3 Kesalahan Promosi di TikTok yang Harus Anda Hindari

1. Tidak Memanfaatkan Reusable Content

Apa yang biasanya Anda lakukan setelah mengunggah satu konten ke TikTok?

Kebanyakan orang akan sibuk memproduksi konten demi bisa terus eksis, namun setelah mengunggah konten, tak ada lagi yang dilakukan.

Apakah Anda salah satu dari orang-orang itu? Jika iya, maka wajar kalau konten Anda kehilangan performa terbaik dan tidak ada lagi audiens yang menonton konten TikTok Anda.

Padahal seharusnya, Anda bisa memanfaatkan konten lama yang sudah diunggah sebagai reusable content, atau konten lama yang kembali dimanfaatkan atau digunakan di lain waktu.

Contohnya: dalam satu minggu Anda memproduksi 7 konten video yang kemudian diunggah ke akun TikTok satu persatu.

Di minggu kedua, Anda kembali melakukan hal yang sama untuk 7 hari. Nah, di minggu ke-3, Anda bisa saja tak perlu memproduksi konten baru.

Cukup gunakan lagi konten yang sudah publish di minggu pertama, namun lakukan modifikasi dan penambahan efek atau hal baru agar video semakin menarik.

Kemudian reshare (bagikan ulang) konten TikTok tersebut di media sosial lain, agar jangkauan audiens dari konten itu menjadi lebih luas.

Manfaat lain memanfaatkan reusable content, antara lain:

• Pekerjaan Anda jadi lebih ringan dan tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk membuat konten baru.
• Anda bisa memaksimalkan keterjangkauan konten yang sudah ada agar target market jadi lebih luas.
• Dapat meningkatkan traffic serta views yang sempat hilang, dan otomatis video tersebut kembali mendapatkan penonton. 

Jangan lupa lakukan analisis insight dan engagement yang berhasil didapatkan setiap konten.

Dengan cara ini Anda jadi tahu, apakah video Tiktok yang sudah diunggah sukses mendapatkan penonton atau Anda perlu membuat konten baru lagi.

2. Tidak Memanfaatkan User Generated Content (UGC)

User Generated Content adalah promosi konten gratis yang berasal dari konsumen.

Konten jenis ini memang sudah banyak ditemukan dalam bentuk  foto maupun video review di media sosial, seperti blog, Instagram, TikTok, Twitter (X), Facebook, bahkan YouTube. Sayangnya, masih sedikit brand yang memanfaatkannya.

Padahal kalau semakin banyak pelanggan yang menciptakan konten terkait pengalaman mereka menggunakan produk, kepercayaan pelanggan pada produk dan brand juga akan mengalami peningkatan.

Kalau sampai hari ini Anda belum memanfaatkan UGC, sekarang waktunya untuk mulai lebih memperhatikan dan mendorong audiens membuat konten ala mereka. 

Misalnya, produk Anda adalah tas kulit. Lalu, ada pengguna Tiktok yang mengunggah video dan dia sedang menggunakan tas kulit produk Anda sembari melakukan tag dan mention brand.

Segera respons unggahan pelanggan tersebut dengan memberikan komentar pada unggahan tau ikut bagikan konten itu di akun milik brand.

Perhatian sederhana dalam bentuk respons akan membuat pelanggan senang. Di lain waktu tak menutup kemungkinan dia akan melakukannya lagi atau malah merekomendasikan produk Anda kepada para followers-nya.

Cara lain, buatlah giveaway atau adakan campaign dengan influencer untuk mempromosikan produk di TikTok. 

Namun pastikan Anda sudah menentukan syarat pembuatan video atau konten tertentu yang wajib diunggah. Lalu, pembuat konten terbaik akan mendapatkan hadiah.

Supaya pemahaman Anda jadi lebih lengkap mengenai pemanfaatan konten UGC, sebaiknya baca juga artikel tentang Strategi Ampuh Mengoptimalkan User Generated Content.

3. Tidak Melakukan Reviewing Performance

Reviewing performance konten atau meninjau ulang performa konten sangat penting.

Anda jadi bisa tahu mana konten yang memiliki hasil dan performa yang bagus, dan mana konten yang sama sekali tak dilirik audiens. 

Dari meninjau ulang konten yang sudah dibuat ini, bahkan Anda bisa melakukan perbaikan serta memproduksi konten yang lebih baik.

Beberapa cara melakukan evaluasi dan analisis performa konten, sekaligus performa digital campaign, bisa Anda pelajari dari beberapa rekomendasi artikel berikut ini:

• Teknik Pengolahan Data untuk Proses Data Analysis Bisnis.
• Data Driven Marketing untuk Peningkatan Efektivitas Campaign.
• Pemanfaatan Query Parameter untuk Membuat Visualisasi Data yang Interaktif.
• Strategi Analisis Data Digital Marketing untuk Pertumbuhan Bisnis.
• Data Analysis Tools untuk Memantau Hasil Digital Marketing Campaign.

Fokus membuat konten tanpa peduli apakah konten itu memberi dampak positif pada bisnis atau tidak, hanya akan membuat Anda memboroskan anggaran promosi yang tidak perlu. 

Sebaliknya, jika Anda melakukan analisis, Anda jadi tahu langkah digital marketing strategy apa lagi yang perlu dilakukan.

Apalagi TikTok sudah menyediakan berbagai fitur yang memudahkan Anda melakukan analisis, di antaranya: view, jumlah kunjungan profil, reach, follow, save, comment, hingga like.

Jika masih belum benar-benar memahami cara menganalisis konten promosi yang Anda lakukan, Anda bisa mempelajarinya melalui buku, artikel, atau bertanya saja kepada tim digital agency Jakarta yang siap membantu Anda. 

Salah satunya, Anda bisa menghubungi Redcomm digital marketing agency Indonesia. Langsung klik Kontak Redcomm.