knowledge
MENU
SEARCH KNOWLEDGE

5 Chart Penting yang Perlu Dipahami Retailer untuk Mengoptimalkan Penjualan

 · 
2 min read
 · 
eye 2.681  
Digital Marketing

Chart Untuk Retailer

Pertumbuhan e-commerce yang dinamis dalam beberapa tahun terakhir telah membentuk ulang cara konsumen mengambil keputusan. 

Landscape retail terus bergerak; online makin cepat, toko fisik makin selektif, dan perilaku belanja konsumen makin banyak dipengaruhi konten digital yang sifatnya personal.

Di tengah perubahan ini, retailer butuh sudut pandang yang lebih strategis.

Bukan sekadar mengikuti tren, tetapi benar-benar memahami data terkait hal-hal apa saja yang mendorong keputusan konsumen. 

Sebagai retailer, Anda dapat melihat lima chart berikut merangkum pola dan angka yang menggambarkan dinamika dan pertumbuhan retail. 

Bukan hanya untuk mengetahui kondisi, tetapi juga untuk memahami apa yang perlu Anda lakukan agar tetap relevan.

Berikut 5 chart penting yang perlu dipahami retailer untuk mengoptimalkan penjualan.

1. E-commerce Lebih Mendorong Pertumbuhan Penjualan Ritel

Grafik pertama biasanya selalu bercerita hal yang sama; e-commerce tumbuh lebih cepat dibanding kanal lain. 

Yang menarik bukan lagi laju pertumbuhannya, tetapi perubahan komposisi kategori yang dibeli konsumen secara online.

Kategori seperti groceries, produk kesehatan, dan kebutuhan sehari-hari kini semakin mendominasi penjualan online. 

Konsumen ingin proses belanja yang cepat, tanpa resiko kehabisan stok, dan bisa diulang otomatis. 

Di sisi lain, kategori seperti renovasi rumah atau peralatan besar mengalami perlambatan karena konsumen lebih memilih melihat produk langsung di toko.

Sementara itu, toko fisik menghadapi tantangan baru yaitu biaya operasional tinggi, isu keamanan, hingga penutupan cabang yang berdampak pada pengalaman pelanggan. 

Karena itu, retailer yang masih mengandalkan toko fisik perlu memikirkan ulang positioning mereka.

Yang dicari konsumen kini adalah alasan untuk datang seperti produk eksklusif, demonstrasi langsung, pengalaman unik, atau layanan yang hanya bisa didapatkan secara offline.

Terlihat e-commerce bukan sekadar sebagai tambahan melainkan pendorong pertumbuhan utama bisnis retail, sementara toko fisik menjadi ruang experiential branding.

2. Penawaran & Diskon Tetap Mendominasi Motivasi Belanja

Walaupun preferensi konsumen berubah, satu hal akan tetap konsisten yaitu harga selalu menjadi pemicu keputusan pembeli. 

Chart promosi menunjukkan bahwa penawaran masih menjadi faktor utama dalam mempengaruhi pembelian, terutama di kanal digital.

Tetapi fokusnya bukan lagi diskon besar-besaran yang membakar margin

Retailer kini akan lebih baik mengutamakan:

  • Personalisasi harga berdasarkan minat dan perilaku.
  • Penawaran bundling yang strategis.
  • Kampanye loyalitas berbasis data.

Konsumen sudah terbiasa dengan promo, tetapi mereka makin sensitif terhadap relevansi.

Penawaran yang tepat ke orang yang tepat, pada waktu yang tepat, mempunyai performa jauh lebih baik dibanding diskon massal.

Retailer mesti ingat bahwa di era sekarang relevansi lebih diutamakan daripada besaran diskon.

3. Omnichannel Jadi Standar Baru

Perjalanan belanja konsumen kini semakin zig-zag. 

Mereka mungkin menemukan produk di TikTok, membandingkannya di marketplace, lalu akhirnya membeli di toko fisik atau website brand. 

Chart terkait perilaku omnichannel menunjukkan pola yang sama; pembelian jarang terjadi di titik pertama interaksi.

Yang berubah adalah peran setiap channel yang mana tidak semua harus menjadi channel konversi. 

Ada yang berfungsi sebagai discovery, ada yang memperkuat consideration, ada juga yang didesain hanya untuk membangun trust.

Kuncinya adalah konsistensi pengalaman pelanggan

Apa pun titik masuknya misalnya iklan, konten kreator, toko fisik, atau marketplace, brand harus terasa sama dan alurnya harus mengalir tanpa hambatan.

Kesuksesan omnichannel diukur dari konsistensi pengalaman, bukan dari banyaknya jumlah channel.

4. Generasi Muda Mendorong Pertumbuhan Social Commerce

Chart pertumbuhan social commerce memperlihatkan lonjakan signifikan, terutama dari peran Gen Z dan Gen Alpha. 

Mereka menemukan produk bukan dari iklan biasa, tetapi dari konten kreator, ulasan video, live streaming, dan rekomendasi teman.

Generasi ini percaya pada konten otentik. 

Video unboxing, review jujur, hingga konten kreator kecil dengan niche tertentu memiliki daya persuasi kuat. 

Bahkan Gen Alpha, yang masih sangat muda, sudah terpapar brand melalui YouTube, gaming content, dan format hiburan interaktif lainnya.

Ini berarti retailer perlu memikirkan kembali strategi konten mereka. 

Bukan hanya membuat iklan, tetapi membangun sistem yang memungkinkan komunitas dan kreator memperkenalkan produk secara nyata. 

Pada dasarnya, social commerce tumbuh bukan karena teknologinya, tapi karena perilaku generasi muda yang menjadikan konten sebagai titik awal belanja.

5. Pertumbuhan Media Ritel Bergantung pada Kolaborasi

Belanja iklan di retail media terus meningkat. 

Namun, chart mengenai efektivitas RMN (Retail Media Network) menunjukkan satu hal penting yaitu pertumbuhan hanya berkelanjutan jika retailer dan pengiklan bekerja lebih dekat.

Retailer perlu memperbaiki sisi teknis seperti standardisasi measurement, integrasi data, dan format iklan yang lebih fleksibel. 

Sementara itu, pengiklan perlu menata ulang tujuan internal, mengoptimalkan budget, serta memastikan bahwa kampanye retail media terhubung dengan strategi omnichannel brand.

Retail media kini bukan hanya inventori iklan, tetapi ekosistem yang luas, bahkan meluas ke CTV, media sosial, hingga web terbuka. 

Semua bergantung pada bagaimana retailer membangun jaringan, dan bagaimana brand menggunakannya secara strategis.

RMN yang lebih terukur dan kolaboratif akan memenangkan pangsa iklan di masa depan.

Kelima chart di atas menggambarkan arah besar industri ritel; lebih digital, lebih terhubung, lebih dipersonalisasi, dan lebih dipengaruhi generasi muda. 

Retailer yang mampu membaca data dengan konteks strategis bukan hanya angka, akan berada selangkah lebih maju dalam memenuhi ekspektasi konsumen. 

Lebih lanjut, pahami juga Perilaku Konsumen: Pengertian dan Manfaatnya.

SUBSCRIBE NOW

RELATED TOPICS:

DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU

SUBSCRIBE NEWSLETTER