MENU
SEARCH KNOWLEDGE

Kesalahan Social Media Marketing yang Sering Dilakukan Pebisnis

18 Mar  · 
2 min read
 · 
eye 6.208  
Social Media

redcomm

Kesalahan-kesalahan dalam komunikasi melalui media sosial yang sering dilakukan pebisnis, antara lain mengabaikan tren, tidak melakukan inovasi, dan tidak merespons komentar atau pertanyaan audiens. 

Kesalahan lainnya yang juga sering dilakukan pebisnis, misalnya menghindari konflik atau kritik, tidak melakukan analisis dan evaluasi terhadap strategi pemasaran yang sudah dijalankan, dan sebagainya. Yuk, baca penjelasan lengkapnya supaya Anda tidak melakukan kesalahan yang sama.

Ini Kesalahan Social Media Marketing yang Sering Dilakukan Pebisnis

1. Tidak Menanggapi atau Merespons Komentar atau Pertanyaan Pengguna

Banyak brand yang hanya berfokus pada promosi dan menjual produk ketika menerapkan strategi social media marketing. Padahal sesuai namanya, media sosial adalah tempat untuk saling terhubung dan berinteraksi satu sama lain, seperti halnya pertemuan di dunia nyata.

Nah, agar bisa terhubung dan saling berinteraksi, tentu harus saling merespons juga, kan? Dengan pebisnis merespons komentar maupun pertanyaan pelanggan dengan baik, maka dapat menumbuhkan kedekatan emosional. Karena fakta saat ini, hubungan yang dekat antara brand dengan pelanggan bisa meningkatkan kesetiaan dan loyalitas pelanggan.

Anda bisa belajar dari cara Netflix Indonesia memberi respons terhadap setiap komentar yang masuk di media sosial mereka. 

Jadi di media sosial tersebut, mereka tidak hanya melakukan publikasi konten yang memang sesuai dengan kriteria target market, namun pihak Netflix juga rajin membalas komen dengan bahasa yang asyik. 

Dengan cara ini, tak sedikit pengguna lain ikut berinteraksi dengan menuliskan opini mereka di kolom komentar.

Jika Anda ingin melakukan hal yang sama, tetapi kewalahan memberi respons akibat banyaknya komentar maupun pertanyaan yang masuk, tak ada salahnya Anda mempertimbangkan untuk menggunakan tenaga admin khusus mengelola media sosial bisnis Anda.

2. Menghindari Konflik atau Kritik

Menghindari konflik atau kritik merupakan kesalahan yang banyak dilakukan pebisnis. Padahal kritik maupun konflik yang berkaitan dengan pengalaman pengguna dengan produk bisnis harus segera Anda tanggapi agar tak melebar ke mana-mana.

Di saat yang sama, kritik dari pelanggan akan memberi banyak keuntungan. Misalnya, Anda jadi layanan atau produk seperti apa yang bisa memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pelanggan. Anda juga bisa mendapatkan informasi mengenai kompetitor, baik keunggulan maupun kekurangan produk mereka.

Jika bisa mengelola setiap kritik, masukan, bahkan konflik dengan baik, Anda akan mendapatkan lebih banyak keuntungan lho, seperti mendapatkan masukan untuk melakukan perbaikan dan pengembangan bisnis, mendapatkan kesempatan untuk mengelola pelanggan yang kecewa dan “menyembuhkan” rasa kecewa mereka, serta nantinya bisa meningkatkan reputasi dan loyalitas pelanggan.

Jangan sampai, satu pelanggan yang kecewa menyampaikan kritik, namun tidak Anda tanggapi, akhirnya pelanggan itu pergi. Yang lebih gawat, satu pelanggan yang kecewa bisa menyebarkan berita buruk tentang brand Anda secara luas dan membuat Anda kehilangan lebih banyak pelanggan lagi.

3. Tidak Melakukan Analisis atau Evaluasi Terhadap Strategi Pemasaran 

Setelah menerapkan strategi marketing berbentuk apa pun, Anda harus selalu melakukan analisis dan evaluasi. Mengapa? Sebab, Anda perlu tahu apakah strategi tersebut berhasil atau gagal? Jika gagal, apa penyebabnya? Dan hasil analisis dan evaluasi ini akan membantu Anda membuat strategi yang lebih baik di masa depan.

Melakukan analisis dan mengevaluasi strategi marketing secara berkala juga akan memberi Anda banyak keuntungan, antara lain:

  • Penentuan strategi social media marketing selanjutnya bisa lebih baik berdasarkan hasil evaluasi dan analisis penerapan strategi sebelumnya.
  • Anda bisa melakukan perbaikan akan kinerja bisnis di masa depan.

Beberapa metriks yang harus Anda perhatikan saat melakukan analisis dan evaluasi, antara lain pertumbuhan akun dengan melihat jumlah pengikut dalam rentang waktu tertentu hingga mengetahui besarnya nilai engagement pada setiap konten yang sudah dipublikasikan.

4. Mengabaikan Tren dan Inovasi

Media sosial menjadi tempat munculnya beragam tren baru di tengah masyarakat. Memahami apa saja yang tengah diminati wajib Anda lakukan agar dapat menyajikan konten yang tetap up to date dan related dengan target market. 

Inovasi juga perlu dilakukan agar audiens tidak bosan. Rasa jenuh dari konsumen, tentu berdampak buruk bagi bisnis karena bisa membuat mereka berpindah ke lain tempat yang masih baru gres atau sudah berinovasi melakukan sesuatu yang berbeda. 

5. Kekurangan Sumber Daya untuk Mengelola Media Sosial

Mayoritas brand menganggap mengelola media sosial bisa dikerjakan oleh satu orang saja. Tak heran jika akhirnya orang tersebut kewalahan karena harus bekerja sebagai admin, social media spesialis, hingga merangkap sebagai tim desain. 

Padahal setiap jobdesk tersebut membutuhkan sentuhan yang berbeda lho. Cuma mempekerjakan satu orang untuk mengelola media sosial tentu hasilnya tidak maksimal. Misalnya saat ia sedang membuat konten, tiba-tiba ada komentar masuk yang harus segera direspon sehingga membuat fokusnya buyar. 

Nah, jika ingin akun media sosial memiliki performa maksimal, tak ada salahnya Anda merekrut tim khusus yang kompeten. Bagaimana pun, Anda perlu menghadirkan hubungan hangat meski hanya bertemu secara virtual melalui konten di media sosial. 


Melakukan promosi dan pemasaran di media sosial, sekalipun memberi peluang dan sangat potensial, tidak akan mendatangkan hasil sesuai harapan jika Anda melakukan banyak kesalahan dalam penerapannya. Maka setelah mengetahui berbagai kesalahan yang sering dilakukan pebisnis di atas, ada baiknya Anda menghindari atau melakukan pencegahan agar jangan sampai melakukannya.

SUBSCRIBE NOW

RELATED TOPICS:

DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU

SUBSCRIBE NEWSLETTER