Padahal, kalau dia memanfaatkan media sosial dengan cara yang benar, dia tak perlu capek membicarakan dirinya sendiri ke mana-mana, malah orang lain akan dengan senang hati mencari tahu mengenai dirinya. Audiens akan berkunjung ke media sosialnya, membaca komentar orang lain mengenai dirinya, mencari tahu sebanyak mungkin informasi yang dibutuhkan. Akan menjadi semakin mudah, jika di dalam konten media sosial, dia menerapkan E-A-T. Pengguna internet menyukai jenis konten seperti ini, begitu pula Google.
Lantas, bagaimana cara kerja dari konsep E-A-T? Sama halnya, seperti Anda mempelajari teknik SEO dalam pembuatan konten untuk pertama kalinya, pasti butuh waktu untuk mempelajarinya terlebih dahulu. Nanti kalau sudah terbiasa, pasti akan semakin lancar dalam menjalankan strategi marketing menggunakan konten E-A-T.
Google pun sama, setiap waktu terus melakukan penyesuaian, perubahan ke arah yang lebih baik, demi menyajikan media sebagai wadah yang semakin matang dalam melihat konten-konten berkualitas yang sungguh dibutuhkan masyarakat dunia. Hasilnya ya seperti sekarang, kesuksesan Google membuat para marketer harus mulai memperluas definisi terkait konten yang berkualitas itu seperti apa.
Penerapan Teknik E-A-T untuk Bisnis Digital yang Wajib Diketahui Marketer dan Influencer

-
Expertise atau Keahlian
Hal pertama dan yang paling utama dari seorang marketer atau influencer, harus menunjukkan keahlian. Maka, buat konten berisi tentang pengalaman dan pengetahuan Anda, serta berhubungan dengan bidang yang sedang Anda geluti. Kemudian, fokuslah untuk menjadi seorang content creator terbaik yang menghasilkan konten unik dan beda. Ingat, Anda sudah pasti tidak sendirian di bidang ini, karena content creator lain pasti juga melakukan hal yang sama.
Logika sederhananya, ketika Anda adalah suatu brand dan ingin melakukan kerjasama, tentu tak akan mencari guru Biologi untuk menjelaskan mengenai Matematika, bukan? Dengan kata lain, brand sudah tentu tidak akan bekerja sama dengan marketer atau influencer yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan bidang usaha yang akan dipromosikan.
Ada tip menarik yang jangan sampai dilupakan, memiliki pengikut dalam jumlah fantastis tidak akan menjadi jaminan seseorang adalah seorang expert. Banyak brand yang masih terperangkap dalam jebakan yang satu ini dan menyebabkan kampanye marketing mereka gagal total. Buat apa memilih influencer dengan jumlah followers jutaan, apabila mereka tidak mampu menunjukkan level keahlian yang sesuai dengan brand Anda melalui konten buatan mereka.
Jika ingin social media dan digital marketing campaign Anda sukses, alangkah baiknya kalau Anda menemukan dan mengajak bekerja sama marketer atau influencer yang benar-benar tahu apa yang harus dilakukan dengan produk Anda, sehingga mereka juga bisa membantu Anda menemukan orang lain yang juga ingin tahu mengenai produk maupun layanan dari bisnis yang Anda jalankan.

-
Authority atau Wewenang
Jadilah seseorang yang berwibawa. Jangan karena memiliki followers banyak, kemudian berbuat seenaknya. Jangan pula karena jabatan tinggi dan punya segalanya, kemudian berbuat semena-mena. Dalam kenyataannya, influencer micro dan nano malah lebih memiliki kewenangan dalam niche spesifik yang mereka geluti dibandingkan dengan selebriti terkenal dengan jutaan followers.
Mereka yang merupakan micro influencer rata-rata mendapatkan audiens yang mengikuti media sosial karena tertarik dengan kemampuan dan kontennya yang menarik, bukan sekadar asal follow karena dia adalah selebriti dunia maya.
Jadi misalnya, brand Anda menjual fashion daur ulang, jangan iseng untuk menggunakan jasa influencer foodie. Sebab, sudah seharusnya mencari influencer di bidang fashion yang cocok dengan produk yang akan Anda promosikan.

-
Trustworthiness atau Dapat Dipercaya
Makin hari rasa percaya masyarakat pada influencer makin berkurang. Sebab, banyak sekali brand yang asal memilih influencer untuk mempromosikan produk mereka, namun dipromosikan pada audiens yang kurang tepat. Belum lagi, jika terjebak dengan jumlah follower banyak yang menggoda, dan ternyata itu hanyalah follower palsu alias bot. Akibatnya, citra brand di mata audiens, termasuk influencer, jadi dipandang sebelah mata.
Masyarakat menginginkan sesuatu yang autentik dan asli. Salah satunya, konten-konten yang mereka temukan di akun media sosial milik influencer yang mereka ikuti. Oleh sebab itu, berusahalah lebih keras untuk menjadi influencer dan brand yang bisa bekerja sama membuat konten promosi yang autentik.
Google suka dengan E-A-T karena orang-orang yang menggunakan Google juga suka dengan E-A-T. Itulah sebabnya, sekarang menjadi waktu yang tepat bagi para influencer dan marketer untuk mengambil pelajaran dari Google. Kemudian, carilah rekan kerja yang bukan hanya dilihat dari sejumlah angka pengikutnya di media sosial saja, melainkan dari hal lain yang bisa memenuhi E-A-T tersebut.
Apabila Anda memang benar-benar ingin menjadi influencer yang berpengaruh dan bukan sekadar influencer musiman, mulailah menaruh perhatian pada Google dan pelajari E-A-T untuk menjadi standar Anda. Sementara bagi Anda pemilik brand, bisa menghubungi dan bekerja sama dengan best digital agency Jakarta agar dapat memilih influencer yang tepat. Semoga sukses!