Di masa lalu, brand mengembangkan kekayaan intelektual untuk menghasilkan produk. Kemudian menggunakan pemasaran untuk membangun modal budaya dan permintaan atas produk tersebut. Setelahnya, konsumen akan membeli produk tersebut.
Di masa lalu, brand mengembangkan kekayaan intelektual untuk menghasilkan produk. Kemudian menggunakan pemasaran untuk membangun modal budaya dan permintaan atas produk tersebut. Setelahnya, konsumen akan membeli produk tersebut.
Saat ini, Anda sebagai pemilik bisnis dapat memulai dari ujung spektrum yang lain. Pertama-tama, Anda bisa menciptakan komunitas di Web3, kemudian membangun modal budaya.
Di dalam komunitas, konsumen berinteraksi dengan brand sehingga menciptakan perasaan memiliki, ikatan emosional, dan kesetiaan sejak awal.
Adanya ikatan emosional yang terbangun erat itulah yang kemudian menciptakan kesetiaan. Baru kemudian brand membangun kekayaan intelektual dan meluncurkan produk.
Jika Anda adalah pemilik bisnis kecil atau menengah yang lebih memilih cara tradisional, serta tak mencoba memulai cara modern yang memanfaatkan Web3, bisa-bisa Anda tertinggal dalam memberikan pengalaman pelanggan yang mendukung dan memelihara hubungan emosional.
Jadi, apa yang seharusnya dilakukan agar bisnis bisa bertahan di era baru dengan tingkat persaingan tinggi dan penggunaan teknologi terkini yang masif? Simak yuk penjelasan lengkapnya di artikel Redcomm Knowledge ini!
Web3 atau “Web 3.0” adalah istilah yang mengacu pada generasi baru dari internet yang berbasis pada teknologi blockchain.
Web ini menawarkan internet yang lebih terdesentralisasi, di mana pengguna memiliki kontrol lebih besar atas data pribadi dan interaksi online mereka.
Berbeda dengan Web2 yang didominasi platform-platform besar, seperti Google, Facebook, dan Twitter, maka Web3 berusaha memberikan kekuasaan lebih besar kepada pengguna daripada korporasi raksasa.
Anda mungkin bertanya, mengapa Web3 begitu penting bagi brand dan konsumen? Jawabannya sederhana: transparansi, keamanan, dan kendali yang lebih besar atas data. Hal ini memungkinkan pengguna menggunakan data sendiri untuk menetapkan benchmark digital marketing, misalnya.
Di era Web3, pengguna dapat memiliki hak atas konten yang mereka buat dan data yang mereka bagikan, serta berpartisipasi secara langsung dalam ekonomi digital tanpa perantara.
Tentunya hal ini menciptakan ekosistem yang lebih adil di mana brand dan konsumen dapat terhubung secara lebih organik.
Pada bagian awal artikel ini, Anda sudah membaca tentang web3 yang bisa memberi peluang untuk membangun komunitas yang lebih terlibat melalui platform terdesentralisasi.
Alih-alih beriklan secara langsung, brand dapat menciptakan ekosistem di mana konsumen dapat berpartisipasi dalam pengembangan produk atau layanan melalui token atau NFT.
Cara ini membuat konsumen merasa dilibatkan dan menjadi bagian dari brand, bukan hanya sebagai target pemasaran.
Nah supaya brand tetap bisa relevan sekaligus mendapatkan lebih banyak pelanggan yang loyal, berikut beberapa strategi memanfaatkan web3 dalam kegiatan promosi dan pemasaran.
NFT dan Web3 menawarkan media baru yang dapat menghubungkan pelanggan dengan brand di luar produk atau layanan yang Anda tawarkan.
Artinya, Anda bisa menggunakan NFT dan teknologi web3 untuk membangun kesetiaan dan pengembangan bisnis yang lebih baik melalui komunitas.
Di saat yang sama, kunci untuk menciptakan kesetiaan terhadap brand dalam jangka panjang di masa depan dengan cara menghubungkan pelanggan secara mendalam dengan merek.
Hasilnya, tentu akan berdampak pada akuisisi, keterlibatan, retensi, dan kontribusi yang lebih baik dalam berkomunitas.
Starbucks, pemilik salah satu program kesetiaan tercanggih di dunia, mengakui hal ini. Mereka menjadi salah satu merek pertama yang meluncurkan program kesetiaan berbasis Web3 yang disebut Odyssey.
Meskipun membangun komunitas di sekitar merek mungkin tampak menakutkan, hadiahnya sangat besar.
Biaya tidak terlibat dan tidak melibatkan pelanggan dalam membentuk arah brand bisa sangat tinggi, terutama ketika berbagai brand saling bersaing dengan fokus komunitas yang kuat sebelum produk diluncurkan.
Orang pada umumnya menginginkan hubungan dan interaksi dengan orang lain, jadi penting untuk mempertimbangkan bagaimana Anda mengatur kemampuan yang memungkinkan semua orang di dalam komunitas berinteraksi satu sama lain dengan merek Anda.
Jika Anda berhasil melibatkan komunitas melalui kemampuan dimainkan, Anda dapat mulai memikirkan bagaimana komunitas dapat membantu Anda memutuskan apa yang perlu Anda kerjakan dan bangun berikutnya.
Tidak semua orang ingin terlibat sedalam ini dengan sebuah merek, tetapi banyak di Web3 yang melakukannya. Anggota komunitas yang terlibat akan membantu mewujudkannya.
Contohnya bisa Anda lihat pada komunitas NFT Pudgy Penguins baru-baru ini yang meluncurkan set lengkap mainan yang dijual di Amazon.
NFT menyediakan bukti kepemilikan, dan ketika seorang anggota komunitas memegang NFT Anda, mereka memiliki bukti kepemilikan mereka.
Pada akhirnya, brand Anda yang menentukan bagaimana nilai kepemilikan diwujudkan dan memberikan penghargaan kepada komunitas.
Ingin tahu lebih banyak mengenai peran komunitas dan perkembangan dan pertumbuhan bisnis? Coba cari tahu lebih lanjut di artikel berjudul Penting Tidak Pemilik Usaha Membangun Komunitas dan Trik Memanfaatkan Komunitas untuk Meningkatkan Penjualan.
DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU
RELATED TOPIC