knowledge
MENU
SEARCH KNOWLEDGE

Tipe Perilaku Konsumen dan Metrik yang Perlu Dianalisis

02 Dec  · 
4 min read
 · 
eye 257  
CRM & Loyalty Programs

Tipe Perilaku Konsumen Dan Metriknya

Pemahaman yang mendalam terhadap perilaku konsumen bisa menjadi landasan kokoh untuk merancang strategi pemasaran yang efektif. 

Saat memahami tipe perilaku konsumen, Anda bisa mengidentifikasi faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan pembelian. 

Apakah keputusan tersebut dipengaruhi oleh kebutuhan mendesak, preferensi personal, atau karena adanya pengaruh sosial?

Pengetahuan tersebut tak hanya membantu Anda berinovasi dalam peningkatan kualitas produk dan layanan, tetapi juga membuat bisnis Anda jadi lebih unggul.

Yuk telaah lebih lanjut, apa saja tipe perilaku konsumen dan metrik yang perlu dianalisis.

Tipe dan Jenis Perilaku Konsumen

Dalam ilmu pemasaran, perilaku konsumen terbagi menjadi beberapa tipe dan jenis berdasarkan kompleksitas keputusan mereka, tingkat keterlibatan, hingga motivasi di balik tindakan pembelian. 

Berikut beberapa tipe perilaku konsumen yang umum dan bisa Anda gunakan untuk mengidentifikasi alasan di balik pembelian mereka:

1. Complex Buying Behavior

Complex buying behavior adalah perilaku konsumen yang melibatkan pembelian barang atau jasa dengan nilai yang tinggi, sehingga butuh banyak pertimbangan atau perlu melakukan riset yang detail terlebih dahulu.

Bisa dikatakan, pembelian yang akan dilakukan memiliki dampak besar terhadap kehidupan konsumen, sehingga ada banyak faktor yang perlu mereka pertimbangkan sebelum mengambil keputusan pembelian. 

Misalnya saat konsumen mau membeli smartphone premium, maka mereka akan membandingkan fitur, harga, hingga sebesar apa manfaat yang bisa mereka dapatkan dari produk tersebut.

Hal yang sama juga akan terjadi pada saat konsumen mau membeli mobil atau properti. Mereka akan terlebih dahulu melakukan penelitian untuk mengetahui perbedaan merek, spesifikasi, lokasi, benefit, hingga layanan purna jual.

2. Dissonance Reducing Buying Behavior

Tipe perilaku konsumen dissonance reducing buying behavior adalah tipe konsumen yang sering mengalami kesulitan ketika harus memilih dua merek dengan kualitas yang serupa.

Perilaku ini muncul karena pengalaman masa lalu membuat mereka menyesal setelah membeli suatu produk atau jasa. 

Bisa juga karena takut menyesal sehingga mereka perlu mencari informasi tambahan untuk meyakinkan pilihan mereka.

Nah, untuk menghindari penyesalan kembali terjadi, konsumen akan mencari rekomendasi atau review dari pengalaman orang lain terlebih dahulu. 

Contohnya, saat mereka mau membeli perangkat elektronik yang punya fungsi serupa, tapi dari dua merek terkenal.

3. Habitual Buying Behavior

Konsumen dengan habitual buying behavior akan melakukan pembelian tanpa melibatkan proses pemikiran yang mendalam. Mereka cenderung membeli produk yang sudah menjadi kebiasaan atau familiar bagi mereka.

Pembelian ini didasarkan pada kebiasaan yang telah terbentuk, seringkali karena kenyamanan, atau memang tidak banyak pilihan lain.

Jenis perilaku habitual buying behavior biasanya berlaku pada pembelian kebutuhan sehari-hari, seperti sabun, pasta gigi, sampo, dll. 

Mereka sudah langsung yakin untuk membeli produk tertentu tanpa perlu banyak berpikir atau melakukan pembandingan lagi.

4. Variety Seeking Behavior

Pernah merasa bosan dengan satu produk yang sama dan ingin mencoba membeli produk yang berbeda? Perilaku konsumen yang seperti ini disebut variety seeking behaviour

Ini adalah perilaku konsumen yang ditandai dengan kecenderungan mencari variasi dalam pemilihan produk atau layanan yang dibeli. 

Beberapa motivasi di balik variety seeking behaviour adalah keinginan untuk mencoba pengalaman baru, rasa ingin tahu, atau sekadar mencari variasi untuk menghindari kebosanan.

5. Limited Decision Making

Sesuai artinya, limited decision making adalah perilaku konsumen di mana konsumen mengambil keputusan pembelian dengan informasi yang terbatas

Dalam situasi ini, konsumen cenderung memilih produk yang memenuhi kebutuhan dasar dengan pertimbangan yang relatif singkat. 

Seringnya hanya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman sebelumnya, tanpa riset atau pertimbangan mendalam. 

Keputusan terbatas umumnya terjadi pada produk atau layanan yang relatif murah, rutin dibeli, atau memiliki risiko rendah, misalnya membeli pakaian, aksesoris, dll.

6. Impulsive Buying Behavior

Perilaku impulsif terjadi ketika konsumen membuat keputusan pembelian secara spontan, tanpa perencanaan sebelumnya.

Faktor pendorongnya bisa karena konsumen melihat diskon besar atau produk menarik di etalase, FOMO, waktu yang terbatas, urgensi, dan lainnya.

Impulsive buying behavior seringkali melibatkan pembelian barang yang tidak diperlukan atau tidak direncanakan, biasanya dapat terjadi secara spontan di tempat-tempat penjualan ritel.

