Setiap mengunggah artikel untuk website, Anda membutuhkan gambar yang sesuai demi mendukung isi dari konten.
Setiap mengunggah artikel untuk website, Anda membutuhkan gambar yang sesuai demi mendukung isi dari konten.
Penggunaan gambar, foto, maupun infografis bertujuan untuk menarik minat pembaca dan menciptakan konten yang SEO friendly. Untuk itu, memilih format gambar dan ukuran file sangatlah penting.
Lalu, format gambar apa saja yang bisa dipilih untuk konten website? Ada beberapa format yang biasanya digunakan, yaitu JPG atau JPEG, GIF yang berupa gambar bergerak, PNG, WebP, dan SVG. Simak kelebihan dan kekurangannya di artikel kali ini.
Gambar untuk konten website umumnya merupakan gambar mode landscape dengan ukuran gambar 1280 x 720 pixel, 600 x 400 pixel, dan lainnya, sesuai dengan lebar template atau desain website.
Namun tidak menutup kemungkinan, ada website yang menambahkan gambar pendukung mode portrait, bahkan persegi, seperti konten feed Instagram.
Begitu juga dengan format file gambar yang dipilih, ada JPEG, PNG, GIF, WebP, dan SVG. Berikut perbedaan masing-masing ekstensi file tersebut.
Joint Photographic Experts Group atau JPEG adalah salah satu format gambar yang SEO friendly. Format ini paling sering digunakan karena memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan berikut:
Biasanya, format ukuran JPEG bisa Anda gunakan untuk situs fotografi digital. Namun ada banyak praktisi content writer internet, seperti blogger, yang juga menggunakannya sebagai pelengkap artikel yang mereka publikasikan di blog.
Format PNG atau Portable Network Graphics adalah format gambar atau foto yang bersifat transparan pada background serta logo. Ketika melakukan pengeditan format gambar PNG melalui proses kompresi sampai pada ukuran yang terendah, hasil gambarnya tetap berkualitas.
PNG dianggap sebagai ekstensi gambar yang SEO friendly karena format gambar ini sangat memperhatikan kehalusan dan kedalaman warna yang baik. Apalagi untuk pembuatan infografis.
Sayangnya, PNG memiliki ukuran file yang terbilang besar dibanding JPG atau JPEG, sehingga bisa membuat loading website maupun halaman artikel lebih lama. Nah, jika tetap ingin menggunakan format ini, mau tidak mau Anda perlu melakukan kompresi untuk memperkecil ukuran atau size gambar.
Format file GIF memiliki ukuran yang paling kecil dibandingkan format lainnya. Di masa lalu, format gambar ini hanya digunakan sebagai logo. Namun sekarang banyak yang menggunakannya sebagai file animasi atau gambar yang bisa bergerak.
Bahkan sejak kemunculan media sosial, seperti Facebook, WhatsApp, Telegram, Instagram, dan TikTok, file gambar dengan format GIF semakin banyak digunakan. Ukurannya yang kecil sudah pasti tidak memakan banyak kapasitas penyimpanan, baik di gadget atau perangkat lain yang Anda gunakan.
Meski begitu, GIF juga memiliki kekurangan, seperti ukuran file yang bisa membengkak jika durasi animasinya panjang, dan kualitas gambar yang terbatas jika dikompresi karena kedalamannya hanya 8-bit.
Web Picture Format atau WebP adalah format gambar yang dikembangkan oleh Google dengan tujuan menyediakan gambar berukuran kecil, namun tetap berkualitas tinggi, melalui teknik kompresi lossy dan lossless.
Website yang konten gambarnya menggunakan format WebP tentunya lebih SEO friendly karena pemuatan halaman situs web menjadi lebih cepat dibandingkan situs dengan gambar pendukung berekstensi JPG dan PNG.
File WebP biasanya hasil kompresi dari gambar JPEG, PNG, dan GIF, sehingga kualitas gambarnya tetap bagus meski ukuran file-nya di bawah 100kb.
Hal yang perlu Anda perhatikan, jenis gambar WebP masih memiliki kompatibilitas yang terbatas, sehingga Anda perlu memastikan gambar benar-benar bisa diakses di semua perangkat.
Kekurangan lainnya dari file gambar berformat WebP, tetap ada potensi kehilangan kualitas gambar, terutama gambar dengan detail atau gradasi warna yang halus.
Format gambar SVG atau Scalable Vector Graphics adalah format gambar vektor yang populer di dunia desain website. Sama halnya seperti format WebP, SVG juga memiliki ukuran file yang lebih kecil dari JPG maupun PNG.
Karena merepresentasikan vektor, file gambar ini tidak akan kehilangan kualitasnya ketika ukurannya diubah. Uniknya lagi, karena menggunakan kode XML, mesin pencari bisa membaca konten dalam gambar SVG.
Dengan kata lain, teks atau informasi lainnya yang terdapat dalam gambar SVG bisa terindeks oleh mesin pencari, sehingga bisa meningkatkan SEO website Anda.
Sayangnya, format file SVG tidak cocok untuk gambar yang kompleks dan memiliki detail halus serta tidak semua browser bisa mengaksesnya.
Perkembangan dunia digital membuat pilihan format file gambar dan foto semakin beragam. Jika dulu hanya ada JPG, PNG, dan GIF yang cocok untuk konten website, maka sekarang sudah ada format SVG dan WebP, kedua format gambar ini disebut sebagai format terbaik untuk mendukung SEO website di masa mendatang.
Selain mengetahui berbagai format gambar SEO friendly, kamu juga bisa lho mendapatkan gambar untuk konten website dengan mudah. Ini rekomendasi Situs Download Gambar Gratis untuk Mempercantik Artikel Website.
DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU
RELATED TOPIC