Media sosial sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Media sosial sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Dengan rata-rata orang dewasa menghabiskan hampir 2,5 jam setiap hari di media sosial, jelas jadi bukti berapa media sosial tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Pengaruhnya tak hanya pada kehidupan pribadi lho ternyata, namun juga menjadi bagian integral dari bagaimana suatu perusahaan beroperasi. Semakin kuat online presence suatu brand, semakin lekat namanya dalam ingatan konsumen.
Nah, apakah Anda ingin meningkatkan penjualan dengan memanfaatkan media sosial? Simak yuk tips praktis dan cara cerdasnya di artikel ini.
Langkah pertama dalam upaya meningkatkan penjualan menggunakan media sosial, Anda harus mengenali siapa yang menjadi target audiens hingga platform yang biasanya mereka gunakan. Untuk itu, ikuti beberapa tahapan berikut:
Sebagai profesional penjualan, Anda harus memiliki buyer persona atau profil pelanggan ideal yang sudah direncanakan dengan baik.
Profil ini harus dapat menjelaskan informasi kunci tentang siapa calon konsumen potensial yang relevan dengan produk, jasa, atau layanan bisnis yang Anda tawarkan.
Misalnya begini:
Setelah selesai membuat profil pelanggan ideal, gunakan informasi ini untuk menentukan platform media sosial mana yang paling aktif mereka gunakan.
Misalnya, jika perusahaan Anda adalah tipe B2C dan menargetkan konsumen Generasi Z, pertimbangkan untuk menggunakan TikTok atau Instagram Reels dibandingkan Facebook.
Sebaliknya, perusahaan B2B yang ingin mendapatkan akses langsung ke para profesional berpengalaman, LinkedIn mungkin menjadi platform yang lebih produktif daripada melakukan pemasaran di Pinterest.
Selain memahami platform mana yang sering audiens gunakan, luangkan waktu untuk memahami bagaimana pelanggan menggunakan platform-platform tersebut.
Contohnya, jika pelanggan lebih suka konten yang terlihat alami dari pengguna, maka kemungkinan besar Anda akan menemukan mereka di Instagram karena di situlah jenis konten tersebut paling baik perform.
Sementara kalau ternyata audiens lebih suka konten instruksional, kemungkinan besar mereka akan lebih banyak menghabiskan waktu di YouTube.
Dengan informasi yang lengkap dan detail terkait target audiens dan platform yang mereka gunakan, akan memungkinkan Anda memfokuskan energi untuk membangun hubungan baik dan memberi layanan pelanggan terbaik.
Social proof dalam materi penjualan itu seperti apa? Ada cukup banyak social proof yang biasanya bisa Anda temukan di berbagai akun media sosial milik konsumen. Misalnya:
Saat menemukan review online yang positif mengenai brand atau produk, Anda bisa menyebutkan mereka dalam materi promosi atau presentasi penjualan. Ini menjadi cara terbaik untuk membangun kepercayaan dan kredibilitas brand.
Hal yang sama juga bisa Anda lakukan saat menemukan ada pelanggan yang memposting produk atau layanan bisnis yang mereka gunakan dengan cara menarik, langsung saja repost di media sosial brand ya.
Ada lagi bentuk social proof lainnya yang juga kuat, bahkan berdampak layaknya rekomendasi dari mulut ke mulut, yaitu testimoni atau cerita pelanggan.
Biasanya, testimoni ini bentuknya lebih panjang dan lebih detail terkait tingkat kepuasaan pelanggan terhadap produk maupun layanan bisnis Anda.
Bagikan kisah-kisah pelanggan ini ke tim pemasaran, supaya tim pemasaran bisa menjadikannya sebagai konten yang menarik untuk ditayangkan di media sosial brand.
Kalau Anda secara teratur membagikan kisah pelanggan yang puas dan bahagia ini kepada lebih banyak konsumen di luar sana, maka jangkauan pemasaran Anda jadi lebih luas, sekaligus bisa menarik perhatian calon konsumen baru.
Cara inilah yang nantinya dapat dapat membantu meningkatkan penjualan bisnis.
Media sosial dapat menjadi media yang efektif untuk memprospek dan terhubung dengan kontak-kontak baru, terutama bagi mereka yang bekerja dalam penjualan B2B.
Contoh platform yang bisa Anda gunakan, yaitu LinkedIn. Platform ini memungkinkan Anda menemukan dan membangun hubungan dengan calon pelanggan.
Versi gratis dari LinkedIn bahkan sudah memiliki fitur pencarian yang memungkinkan Anda menyaring pengguna berdasarkan kata kunci, industri, lokasi, riwayat pekerjaan, dan koneksi bersama.
Anda juga bisa memaksimalkan proses mendapatkan konsumen baru ini menggunakan LinkedIn Sales Navigator yang sudah dilengkapi dengan fitur pencarian lanjutan, rekomendasi pelanggan potensial, hingga dapat terhubung dengan aplikasi CRM yang Anda gunakan.
Kalau ingin lebih optimal lagi, coba terapkan Cara Meningkatkan Penjualan di LinkedIn yang Terbukti Manjur.
Kekuatan social listening dapat membantu Anda memahami bagaimana pemikiran dan perasaan pelanggan berkaitan dengan produk, layanan bisnis, maupun brand Anda.
Gunakan informasi yang kamu dapatkan untuk menyesuaikan strategi promosi dan penjualan yang lebih relevan dengan kebutuhan audiens.
Berikut beberapa cara menggabungkan social listening ke dalam ritme operasional:
Untuk melakukan analisis kompetitif, Anda bisa melihat konten apa yang dibagikan oleh pesaing saat mereka berinteraksi dengan audiens, cara mereka mengumumkan peluncuran produk baru, dan mempromosikan produk saat ini.
Akses juga komentar dan ulasan untuk melihat bagaimana respons konsumen terhadap produk dan layanan bisnis kompetitor tersebut.
Setelahnya, analisis semua review yang Anda dapatkan, baik yang berupa review bagus dari pelanggan, kritik, saran, hingga keluhan. Menelusuri informasi ini secara teratur dapat membantu Anda menemukan, sekaligus memperkuat unique selling point (USP).
Nah, bagaimana? Apakah Anda siap melejitkan penjualan dengan memanfaatkan media sosial? Jika sudah, lanjutkan membaca beberapa Kesalahan Social Media Marketing yang Sering Dilakukan Pebisnis agar Anda bisa menghindarinya.
DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU
RELATED TOPIC