knowledge
MENU
SEARCH KNOWLEDGE
Peluang & Tantang...

Peluang & Tantangan Bisnis FMCG di Indonesia Tahun 2025 dan Strategi Digitalisasi

02 Jul  · 
3 min read
 · 
eye 3.143  
Bisnis

Peluang Tantangan Bisnis Fmcg 2025

Pada tahun 2025, bisnis di industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG) akan menghadapi persimpangan besar, yaitu peluang pasar yang semakin besar diiringi tantangan disrupsi digital yang kian kompleks.

Maka untuk mendukung pebisnis mengatasi tantangan ini, Redcomm Group meluncurkan white paper ekslusif yang membahas bagaimana industri FMCG bisa bertahan dan tumbuh di era disrupsi digital.

Apalagi data dari 2024 menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil di kisaran 5%, dengan kontribusi signifikan dari sektor FMCG. Tapi, apa artinya ini bagi pelaku bisnis?

Di satu sisi, pasar konsumen terus meluas berkat peningkatan daya beli. Di sisi lain, perilaku konsumen berubah drastis akibat digitalisasi. 

Dengan kondisi tersebut, strategi seperti apa yang perlu dijalankan? Apakah penggunaan budget marketing masih efektif atau hanya project buang-buang uang? Simak yuk penjelasan lengkapnya.

Market Share FMCG Didominasi Produk Kebutuhan Sehari-hari

FMCG adalah sektor yang terdiri dari produk-produk dengan siklus penjualan cepat, seperti makanan, minuman, produk kebersihan, hingga kosmetik. 

Berdasarkan data dari tahun 2024, market share FMCG di Indonesia masih didominasi produk makanan dan minuman dengan kontribusi mencapai lebih dari 60%.

Hal ini tidak mengherankan, mengingat kebutuhan sehari-hari tetap menjadi prioritas utama masyarakat. Namun, tren belanja masyarakat kini bergeser.

Banyak konsumen memilih produk lokal dengan kemasan lebih ramah lingkungan. Hal ini menandakan adanya peningkatan kesadaran masyarakat berkaitan dengan pentingnya sustainability

Dengan kata lain, Anda sebagai pemilik bisnis dalam industri FMCG harus mampu berinovasi agar produk yang Anda tawarkan bisa sesuai dengan preferensi dan kebutuhan konsumen di pasar saat ini. 

Kenapa FMCG Masih Menjadi Mesin Pertumbuhan?

Sektor fast-moving consumer goods (FMCG) masih menjadi salah satu pilar utama dalam perekonomian Indonesia.

Berikut beberapa faktor yang memperkuat potensi industri ini:

1. Pertumbuhan Middle Class

Menurut BPS, jumlah penduduk kelas menengah di Indonesia terus meningkat, menciptakan permintaan stabil terhadap produk-produk kebutuhan sehari-hari. Ini berarti daya beli masyarakat akan semakin besar.

2. Urbanisasi & Perubahan Gaya Hidup

Semakin banyak orang pindah ke kota besar, menciptakan permintaan baru untuk produk yang mudah diakses dan cepat dikonsumsi.

Di saat yang sama, juga terjadi perubahan tren gaya hidup praktis yang meningkatkan kebiasaan konsumsi makanan siap saji, personal care, dan produk rumah tangga.

3. Lonjakan Penetrasi e-Commerce

Data internal Redcomm menunjukkan bahwa 45% transaksi FMCG di kota-kota besar sudah melalui platform digital atau marketplace.

Platform online seperti ShopTokopedia, Tokopedia, Shopee, hingga TikTok Shop membuka peluang bagi produk FMCG menjangkau konsumen secara lebih luas.  

Fakta menarik lainnya, kategori produk kesehatan, seperti suplemen dan vitamin menunjukkan pertumbuhan signifikan pasca pandemi. 

Ini adalah area yang patut Anda eksplorasi jika ingin menangkap peluang baru di mana masyarakat sudah memiliki kesadaran yang tinggi untuk menjaga kesehatan.

4. Potensi Pasar Gen Z dan Milenial

Segmen usia ini tidak hanya jumlahnya besar, tapi juga aktif mencari brand yang selaras dengan nilai pribadi mereka seperti keberlanjutan, kecepatan, dan transparansi.

Ini menjadi waktu emas bagi brand FMCG untuk mengakselerasi transformasi digital dan penguatan positioning.

