knowledge
MENU
SEARCH KNOWLEDGE

Ingin Bisnis Melesat? Ini 5 Tips Efektif Membuat Program Referral untuk Tingkatkan Penjualan

 · 
2 min read
 · 
eye 2.072  
Program Loyalitas & CRM

Referral

Di tengah gempuran iklan digital dan konten promosi yang semakin masif, satu hal yang tetap tak tergantikan yaitu rekomendasi dari orang yang terpercaya.

Menurut riset Nielsen Media Group, 88% konsumen lebih percaya pada rekomendasi teman atau keluarga dibanding iklan. 

Lebih menarik lagi, konsumen yang datang melalui referral memiliki nilai seumur hidup (lifetime value) hingga 16% lebih tinggi dari pelanggan biasa.

Dengan kata lain, program referral bukan hanya alat promosi, tapi strategi pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. 

Selain biaya akuisisinya lebih rendah daripada iklan berbayar, pelanggan yang datang lewat jalur ini juga cenderung lebih loyal dan punya tingkat konversi yang lebih tinggi.

Namun, seperti halnya strategi pemasaran lain, keberhasilan referral marketing sangat bergantung pada experience yang Anda ciptakan. 

Agar program referral Anda berkesan kuat, berikut lima cara efektif membuat program referral yang berdampak pada penjualan.

1. Tawarkan Insentif yang Relevan dan Bernilai

Hadiah yang menarik bukan sekadar besar nilainya, tapi harus relevan dengan motivasi pelanggan Anda.

Misalnya, untuk bisnis berbasis langganan atau layanan, berikan potongan harga untuk bulan berikutnya. 

Untuk e-commerce, berikan voucher yang bisa dipakai langsung tanpa minimum pembelian.

Banyak brand kini mulai menggabungkan insentif finansial dengan experience-based reward sebagai strategi brand awareness.

Contohnya, memberikan akses eksklusif ke produk baru, early access sale, atau undangan event komunitas pelanggan.

Strategi ini membuat pelanggan merasa lebih dihargai dan terhubung secara emosional dengan brand Anda.

Studi kasus menarik datang dari Chime, perusahaan jasa keuangan digital, yang memberi hadiah $100 untuk kedua pihak, pemberi referral dan penerima referral, yang memenuhi syarat transaksi. 

Dengan cara ini, minat pelanggan dapat meningkat pesat melalui kekuatan rekomendasi personal.

2. Permudah Proses Referral di Setiap Touchpoint

Tren terbaru dalam referral marketing adalah frictionless sharing yakni pelanggan bisa membagikan rekomendasi hanya dalam satu klik.

Jika bisnis Anda berbasis aplikasi, tambahkan fitur referral langsung di dalam aplikasi. 

Seperti yang dilakukan Uber, yang memudahkan pengguna membagikan kode referral ke kontak mereka tanpa meninggalkan aplikasi.

Untuk bisnis B2B, pendekatannya bisa berbeda. 

Gunakan pendekatan yang lebih personal seperti template email referral atau custom landing page dengan tautan khusus untuk tiap pelanggan.

Kuncinya ada pada pengaplikasian proses pelanggan berbagi semudah mungkin; semakin sedikit langkah yang dibutuhkan, semakin besar kemungkinan pelanggan melakukannya.

3. Pilih Waktu Terbaik untuk Meminta Referral

Timing adalah segalanya; Anda tentu tidak ingin meminta referral ketika pelanggan sedang kecewa atau baru menghadapi kendala layanan.

Waktu paling tepat adalah saat pelanggan baru saja puas dengan pengalaman mereka.

Misalnya:

  • Setelah mereka meninggalkan review positif.
  • Setelah mereka menyelesaikan transaksi dengan lancar.
  • Setelah mereka memberi skor tinggi dalam survei kepuasan pelanggan.

Anda bisa memunculkan pop-up seperti ‘Refer a Friend’ di halaman terima kasih, mengirim email otomatis beberapa hari setelah pembelian, atau bahkan menambahkan CTA referral di media sosial ketika pelanggan membagikan pengalaman positif.

Dengan begitu, permintaan referral terasa organik, bukan promosi yang dipaksakan.

4. Pantau dan Analisis Data Referral

Sama seperti strategi pemasaran lainnya, data adalah komponen utama untuk optimalisasi.

Pantau performa referral brand Anda dengan beberapa pertanyaan pertanyaan seperti::

  • Saluran mana yang menghasilkan referral paling banyak?
  • Apakah referral dari media sosial lebih efektif dibanding email?
  • Bagaimana perilaku pelanggan hasil referral dibanding pelanggan organik?

Gunakan alat analitik untuk mengukur performa dan lakukan uji A/B testing terhadap copywriting, reward, atau channel yang digunakan.

Tren 2025 menunjukkan bahwa brand yang menggabungkan analitik referral dengan CRM dan loyalty data mampu meningkatkan customer retention hingga 30%.

5. Pastikan Pengalaman Pelanggan Selalu Optimal

Tidak ada program referral yang berhasil jika produk atau layanan Anda tidak memuaskan.

Orang tidak akan merekomendasikan sesuatu yang tidak mereka percaya.

Itulah sebabnya, strategi referral selalu dimulai dari kualitas pengalaman pelanggan.

Sebelum fokus pada reward dan sistemnya, pastikan pengalaman pelanggan Anda sudah konsisten, mudah, dan efisien.

Begitu pelanggan merasa puas, mereka akan menjadi agen promosi organik yang dengan senang hati berbagi pengalaman positifnya tanpa diminta.

Referral marketing kini bukan sekadar strategi tambahan, tetapi bagian penting dari customer experience journey.

Dengan menciptakan program yang autentik, mudah diikuti, dan berbasis pengalaman pelanggan, Anda bukan hanya menambah penjualan, tetapi juga memperkuat komunitas di sekitar brand Anda.

Dan ketika pelanggan Anda mulai berbagi dengan sukarela, itulah tanda bahwa bisnis Anda sudah berhasil membangun sesuatu yang lebih dari sekadar transaksi yakni kepercayaan.

Jika Anda ingin terus memikat konsumen melalui pengalaman yang memuaskan, baca juga Kiat Efektif Mengukur Kepuasan Pelanggan dalam Dunia Bisnis

SUBSCRIBE NOW

RELATED TOPICS:

DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU

SUBSCRIBE NEWSLETTER