7. Frugal Spending Behavior

Seperti kata frugal yang memiliki arti hemat, konsumen dengan perilaku frugal spending behavior cenderung berbelanja hemat. 

Mereka mempertimbangkan nilai dan kepraktisan dalam setiap pembelian, serta mencari penawaran terbaik.

Konsumen yang menerapkan konsep frugalitas, memiliki ciri-ciri:

  • Melakukan perbandingan harga sebelum memutuskan melakukan pembelian.
  • Mencari diskon. 
  • Menghindari pemborosan.

Perilaku frugal spending mencerminkan kesadaran akan nilai uang dan kemampuan untuk membuat keputusan finansial yang bijak demi mencapai stabilitas keuangan.

Selain itu, mereka juga jadi lebih cepat dalam mencapai tujuan keuangan jangka panjang, seperti penghematan, investasi, atau pengurangan utang.

8. Analytical Buying Behavior

Analytical buying behavior adalah jenis perilaku konsumen yang akan melakukan penelitian secara cermat dan mempertimbangkan setiap detail sebelum membuat keputusan pembelian. Mereka mencari produk dengan kualitas tinggi dan harga terbaik.

Dalam perilaku ini, konsumen akan menggunakan pendekatan rasional dan analitis dalam mengambil keputusan. 

Mereka juga akan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti kualitas produk, harga, merek, dan fitur-fitur tambahan sebelum melakukan transaksi.

9. Expressive Behavior Buying

Perilaku ekspresif muncul ketika konsumen menggunakan produk atau merek sebagai ekspresi diri. Artinya, konsumen jenis ini akan melakukan pembelian berdasarkan keinginan untuk mengekspresikan identitas atau gaya hidup tertentu.

Hal ini seringkali melibatkan pemilihan barang atau merek yang mencerminkan kepribadian atau aspirasi pribadi. 

Bahkan mereka menjadikan produk yang dibeli sebagai sarana untuk menyampaikan pesan yang lebih dalam tentang diri mereka kepada masyarakat sekitar.

Metrik yang Perlu Dianalisis dalam Perilaku Konsumen

Ada banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. 

Maka Anda sebagai pelaku usaha, pemilik bisnis, digital marketer, atau pemangku kepentingan lainnya, perlu menganalisis pola pembelian konsumen dan mengidentifikasi tren pembeli. 

Beberapa metrik yang perlu Anda perhatikan dan analisis berkaitan dengan perilaku konsumen, antara lain:

1. Masalah yang Konsumen Hadapi

Menurut data hasil survei yang pernah McKinsey rilis, 71% konsumen menginginkan solusi langsung dari layanan atau produk yang mereka beli sehingga mereka bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Artinya, penting bagi pemilik bisnis untuk benar-benar paham pain point konsumen, sehingga tahu apa masalah dan kebutuhan konsumen yang paling utama. 

Apakah konsumen membutuhkan solusi hemat waktu, peningkatan efisiensi, atau hanya ingin memenuhi keinginan pribadi?

2. Pemikiran dan Perasaan Konsumen tentang Produk

Anda juga perlu memahami bagaimana konsumen memproses informasi tentang produk atau layanan yang Anda tawarkan, dibandingkan dengan alternatif lain di pasar. 

Apakah mereka merasa produk Anda memberikan nilai lebih? Bagaimana Anda mengkomunikasikan nilai lebih tersebut pada saat melakukan promosi dan pemasaran? 

Ingat, konsumen di era digital seperti sekarang memiliki kebiasaan melakukan riset online sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian.

Tak hanya menciptakan potensi pembelian, namun pemahaman yang baik mengenai konsumen juga akan membantu Anda membangun koneksi emosional dengan konsumen.

3. Faktor Pengaruh dalam Pemilihan Merek

Metrik berikutnya yang perlu Anda analisis adalah berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen saat mereka memilih merek tertentu. 

Nah, coba identifikasi apa sih yang mempengaruhi pilihan konsumen terkait suatu merek. Apakah karena harga, banyaknya ulasan yang bisa mereka baca terlebih dahulu, rekomendasi keluarga, teman, dan sebagainya.

Mengidentifikasi faktor-faktor ini, dapat membantu Anda memahami kekuatan merek dan bagaimana memposisikan produk atau layanan Anda.

4. Perilaku Konsumen saat Meneliti dan Berbelanja

Pelajari cara konsumen mencari informasi mengenai suatu produk, jasa, atau layanan bisnis. Apakah mereka melakukan pencarian online di media sosial atau berbagai situs yang muncul di SERP, melalui situs review, dan lainnya. Cari tahu juga, seberapa sering konsumen mengunjungi toko fisik?

5. Loyalitas dan Tren Konsumen

Ingin bisnis bisa kompetitif di tengah persaingan pasar yang sangat padat? Jika iya, mau tidak mau Anda harus membangun loyalitas serta mempelajari tren yang berlangsung dalam masyarakat.


Memahami tipe perilaku konsumen dan metrik yang relevan akan membantu Anda menciptakan strategi pemasaran yang bisa memenuhi kebutuhan konsumen, membangun loyalitas, dan meningkatkan keuntungan. Jika membutuhkan bantuan tim ahli dari digital marketing agency Indonesia yang sudah berpengalaman dalam analisis customer behavior, langsung saja Kontak Redcomm.

SUBSCRIBE NOW

RELATED TOPICS:

DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU

SUBSCRIBE NEWSLETTER