungkan mobile usability dalam algoritma peringkatnya. Jadi kalau situs bisnis Anda sudah mobile friendly, Anda tidak hanya menurunkan bounce rate, tetapi juga memperbaiki peringkat SEO.

5. Hindari Penggunaan Pop-up yang Berlebihan

Situs web yang memiliki banyak traffic biasanya berpotensi untuk menghasilkan uang. Misalnya dengan menayangkan iklan pop-up atau iklan yang muncul setelah beberapa saat pengunjung berada pada website. 

Kadang, tampilan pop-up yang muncul untuk kebutuhan navigasi, ternyata malah menutupi konten. Tentunya hal ini akan mengganggu kenyamanan audiens yang ingin membaca konten. Nah penggunaan pop-up yang seperti ini sebaiknya dihindari. 

Sederhananya, coba kembalikan ke diri Anda sendiri sebagai user. Ketika Anda sedang berselancar di dalam suatu website dan ingin membaca artikel yang sepertinya menarik, lalu muncul pop-up, pasti rasanya tidak nyaman, kan? 

Pop-up yang muncul terlalu sering atau terlalu cepat dapat mengganggu pengalaman pengunjung dan menyebabkan mereka meninggalkan situs. 

Memang, pop-up efektif untuk mengumpulkan leads. Tetapi jika digunakan secara berlebihan atau tanpa strategi yang tepat, malah bisa jadi alasan audiens meninggalkan situs Anda.

Inilah yang kemudian membuat angka bounce rate menjadi tinggi dan Anda pun kehilangan satu calon pelanggan. 


Itulah beberapa cara menurunkan bounce rate yang bisa Anda coba. Ada banyak manfaat yang bisa Anda dapatkan kalau angka bounce rate kecil. Tak percaya?  Baca deh artikel selanjutnya: Bounce Rate dan Seberapa Penting Dampaknya bagi Website Bisnis.

SUBSCRIBE NOW

RELATED TOPICS:

DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU

SUBSCRIBE NEWSLETTER