knowledge
MENU
SEARCH KNOWLEDGE

7+ Hal Penting yang Perlu Anda Tahu Sebelum Melakukan Endorsement

18 Feb  · 
3 min read
 · 
eye 26  
Digital Marketing

Hal Penting Sebelum Melakukan Endorsement

Suatu produk atau layanan bisnis bisa tiba-tiba viral dan laris setelah direkomendasikan oleh public figure terkenal, seperti artis atau influencer

Contohnya boneka Labubu yang langsung menjadi perbincangan dan terjual habis di berbagai gerai resminya setelah Lisa Blackpink mengunggah Instagram Story sambil memeluk boneka tersebut

Meskipun Lisa mempromosikan Labubu secara gratis, kasus ini membuktikan endorsement atau dukungan public figure dapat meningkatkan brand awareness, sekaligus mendongkrak penjualan produk.

Namun, tidak semua endorsement berdampak positif lho. Faktor seperti tingkat pengaruh, keterlibatan, serta relevansi public figure dengan target audiens brand sangat menentukan efektivitas dan kesuksesan campaign-nya.

Lalu, bagaimana cara memastikan endorsement benar-benar efektif? Berikut persiapan yang perlu Anda lakukan sebelum melakukan endorsement.

7 Persiapan Sebelum Endorsement yang Wajib Dilakukan

Endorsement kini menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan kesadaran merek dan penjualan. 

Namun, memilih public figure yang tepat bukan hanya tentang mencari influencer dengan jumlah pengikut yang banyak atau punya popularitas tinggi ya.

Alangkah baiknya kalau Anda juga memperhatikan beberapa faktor berikut agar hasilnya lebih optimal:

1. Kesesuaian Persona Influencer dengan Image Brand

Memilih influencer atau public figure yang memiliki persona sesuai dengan brand image adalah langkah pertama yang tidak boleh diabaikan. 

Jika brand Anda berfokus pada produk kecantikan, maka bekerja sama dengan beauty influencer yang sudah memiliki audiens yang tertarik dengan niche tersebut menjadi pilihan terbaik. 

2. Jumlah dan Keaslian Followers

Banyaknya jumlah followers memang terlihat menarik, tetapi apakah mereka benar-benar asli dan bukan hasil beli followers

Followers yang diperoleh secara tidak organik cenderung pasif dan dapat menurunkan engagement rate. Oleh karena itu, meskipun jumlah followers penting, kualitas followers tetap harus menjadi prioritas. 

Ibaratnya, lebih baik memilih influencer dengan sedikit pengikut tetapi aktif dan autentik daripada yang memiliki banyak pengikut, tetapi tingkat keterlibatannya rendah.

3. Engagement Rate

Engagement rate mencerminkan tingkat interaksi antara followers dengan konten yang dibuat oleh influencer. Ketika pengikut memberikan lebih banyak suka, komentar, dan share pada sebuah postingan, artinya tingkat engagement rate tinggi.

Namun, jumlah followers yang tinggi tak selalu menjamin engagement rate yang tinggi. 

Justru, berdasarkan pengalaman digital marketing agency Indonesia seperti Redcomm, nano influencer dengan kurang dari 1.000 pengikut memiliki engagement rate hingga tujuh kali lebih tinggi dibandingkan mega influencer dengan 100.000 pengikut.

4. Rekam Jejak Influencer di Dunia Digital

Mengutip salah satu artikel di InsightIQ, influencer memiliki pengaruh langsung terhadap citra brand. Itulah sebabnya, bekerja sama dengan influencer yang salah—terutama yang memiliki rekam jejak buruk atau sering terlibat kontroversi—bisa berakibat fatal. 

Dampaknya? Brand bisa mendapatkan sorotan buruk, kepercayaan pelanggan berkurang, hingga reputasi brand rusak dalam jangka panjang. Jadi, pastikan Anda menggandeng influencer yang benar-benar punya rekam jejak yang baik di dunia digital. 

5. Pengalaman dan Profesionalisme

Bekerja dengan influencer berpengalaman akan mempermudah eksekusi kampanye. 

Influencer yang terbiasa dengan endorsement biasanya lebih profesional dalam memahami brief dan menghasilkan konten berkualitas.

Selain itu, profesionalisme seorang influencer juga dapat dinilai dari komitmennya, baik dalam mematuhi arahan, memenuhi tenggat waktu, maupun mengikuti ketentuan lainnya.

