Akhir tahun bukan hanya soal momen diskon besar dan traffic yang meningkat, melainkan periode ketika perilaku konsumen berubah cepat, keputusan belanja terjadi lebih impulsif, dan persaingan antar brand mencapai titik paling ketat.

Akhir tahun bukan hanya soal momen diskon besar dan traffic yang meningkat, melainkan periode ketika perilaku konsumen berubah cepat, keputusan belanja terjadi lebih impulsif, dan persaingan antar brand mencapai titik paling ketat.
Di tengah dinamika tersebut, banyak kampanye gagal bukan karena kurangnya ide, tetapi karena kesalahan kecil yang luput diperhatikan.
Jika tidak ditangani sejak awal, detail-detail sepele ini bisa menggerus performa campaign akhir tahun dan membuat anggaran marketing habis tanpa hasil.
Untuk membantu brand melangkah lebih taktis, berikut kesalahan strategi marketing akhir tahun yang paling sering terjadi dan cara menghindarinya.
Banyak brand mulai mengeksekusi campaign ketika peak season sudah berjalan, misalnya seminggu sebelum Harbolnas atau periode liburan sudah dekat.
Akibatnya, biaya iklan melonjak, timeline produksi konten mepet, dan strategi sulit dioptimalkan sehingga target tidak tercapai.
Hal ini juga membuat brand kehilangan waktu berharga untuk menguji berbagai versi konten atau ads.
Ketika hasil tidak sesuai ekspektasi, ruang untuk perbaikan atau evaluasi pun menjadi sangat terbatas.
Cara Menghindari
Brand harus bisa mengambil momentum yang tepat dalam memulai dan waktu paling ideal maksimal satu bulan sebelum waktu estimasi campaign dilakukan.
Bangun pondasi sejak awal dengan riset audiens, perencanaan funnel, creative direction, hingga timeline konten.
Dengan timeline yang lebih longgar, brand juga bisa melakukan A/B testing kreatif sebelum masuk ke periode peak season.
Semakin siap brand dalam merencanakan strategi marketing akhir tahun, semakin stabil eksekusi ketika kompetisi memanas.
Mengandalkan satu channel, misalnya hanya Instagram atau hanya TikTok, seringkali jadi strategi yang diprioritaskan brand.
Padahal fokus ini malah membatasi jangkauan audiens brand karena perilaku konsumen di akhir tahun sangat dinamis.
Mereka aktif berpindah platform dalam proses pengambilan keputusan.
Contohnya melihat inspirasi di TikTok, membandingkan di Instagram, lalu mencari informasi tambahan di Google.
Jika brand tidak hadir di setiap titik perjalanan ini, peluang konversi bisa hilang begitu saja.
Cara Menghindari
Bangun alur multi-channel yang saling menguatkan dan terintegrasi, dari awareness hingga konversi.
Tips-nya berupa:
Ketika semua channel saling mendukung, biaya per konversi cenderung lebih stabil.
Kesalahan umum lainnya yang sering dilakukan brand adalah ‘set and forget’.
Fenomenanya iklan dibiarkan jalan tanpa evaluasi harian, padahal CPM dan CPC di akhir tahun berubah cepat.
Pada dasarnya, algoritma platform bekerja dinamis, sehingga campaign yang efektif minggu lalu belum tentu relevan hari ini.
Tanpa optimasi rutin, brand malah ‘membuang’ banyak budget tanpa disadari.
Cara Menghindari
Lakukan review performa minimal setiap 24 jam dengan fokus pada metrik utama; CTR, CPR, ROAS, dan creative fatigue.
Gunakan data tersebut untuk melakukan adjustment kecil dari segi kreatif, targeting, hingga placement agar kampanye tetap kompetitif.
Brand kadang lupa menyesuaikan pesan sesuai konteks; liburan, hadiah, kebutuhan personal, hingga kejutan akhir tahun.
Alhasil, campaign terasa hambar dan tidak mengikat emosi audiens.
Kenyataannya, konsumen akhir tahun lebih emosional dan impulsif, sehingga pesan yang tepat bisa mempengaruhi keputusan mereka dalam hitungan detik.
Jika brand tidak menangkap mood ini, engagement bisa jatuh drastis di periode akhir tahun bahkan berpeluang menerima feedback negatif.
Cara Menghindari
Tonjolkan insight perilaku konsumen di periode festive.
Beri narasi yang dekat dengan kebutuhan mereka misalnya mengejar promo, mencari hadiah, atau mempersiapkan awal tahun.
Banyak brand yang berpendirian menggunakan budget ‘standar’ di akhir tahun, padahal cost untuk campaign akhir tahun biasanya meningkat.
Akibatnya, impresi menurun dan cost per result meningkat tanpa disertai peningkatan hasil.
Dengan kompetisi meningkat, ads tanpa dukungan budget memadai tidak akan masuk ke bidding prioritas.
Ini membuat brand kalah saing meskipun strategi sudah kreatif dan relevan.
Cara Menghindari
Siapkan buffer budget khusus akhir tahun agar dapat bersaing di momen puncak.
Jika tim internal kewalahan mengatur strategi, produksi konten, optimasi harian, dan analisis data sekaligus, menggandeng digital marketing agency dapat menjadi solusi yang jauh lebih efisien.
Digital marketing agency memiliki pengalaman multi-industri, pengetahuan teknis, dan disiplin eksekusi yang sulit disamai oleh tim internal yang terbatas kapasitasnya.
Selain itu, digital marketing agency juga dapat membantu memastikan alokasi budget lebih tepat, kreatif lebih relevan, serta performa kampanye lebih terukur sepanjang peak season.
Salah satu digital marketing agency berpengalaman dalam membantu brand menjalankan strategi marketing akhir tahun adalah Redcomm.
Anda dapat menemukan kontaknya di sini.
Akhir tahun selalu membawa peluang besar, tetapi peluang itu hanya bisa dioptimalkan ketika brand mampu menghindari detail-detail kecil yang sering terlewat.
Dengan perencanaan yang lebih matang, eksekusi berbasis data, dan pesan yang relevan dengan perilaku konsumen, campaign akhir tahun tidak hanya lebih efisien tetapi juga lebih berdampak.
Namun jika tim internal mulai kewalahan menghadapi ritme peak season, dukungan digital marketing agency bisa menjadi langkah strategis untuk menjaga performa tetap stabil.
DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU
RELATED TOPIC

