3. Retargeting Pixel
Retargeting mengandalkan retargeting pixel, yakni snippet atau kode pemrograman yang dipasang di website.
Retargeting pixel menyimpan informasi non-PII ketika seseorang mengunjungi website. Dengan cara ini kita bisa menyajikan iklan tertarget untuk audiens yang sudah mengunjungi website, tetapi belum melakukan aksi yang kita inginkan.
Beberapa retargeting pixel yang sering digunakan adalah Facebook Pixel, Google Remarketing Tag, Twitter Website Tag, dan LinkedIn Insight Tag. Data yang terekam oleh retargeting pixel ini tersimpan dalam ‘kotak-kotak audience.’
Misalnya di Facebook, kotak audience ini bernama website custom audience. Di Google ada remarketing list, dan di LinkedIn ada matched audience. Berikut ini sumber-sumber yang merinci strategi remarketing dan retargeting:
4. Personalisasi Pesan dalam Remarketing
Remarketing bukanlah strategi baru karena sebelum era digital, brand mengirimkan katalog, brosur, voucher, dan materi promosi lainnya secara fisik melalui pos.
Jika target audiens bukan existing customer, data-data alamat pengiriman ini berasal dari seseorang yang berinteraksi secara fisik dengan brand.
Misalnya, interaksi pada saat pameran melalui demo produk atau diperoleh secara acak oleh staf penjualan ketika calon pelanggan berkunjung ke supermarket.
Staf penjualan biasanya memperoleh data acak melalui survei dengan menanyakan beberapa hal kepada calon pelanggan.
Interaksi awal ini sangat penting karena pada tahap inilah kita mengumpulkan data preferensi calon pelanggan. Data ini penting sebagai basis untuk membuat pesan komunikasi pemasaran yang personal, sesuai dengan preferensi calon pelanggan.
Sebagai contoh, brand kita adalah popok bayi. Di supermarket, ada seorang ibu yang mengunjungi rak susu bayi (susu formula) dan memasukkannya ke dalam keranjang belanja. Staf penjualan lantas mendekatinya dan melakukan survei.
Dari data preferensi calon pelanggan, kita bisa mengirimkan materi promosi yang relevan. Misalnya, penawaran khusus untuk pembelian popok model khusus untuk bayi perempuan dengan nilai tertentu atau undangan ke acara parenting.
Pada intinya, supaya aktivitas remarketing berjalan efektif, pesan yang kita sampaikan harus bersifat personal. Personalisasi dari pesan tersebut disesuaikan sedekat mungkin dengan data-data preferensi calon pelanggan. Inilah gunanya data audience yang kita kumpulkan.
5. Dynamic Remarketing
Sebelum era digital, personalisasi pesan pemasaran hanya bisa dilakukan secara general. Kita tidak bisa mencetak brosur atau katalog dengan personalisasi yang detail sesuai preferensi calon pelanggan. Waktu dan biaya yang dikeluarkan sangat tinggi dibandingkan dengan return yang diperoleh.
Saat ini, teknologi digital memungkinkan menerapkan personalisasi dalam skalabilitas tinggi dan berlangsung secara otomatis. Inilah yang disebut sebagai dynamic remarketing.
Dalam teknologi ini, platform remarketing melakukan personalisasi pesan sesuai template yang sudah kita tentukan sebelumnya.
Dynamic remarketing adalah bagian dari marketing automation, yakni aktivitas marketing yang dijalankan secara otomatis. Teknologi marketing automation saat ini berkembang pesat, beberapa platform telah menerapkan artificial intelligence (AI) dengan kemampuan machine learning.
Sebelumnya, marketing automation mengandalkan serangkaian rules dan template yang perlu disiapkan dan diatur khusus.
Setelah membaca artikel ini, langkah yang paling mudah dan langsung bisa Anda lakukan adalah memasang retargeting pixel di website. Dengan cara ini, Anda bisa langsung mendapatkan data audience Non-PII untuk mendorong konversi.
Jika ingin peningkatan konversi yang lebih baik dan berdampak pada Return of Investment (ROI), Anda juga bisa mendiskusikan cara menjalankan remarketing dengan tim profesional dari digital marketing agency Indonesia, seperti Redcomm Indonesia. Klik link ini ya: Kontak Redcomm.