Apakah Anda sering bertanya-tanya mengapa beberapa konten di media sosial mendapatkan begitu banyak interaksi, sementara yang lain tidak?
Apakah Anda sering bertanya-tanya mengapa beberapa konten di media sosial mendapatkan begitu banyak interaksi, sementara yang lain tidak?
Kalau iya, berarti Anda perlu menganalisis insight dan engagement di media sosial milik Anda. Apa itu engagement di media sosial? Apa saja jenis dan metriknya? Yuk, baca artikel ini sampai selesai untuk tahu jawabannya.
Social media engagement adalah tingkat interaksi dan keterlibatan audiens dengan konten yang Anda publish. Keterlibatan di sini bisa berupa like, share, komentar, save, atau membagikan ulang konten.
Kenapa engagement penting? Ya, karena indikator ini membantu Anda melihat efektivitas dari kinerja setiap konten.
Konten dengan engagement tinggi bisa dikatakan berhasil menarik perhatian audiens. Sebaliknya, konten dengan engagement rendah berarti butuh perbaikan atau pembaharuan.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi nilai engagement suatu konten, seperti relevansi konten dengan audiens, kualitas visual, konsisten posting atau tidak, dan kemampuan konten mendorong audiens untuk berinteraksi.
Pada akhirnya, angka engagement memiliki peran besar. Tak hanya menunjukkan seberapa banyak orang yang melihat konten Anda.
Tetapi juga seberapa banyak yang terlibat serta mau berinteraksi dengan konten-konten tersebut. Semakin tinggi tingkat engagement, semakin besar pengaruh dan jangkauan konten.
Setiap jenis engagement di media sosial memiliki arti dan tujuan yang berbeda-beda. Berikut beberapa jenis yang umum:
Likes, love, atau suka adalah bentuk engagement paling sederhana. Pengguna menunjukkan apresiasi yang menarik perhatian mereka dengan klik tombol “suka”.
Meskipun tampak sederhana, like tetap menjadi indikator penting dalam menilai populer tidaknya suatu konten. Semakin banyak jumlah like, berarti kontennya semakin populer.
Saat melakukan analisis dan sedang berupaya meningkatkan engagement media sosial, Anda juga perlu melihat bagian comment atau komentar. Adanya komentar menunjukkan ketertarikan audiens untuk berinteraksi dan terlibat secara langsung dengan konten.
Bentuknya bisa berupa tanggapan atau opini terkait konten yang Anda posting, memberikan pendapat, mengajukan pertanyaan, atau hanya sekadar feedback.
Kalau ingin membangun komunitas di media sosial, Anda perlu menanggapi komentar dengan baik.
Ketika audiens membagikan konten Anda ke jaringan mereka, baik dalam bentuk langsung share atau repost, dampaknya tak hanya memperluas jangkauan lho.
Hal ini malah menunjukkan kalau konten yang Anda posting memiliki nilai yang lebih, bermanfaat, makanya layak untuk dibagikan.
Jika ada banyak konten yang dibagikan ulang oleh audiens, sudah tentu akan terjadi pula peningkatan brand awareness atau kesadaran merek, jangkauan target market makin luas, dan bisnis atau jasa Anda jadi makin dikenal banyak orang.
Anda bisa menyertakan tautan pada postingan di media sosial untuk mengarahkan audiens melakukan tindakan tertentu, seperti melakukan pemesanan, menghubungi nomor kontak untuk mengajukan pertanyaan, ke landing page di situs web bisnis, atau langsung ke bagian penjualan.
Lalu saat ada audiens yang melakukan klik pada tautan tersebut, maka tindakan ini juga menjadi bentuk engagement di media sosial yang menunjukkan ketertarikan audiens pada isi konten dan ingin tahu lebih lanjut.
Pantau setiap tindakan yang terjadi, dan gunakan hasilnya untuk merancang strategi yang lebih tepat sasaran di kemudian hari.
Ketika pengguna menyebut merek atau akun media sosial Anda dengan melakukan tag atau mention, tanggapi dan beri reaksi yang tepat.