Tantangan yang Harus Dihadapi di Industri FMCG

Bersamaan dengan terbukanya peluang yang begitu besar, tetap ada tantangan yang cukup kompleks yang perlu Anda hadapi jika bisnis Anda bergerak di industri FMCG. Berikut beberapa tantangan utama:

  • 67% budget marketing FMCG hilang di promosi dagang yang tidak efektif.
  • 68% brand tidak bisa mengukur dampak retail media terhadap penjualan, menjadikan alokasi budget sangat spekulatif.
  • Hanya 25% budget dialokasikan untuk brand building, jauh dari proporsi ideal 60% yang dibutuhkan untuk memperkuat ekuitas merek.
  • 54% teknologi shopper marketing yang dibeli tidak digunakan, menyebabkan rata-rata pemborosan US\$2,1 juta per brand.
  • Banyaknya pemain di pasar membuat kompetisi dan persaingan semakin ketat sehingga dibutuhkan diferensiasi produk kalau Anda ingin jadi pemenang.
  • Terjadi perubahan perilaku konsumen di mana kalangan Gen Z lebih memilih brand yang transparan, memiliki nilai sosial, dan mendukung isu lingkungan.
  • Disrupsi digital membuat bisnis yang tidak mampu mengadopsi teknologi digital akan sulit bersaing. 

Fakta-fakta ini menandakan bahwa banyak perusahaan FMCG salah arah: over-invest di channel tak terukur, under-invest di hal yang membangun loyalitas jangka panjang.

Untuk mengatasi tantangan, Anda membutuhkan strategi yang berfokus pada inovasi produk, optimalisasi digital marketing, dan membangun hubungan kuat dengan konsumen melalui media sosial.

Strategi Digitalisasi untuk Memenangkan Pasar FMCG di 2025

Digitalisasi bukan lagi pilihan, tetapi keharusan. Kalau ingin bisnis Anda tetap relevan dengan pasar dan kebutuhan konsumen, berikut strategi digitalisasi yang bisa Anda terapkan:

1. Optimalisasi E-commerce dan Marketplaces

Pastikan produk Anda mudah didapatkan oleh konsumen, juga tersedia di platform e-commerce besar, misalnya di Tokopedia, Shopee, TikTok Shop, dan sebagainya. Anda bisa menggunakan tools seperti TikTok Ads atau Shopee Ads untuk meningkatkan visibility produk.

2. Digital Campaign Interaktif

Kunci agar tetap bisa bertumbuh dalam persaingan yang ketat, Anda perlu mengoptimalkan pemasaran digital melalui kampanye interaktif di TikTok misalnya, atau menyelenggarakan event seperti #MelajuMaju bersama Kapal Api.

3. Personalization

Gunakan data konsumen untuk memberikan pengalaman belanja yang lebih personal. Misalnya, rekomendasi produk berdasarkan riwayat pembelian atau preferensi konsumen.  

4. Content Marketing

Manfaatkan platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube untuk membangun brand awareness. Video pendek dengan storytelling menarik kini menjadi cara efektif untuk menjangkau konsumen.

5. Automasi Operasional

Di era digital seperti sekarang, Anda juga harus mulai mempertimbangkan penggunaan teknologi, seperti penggunaan aplikasi CRM atau ERP untuk mempermudah manajemen inventaris, mengelola pesanan pelanggan, hingga logistik.

PRO TIPS! Digitalisasi, Data, dan Disiplin Eksekusi

Jika brand ingin tetap relevan dan profitabel di tengah disrupsi, maka pendekatannya harus berubah secara menyeluruh. Strategi yang direkomendasikan dalam white paper mencakup:

  • Lakukan redistribusi budget. Caranya Anda bisa menerapkan proporsi ideal 60:40 antara brand building dan activation.
  • Optimasi trade promotion, yaitu dengan melakukan audit efektivitas promosi ritel secara berkala dan gunakan tools berbasis data untuk merancang insentif yang lebih terukur.
  • Integrasi omnichannel buyer journey. Dengan cara ini Anda bisa memastikan pengalaman konsumen konsisten antara offline dan online, dan seluruh touchpoint bisa diukur dampaknya.
  • Manfaatkan artech stack dan gunakan tools untuk personalisasi, pricing intelligence, dan category management yang bisa mempercepat pertumbuhan.


Bisnis FMCG di Indonesia memiliki peluang besar di tahun 2025, namun di saat yang sama juga pemilik bisnis harus siap menghadapi tantangan disrupsi digital dan perubahan perilaku konsumen.

Untuk itu, perdalam pengetahuan dan wawasan Anda dengan membaca Tantangan Industri FMCG di Era Disrupsi Digital dan Solusinya.

Kemudian, tetap pastikan Anda melakukan strategi yang efektif untuk memahami preferensi konsumen, berani terus berinovasi, dan memastikan seluruh aset digital bisnis Anda sudah sesuai untuk menjangkau target market yang Anda inginkan. Cek performa aset digital Anda di Digital Ecosystem Checkup dari Redcomm.

Jangan lupa sebelum melakukan check digital ekosistem, unduh dan baca dulu white paperFMCG 2025: Strategi Bertahan dan Tumbuh di Era Disrupsi Digital” ya.

SUBSCRIBE NOW

RELATED TOPICS:

DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU

SUBSCRIBE NEWSLETTER

RELATED TOPIC