6. Reputasi yang Dimiliki Influencer

Reputasi atau citra adalah penilaian masyarakat terhadap seseorang atau sesuatu. Semakin baik reputasi seseorang, semakin tinggi pula rasa hormat, kekaguman, serta tingkat kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Dalam dunia endorsement, reputasi influencer memegang peranan penting. Jika seorang influencer dikenal jujur ​​dan transparan dalam merekomendasikan produk, konsumen akan lebih mudah mempercayai rekomendasinya. 

7. Budget

Setelah mempertimbangkan enam poin sebelumnya, kini saatnya memperhatikan anggaran untuk kerja sama endorsement

Pastikan Anda menetapkan anggaran yang realistis dan sebanding dengan keuangan serta tujuan kampanye.

Mega dan makro influencer biasanya membutuhkan anggaran yang lebih besar, sementara mikro dan nano influencer menawarkan rate card yang lebih fleksibel dan terjangkau.

Kerugian yang Mungkin Terjadi Saat Melakukan Endorsement

Endorsement memiliki banyak kelebihan dan dapat memberikan berbagai keuntungan. Namun, di sisi lain, endorsement juga tidak terlepas dari risiko. 

Ada beberapa potensi kerugian yang bisa Anda alami saat menjalankannya. Berikut beberapa di antaranya:

1. Tidak Mencapai ROI yang Diharapkan

Tidak semua endorsement akan menghasilkan return on investment (ROI) yang sesuai ekspektasi. 

Bisa saja audiens dari influencer tersebut tidak terlalu tertarik dengan produk Anda atau strategi yang digunakan kurang tepat.

Untuk menghindari hal ini, pastikan Anda memilih influencer yang followers-nya sesuai dengan target pasar Anda, serta engagement rate-nya tinggi. 

2. Risiko Terjadinya Kontroversi atau Skandal

Menurut Matt Fields dalam tulisannya di BrandChamp, dunia influencer beberapa kali tercoreng oleh berbagai skandal yang sering kali muncul secara tak terduga. 

Kondisi ini menjadi warning bagi brand untuk menetapkan ekspektasi dan pedoman yang jelas bagi influencer sejak awal.

Selain itu, memantau aktivitas influencer secara berkala juga penting guna meminimalkan risiko yang dapat merugikan citra brand.

3. Adanya Ketidakcocokan dalam Branding

Jika Anda melakukan endorsement tanpa memahami strateginya dan hanya ikut-ikutan, Anda berisiko memilih influencer yang tidak sesuai dengan citra brand Anda. 

Akibatnya, kampanye yang dijalankan bisa kurang efektif karena influencer tersebut memiliki citra yang tidak selaras dengan brand Anda.

Misalnya, bisnis Anda bergerak di bidang skincare, tetapi Anda malah memilih influencer yang tidak berkaitan dengan dunia kecantikan. 

Padahal, agar endorsement berhasil, penting untuk memastikan bahwa influencer memiliki latar belakang dan citra yang sejalan dengan brand Anda.

Daripada mengalami kerugian karena salah memilih influencer dan strategi endorsement, lebih baik Anda bekerja sama saja dengan digital marketing agency Indonesia yang sudah berpengalaman dalam KOL management.

4. Implementasi Strategi Campaign Tidak Sesuai

Kesalahan dalam menerapkan strategi endorsement bisa saja terjadi jika tidak dilakukan dengan cermat. 

Misalnya, Anda memilih influencer yang tidak sesuai dengan citra brand. Atau influencer yang tidak mengikuti brief dengan baik, sehingga konten yang dihasilkan tidak sesuai dengan tujuan kampanye. 

Endorsement adalah strategi pemasaran digital yang bisa memberikan hasil luar biasa jika dilakukan dengan tepat. 

Dengan memahami faktor-faktor penting dalam memilih influencer, paham juga potensi risiko yang mungkin terjadi, serta bisa melakukan Analisis Metrik Media Sosial untuk Kesuksesan Campaign, seharusnya Anda akan dapat memaksimalkan efektivitas kampanye yang dijalankan. 


Referensi:

  • Fields, Matt. Biggest Problems with Influencer Marketing. www.brandchamp.io. Diakses tanggal 17 Februari 2025.
  • Insightiq. How to Ensure Brand Safety in Influencer Marketing Campaigns. www.insightiq.ai. Diakses tanggal 17 Februari 2025.
  • sproutsocial. What is influencer marketing: An influencer strategy guide for 2025. www.sproutsocial.com. Diakses tanggal 17 Februari 2025.
SUBSCRIBE NOW

RELATED TOPICS:

DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU

SUBSCRIBE NEWSLETTER