Buyer persona adalah gambaran fiktif mengenai konsumen potensial yang dibuat berdasarkan hasil riset target audiens yang ingin dijangkau.
Buyer persona adalah gambaran fiktif mengenai konsumen potensial yang dibuat berdasarkan hasil riset target audiens yang ingin dijangkau.
Nah, agar pembuatan persona calon konsumen ini memberi dampak signifikan bagi bisnis, ikuti langkah-langkah membuat buyer persona yang efektif berikut ini.
Setidaknya terdapat 9 hal penting yang wajib masuk dalam daftar saat mengumpulkan data persona. Mulai dari nama dan usia, lokasi tinggal, pekerjaan, pendapatan, latar belakang, hal yang disukai, hingga hal yang ditakutkan dan target yang ingin didapatkan.
Meskipun buyer persona adalah karakter fiktif, namun data yang dicantumkan ke dalamnya harus bersifat real. Anda bisa memperoleh semua data yang dibutuhkan dengan melakukan analisis situs web, survei online, interaksi di media sosial, atau melakukan wawancara dengan pelanggan.
Selain itu, bisa pula mengumpulkan data dengan cara menggunakan tools analytics, kuis interaktif, Focus Group Discussion (FGD), Facebook Audience Insight, atau bekerja sama dengan digital marketing agency Indonesia yang punya layanan 360º Integrated Digital Marketing dan Data & Insight Analysis, seperti Redcomm Indonesia.
Setelah memiliki data yang berasal dari riset dan lainnya, analisis dan evaluasi data tersebut secara cermat. Identifikasi pola dan tren yang muncul untuk memahami preferensi dan perilaku target audiens.
Pilih karakteristik umum dan mayoritas masalah yang mereka hadapi. Lakukan juga segmentasi atau pengelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu untuk memudahkan proses analisis.
Semakin Anda mengenali siapa audiens potensial yang tepat untuk menjadi target market, Anda jadi lebih mudah merancang strategi promosi dan pemasaran yang tepat, atau saat membuat konten promosi yang relevan. Termasuk penggunaan gaya bahasa, mengenali media sosial yang banyak digunakan, dan lainnya.
Setiap orang memiliki masalah dan ketakutan masing-masing. Pertanyaannya, sejauh mana produk Anda bisa mengatasi masalah yang dialami buyer persona?
Oleh karena itu, penting banget lho Anda memahami masalah dan pain point yang dihadapi target audiens, sehingga bisa mengidentifikasi rasa frustasi, sekaligus keinginan terdalam mereka.
Untuk mengetahui pain point ini, coba lakukan penelitian dengan mengunjungi media sosial yang audiens gunakan, buat konten tertentu dan cari tahu reaksi mereka, membuat kuis, giveaway, dan masih banyak lagi.
Setelah mengetahui masalah mereka, selanjutnya cari tahu tujuan atau goals dari target audience. Termasuk, cari tahu juga apa yang mereka ingin capai dengan menggunakan produk atau layanan bisnis yang Anda tawarkan.
Bisa jadi pertimbangan mereka memilih produk karena alasan personal maupun profesional. Atau mungkin karena kualitas produk, solusi yang ditawarkan, ada tidaknya diskon, dan sebagainya.
Memasukkan tujuan atau goals dalam membuat buyer persona menjadikan karakter audiens yang Anda ciptakan semakin nyata.
Nantinya hal ini akan sangat berguna ketika Anda perlu membuat materi promosi, bikin event khusus untuk pelanggan, berinovasi, atau menciptakan produk sesuai kebutuhan konsumen.
Ingin menjadi bisnis yang berada pada posisi top of mind dalam benak pelanggan? Jika iya, Anda harus tahu secara pasti “Bagaimana bisnis bisa memberikan solusi bagi konsumen?”
Artinya, Anda perlu mengevaluasi produk atau layanan yang ditawarkan bisa tidak menjadi solusi untuk masalah yang konsumen hadapi. Caranya, ikuti langkah berikut:
Jika menerapkan semua poin di atas, maka Anda bisa menunjukkan kepada konsumen cara bisnis dan produk yang Anda tawarkan memang bisa menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalah yang mereka hadapi.
Dampak positif berikutnya, kepercayaan pelanggan akan meningkat dan otomatis akan ada lebih banyak pelanggan yang menjadi lebih loyal untuk berbelanja dan berinteraksi dengan produk maupun layanan bisnis.
Berdasarkan pemahaman yang Anda miliki tentang target audiens, buatlah pesan pemasaran yang persuasif. Misalnya dengan menerapkan teknik AIDA, copywriting, atau storytelling.
Dengan mengolah semua materi iklan menjadi lebih soft selling, maka aktivitas pemasaran yang Anda lakukan terasa lebih smooth dan tidak melulu tentang jualan saja.
Maksudnya, Anda bisa menunjukkan kalau Anda sangat peduli dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, serta memiliki solusi untuk membantu mereka menyelesaikan berbagai masalah.
Contoh nyata yang bisa menginspirasi, coba tonton beberapa iklan dari Thailand, yang sudah banyak menerapkan hal ini.
Namun ingat hal penting ini, yaitu pastikan pesan pemasaran (walau dibalut dalam cerita maupun teknik copywriting tertentu), harus tetap menekankan manfaat produk atau layanan bisnis dan kemampuannya untuk mengatasi pain point yang konsumen alami.
Sekarang saatnya Anda membuat buyer persona berdasarkan informasi yang telah Anda kumpulkan dan analisis sebelumnya.
Beri nama pada sosok fiktif yang menjadi citra dari buyer persona. Lalu, lengkapi dengan Hal Penting yang Harus Ada dalam Buyer Persona, mulai dari demografi, pekerjaan, pendidikan, minat, dan preferensi lainnya.
Alangkah lebih baik lagi kalau Anda menambahkan konteks dan cerita yang memperkuat identitas persona, termasuk impian yang ingin mereka wujudkan dan pain point yang sering mereka rasakan.
Tidak hanya membuat persona tentang konsumen potensial, Anda juga perlu membuat negative buyer persona.
Negative buyer persona adalah daftar karakter orang-orang yang tidak akan membeli produk Anda. Mungkin saja karena alasan penghasilan atau fokus mereka terhadap suatu produk.
Dengan memiliki daftar negative buyer persona, Anda bisa lebih fokus pada konsumen yang memang akan membeli produk, bukan mereka yang sudah pasti tidak menginginkan produk atau layanan bisnis Anda. Hal ini bisa meringankan biaya iklan, tenaga dan sumber daya.
Buyer persona perlu Anda bagikan pada tim terkait lainnya karena mereka juga perlu tahu kepada siapa produk tersebut ditawarkan. Jangan lupa minta saran kepada mereka karena bisa jadi mereka memiliki insight lain.
Membagikan buyer persona pada tim pemasaran misalnya akan memudahkan tim dalam membuat konten yang sesuai.
Setelah mengetahui langkah-langkah membuat buyer persona yang efektif dan contohnya, Anda bisa langsung membuat versi yang sesuai kebutuhan bisnis. Kalau sudah selesai, lanjutkan dengan mulai melakukan promosi dan pemasaran sesuai funnel marketing yang relevan. Untuk itu, cari tahu yuk tentang Apa Itu Marketing Funnel, Manfaat, dan Mengapa Penting.
DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU
RELATED TOPIC