knowledge
MENU
SEARCH KNOWLEDGE

Memahami UX Research: Komponen, Alur dan Tools yang Digunakan

10 Sep  · 
4 min read
 · 
eye 260  
Digital Marketing

Memahami Komponen Ux Research

Desain UX yang efektif harus mempertimbangkan setiap komponen di dalamnya untuk menciptakan produk yang tidak hanya fungsional dan mudah digunakan, tetapi juga menarik, dapat dipercaya, inklusif, dan memberikan nilai nyata bagi pengguna. 

Maka dalam UX research penting untuk benar-benar memahami komponen pembangun UX, alur dalam melakukan UX research hingga tools yang digunakan. Baca penjelasan lengkapnya, yuk.

11 Komponen Pembangun UX

Komponen Pembangun UX adalah elemen-elemen dasar yang membentuk pengalaman pengguna saat berinteraksi dengan suatu produk digital, seperti situs web, aplikasi, atau perangkat lunak. 

Pengalaman pengguna meliputi bagaimana perasaan, kepuasan, dan persepsi audiens terhadap produk tersebut. 

Berikut beberapa komponen pembangun UX yang penting:

1. Usability (Kegunaan)

Usability artinya sejauh mana suatu produk mudah digunakan dan dimengerti oleh pengguna terkait keefektifan dan efisiensi yang diberikan.

Contohnya, kemudahan navigasi, kejelasan instruksi, dan konsistensi antarmuka. Komponen ini memastikan pengguna dapat menyelesaikan tugas-tugas mereka dengan cepat dan efisien, tanpa kebingungan atau frustrasi. 

Desain yang baik harus intuitif, dengan struktur informasi yang logis dan fungsionalitas yang jelas.

2. Desirability (Keinginan)

Desirability adalah daya tarik visual dan emosional suatu produk yang meliputi elemen desain visual, seperti tata letak, warna, tipografi, dan grafik. 

Termasuk semua elemen yang membuat produk menarik secara estetika dan memberikan kesan positif kepada pengguna. 

Produk yang diinginkan biasanya menciptakan keterlibatan emosional yang lebih kuat, yang mendorong pengguna untuk kembali menggunakan produk tersebut.

3. Accessibility (Aksesibilitas)

Accessibility memastikan produk dapat diakses dan digunakan oleh semua orang, termasuk pengguna dengan berbagai keterbatasan fisik, sensorik, atau kognitif. 

Artinya, Anda harus memastikan pengaturan yang ramah disabilitas, seperti dukungan untuk pembaca layar, navigasi keyboard, dan opsi untuk menyesuaikan ukuran teks atau kontras warna. 

Desain yang aksesibel memungkinkan inklusivitas, memastikan semua pengguna mendapatkan pengalaman yang positif.

4. Findability (Mudah Menemukan

Findability adalah kemampuan pengguna untuk menemukan informasi yang mereka butuhkan dengan mudah di dalam produk. Hal ini meliputi struktur konten yang logis, navigasi yang jelas, dan fitur pencarian yang efektif. 

Semakin mudah pengguna menemukan dan mengakses informasi yang mereka butuhkan maka dapat  meningkatkan kepuasan dan loyalitas pengguna.

5. Interaction Design

Interaction design adalah interaksi pengguna dengan desain produk yang diciptakan. Tujuannya tentu saja untuk memudahkan pengguna.

6. Visual Design

Visual design berkaitan dengan elemen visual atau tampilan yang memberi kenyamanan ketika user mengakses desain Anda. 

Elemennya meliputi garis, pemilihan warna dan tipografi. Kemudian, visual berbentuk tiga dimensi yang ada pada design.

7. Credibility (Kredibilitas)

Credibility adalah semua aspek yang membuat pengguna merasa percaya pada produk atau merek, seperti tampilan profesional, sertifikat keamanan, testimoni, dan bukti sosial, serta kualitas konten yang tinggi.

Kredibilitas sangat penting untuk membangun kepercayaan pengguna dan memastikan mereka merasa aman dan yakin dalam menggunakan produk dari brand Anda.

8. Usefulness (Kegunaan Fungsional)

Usefulness adalah seberapa relevan dan berguna produk tersebut bagi pengguna untuk memenuhi kebutuhan atau tujuan tertentu. 

Produk yang berguna memberikan nilai atau solusi nyata kepada pengguna, menjawab masalah mereka, atau meningkatkan kehidupan mereka dengan cara yang bermakna.

9. Information Architecture (IA)

Information architecture (IA) adalah komponen atau struktur yang akan memudahkan pengguna saat mengakses website atau aplikasi, sehingga mereka dapat memanfaatkan perangkat atau software tersebut dengan maksimal.

10. Value (Nilai)

Value mengacu pada manfaat keseluruhan yang dirasakan pengguna dari produk dibandingkan dengan biaya atau usaha yang diperlukan untuk menggunakannya. 

Ini bisa berupa manfaat praktis, emosional, atau ekonomi. Produk dengan nilai yang jelas dan signifikan bagi pengguna lebih mungkin diadopsi, digunakan kembali, dan direkomendasikan kepada orang lain.

11. Content Strategy

Content strategy atau strategi yang diterapkan pada setiap elemen yang merupakan bagian dari konten. Misalnya saja, kalimat yang digunakan, gambar, hingga animasi, yang bertujuan untuk membuat konten semakin menarik. 