Sebab, semakin banyak audiens melakukannya, maka akan bisa meningkatkan eksposur dan visibilitas brand di media sosial. Ini juga menjadi strategi yang efektif saat menerapkan social media campaign.
Tingkat interaksi atau engagement rate adalah rasio antara jumlah interaksi dalam suatu postingan dibandingkan dengan jumlah total pengikut atau jangkauan postingan tersebut.
Menghitung tingkat interaksi memungkinkan Anda jadi tahu seberapa besar kinerja konten yang Anda produksi. Untuk menghitungnya, gunakan Rumus Engagement Rate.
Tingkat interaksi bisa dilihat dari jumlah likes, komentar, dan share.
Semakin tinggi tingkat interaksi (like, komen, share, reaction, dll) semakin besar efek konten mempengaruhi audiens, entah membuat mereka mengingat brand Anda dengan baik atau mendorong mereka melakukan pembelian.
Impresi adalah jumlah konten Anda tampil di beranda pengguna, termasuk tampilan berulang pada satu pengguna.
Semakin tinggi angka impresi artinya konten Anda memiliki jangkauan atau reach yang luas. Hal ini akan memperbesar peluang terciptanya lebih banyak keterlibatan.
Click-through Rate atau CTR adalah rasio antara jumlah klik pada tautan dalam postingan dibandingkan dengan jumlah tampilan.
CTR juga bisa diartikan sebagai persentase dari pengguna yang melihat konten Anda, kemudian melakukan tindakan lebih lanjut. Misalnya melakukan klik pada gambar atau tautan.
Metrik ini berfungsi untuk mengukur seberapa efektif konten dalam mendorong audiens mengambil tindakan selanjutnya.
Share of Voice adalah metrik untuk mengukur seberapa banyak percakapan tentang merek atau produk Anda dibandingkan dengan pesaing di media sosial. Semakin tinggi SOV, semakin dominan posisi merek Anda di platform tersebut.
Social Shares Ratio atau SSR adalah rasio antara jumlah share dibandingkan dengan jumlah tampilan atau interaksi.
SSR yang tinggi menandakan bahwa konten memang menarik, bernilai, dan dianggap bermanfaat oleh audiens, sehingga mereka akan dengan senang hati membagikan konten Anda ke jaringan pertemanan mereka.
Sentimen mengukur perasaan dan reaksi emosional audiens terhadap konten suatu brand. Nah, Anda perlu memahami sentimen ini. Apakah positif, negatif, atau netral?
Wawasan ini dapat memberi gambaran secara jelas konten seperti apa yang bisa meningkatkan brand image di mata audiens.
Tingkat konversi adalah ukuran seberapa banyak audiens yang awalnya berstatus calon konsumen, akhirnya berubah menjadi pelanggan.
Begitu pula kalau ingin tahu, apakah audiens mau melakukan tindakan yang disarankan atau tidak, Anda perlu melihat tingkat konversi.
Tindakan yang disarankan bisa berupa melakukan pendaftaran, pembelian, atau berlangganan.
Bounce rate adalah metrik untuk mengukur persentase pengguna yang meninggalkan halaman produk tanpa melakukan tindakan lebih lanjut.
Jika angka bounce rate tinggi, bisa berarti konten kurang menarik atau halaman tujuan tidak relevan dengan target audiens.
Time spent on page atau waktu yang dihabiskan oleh pengguna pada halaman konten menjadi ukuran keterlibatan mereka.
Semakin lama mereka tinggal, semakin besar kemungkinan mereka benar-benar terlibat dengan konten Anda.
Anda sudah tahu apa itu engagement di media sosial, jenis engagement, dan metrik untuk mengukurnya. Ketika konten kurang mampu menarik perhatian audiens, maka Anda perlu menemukan topik yang sesuai dengan target audiens. Caranya cek di sini: Tips Menemukan Topik Media Sosial untuk Meningkatkan Engagement.
DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU
RELATED TOPIC