Tak sekadar menarik, namun juga memiliki makna dan dapat membuat pengguna loyal dengan aplikasi atau website.

Alur dalam Melakukan UX Research

Alur dalam melakukan UX research adalah serangkaian langkah sistematis untuk mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kebutuhan, perilaku, dan pengalaman pengguna terhadap suatu produk atau layanan. 

Tujuan dari alur ini untuk memastikan produk yang Anda kembangkan sesuai dengan kebutuhan dan harapan pengguna, serta memberikan pengalaman yang optimal.

1. Mengetahui Tujuan UX Research

Langkah pertama adalah mengidentifikasi tujuan utama dari UX research. Tujuan ini bisa berupa eksplorasi untuk memahami kebutuhan pengguna terhadap produk baru, mengukur kinerja produk saat ini, atau memvalidasi ide dan desain yang sudah ada.

2. Memilih Metode Penelitian yang Tepat 

Setelah menetapkan tujuan, langkah berikutnya adalah memilih metode penelitian yang paling sesuai untuk mengumpulkan data dari pengguna.

Metode penelitian bisa bervariasi, Seperti:

  • Survei online untuk mendapatkan informasi dari banyak pengguna.
  • Wawancara langsung.
  • Audit produk untuk menilai performa.
  • Usability testing untuk menguji kemudahan penggunaan.
  • Melakukan A/B testing untuk membandingkan dua versi desain. 

Pemilihan metode bergantung pada pertanyaan penelitian, sumber daya yang tersedia, dan jenis data yang dibutuhkan.

3. Menggunakan Alat (Tools) yang Relevan

Selanjutnya, Anda perlu menentukan mau menggunakan tools atau alat seperti apa dalam melakukan penelitian.

Alat yang dimaksudkan di sini bisa berupa: 

  • Software atau perangkat lunak untuk membuat dan mengirim survei.
  • Aplikasi untuk merekam sesi pengguna selama usability testing.
  • Analisis data untuk memantau hasil dari A/B testing

Penggunaan alat yang tepat penting untuk memastikan data yang diperoleh akurat, relevan, dan mudah dianalisis.

4. Pengumpulan Data 

Dengan semua persiapan yang telah Anda lakukan, maka pada tahap ini Anda seharusnya sudah bisa melakukan pengumpulan data sesuai dengan metode penelitian yang dipilih.

Dalam prosesnya, Anda perlu berinteraksi dengan pengguna, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk mendapatkan informasi yang lengkap tentang pengalaman, masalah, dan kebutuhan mereka terkait produk atau layanan.

5. Menganalisis Data dan Menyusun Temuan

Setelah data terkumpul, lakukan analisis data untuk menemukan pola, wawasan, dan area yang memerlukan perbaikan. 

Melalui analisis ini, Anda bisa sekaligus mengidentifikasi masalah utama, memahami perilaku pengguna, dan menentukan prioritas untuk pengembangan produk lebih lanjut.

Nah, sekarang Anda sudah siap mengaplikasikan temuan penelitian ke dalam proses desain produk. 

Prosesnya bisa berupa perubahan desain antarmuka, penyempurnaan fitur, atau perbaikan alur pengguna berdasarkan data dan wawasan yang diperoleh. 

Dengan cara ini, Anda bisa menciptakan produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan pengguna, meningkatkan kepuasan mereka, dan mencapai tujuan bisnis yang diinginkan.

Tools untuk UX Research

Untuk mempermudah UX research, Anda bisa menggunakan bantuan beberapa alat berikut ini: 

  • Typeform, yaitu web platform yang memudahkan proses pengumpulan dan pendistribusian data. Typeform bisa diakses secara gratis dan memiliki interface yang user friendly.
  • Google form, Anda dapat mengkostumisasi formulirnya. Misalnya, pengaturan apakah formulirnya bisa diedit atau tidak. Atau malah hanya bisa diisi sekali dan sebaliknya. Sampai pada link yang dapat di-revoke.
  • Survey heart, yang mana dalam proses pembuatan survei di aplikasi ini dapat dibuat secara offline. Namun, tentu saja bisa terhubung ke internet dengan satu kali klik, lalu secara otomatis pembuatan form survei sudah berhasil.
  • Post It, dapat membantu dalam proses user interface research secara manual. Anda bisa menuliskan keyword tertentu berdasarkan hasil wawancara. Kemudian, menempelkannya pada suatu permukaan luas. Misalnya, di whiteboard atau dinding, sehingga memudahkan UX researcher dalam memproses ide tersebut.

Memahami UX research, termasuk komponen UX research, alur dalam melakukan penelitian, hingga tools yang digunakan membantu Anda memahami kebutuhan dan preferensi audiens dengan lebih baik. 

Hasilnya nanti bisa Anda gunakan untuk membuat produk yang lebih baik dan pasti dibutuhkan pengguna. Untuk selanjutnya kalau Anda ingin meningkatkan pengalaman pelanggan, coba terapkan cara Meningkatkan User Experience dengan Dana Terbatas Hasil Tetap Optimal.

SUBSCRIBE NOW

RELATED TOPICS:

DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU

SUBSCRIBE NEWSLETTER