Personal branding adalah istilah yang populer untuk menggambarkan citra diri profesional dari individu maupun kelompok, seperti perusahaan atau bisnis.
Personal branding adalah istilah yang populer untuk menggambarkan citra diri profesional dari individu maupun kelompok, seperti perusahaan atau bisnis.
Penulis, pembicara, pengusaha, serta profesional di bidang apa pun, membutuhkan personal branding yang kuat dan memikat untuk bisa melakukan monetisasi menggunakan akun media sosialnya.
Apa manfaat memiliki personal branding yang kuat? Bagaimana cara memperkuat personal branding? Temukan jawaban untuk kedua pertanyaan tersebut di artikel kali ini.
Personal branding yang kuat menjadi kunci sukses membangun bisnis. Misalnya Anda berprofesi sebagai perencana keuangan dengan topik utama yang sering Anda bahas adalah keuangan wanita.
Ketika Anda rutin mengunggah konten tentang hal tersebut, audience akan mengenal Anda sebagai seorang financial planner khusus keuangan wanita.
Lalu saat personal branding yang Anda bangun semakin kuat, maka akan ada banyak peluang yang datang menghampiri Anda, seperti:
Sementara manfaat lain yang bisa Anda dapatkan jika memiliki personal branding yang kuat, yaitu:
Contohnya:
Ada banyak strategi memperkuat personal branding. Anda bisa menemukannya dari buku personal development, bisnis, berbagai artikel di internet maupun di Redcomm knowledge, atau dari siaran Podcast dan YouTube.
Namun tetap saja, tips membangun personal branding yang menjual dan menarik perhatian adalah menampilkan sisi diri Anda yang unik dan paling mudah melekat dalam ingatan audiens. Atau Anda bisa menerapkan beberapa tips berikut ini:
Cara pertama membangun personal branding, memiliki niche atau pokok bahasan yang menjadi keunikan diri Anda. Contoh, Anda berprofesi sebagai pegawai bank, maka hal-hal terkait finansial bisa menjadi spesifikasi branding Anda.
Contoh lain, coba amati Chef Juna. Ia membangun branding sebagai juri yang galak dan mengesalkan selama mengawal acara Master Chef Indonesia.
Dengan branding tersebut, Chef Juna malah menjadi unik dan membuat penonton acara Master Chef mengingatnya hingga hari ini.
Jika bingung dalam menentukan niche yang sesuai dengan diri Anda, pilihlah yang paling Anda sukai dan kuasai. Bisa juga keahlian yang memang menjadi rutinitas harian.
Pastikan pilihan ini tetap menarik atau diolah dengan cara kekinian, sehingga banyak orang tak segan untuk menjadi pengikut Anda, baik di media sosial, website, maupun kehidupan nyata.
Setelah menemukan niche, lanjutkan dengan mencari sisi unik yang bisa Anda jadikan faktor penentu. Maksudnya, Anda harus cari sesuatu yang bisa membuat Anda terlihat berbeda dari orang lain.
Contohnya: keahlian khusus yang Anda miliki. Bisa juga pandangan atau pengalaman unik yang dapat memberikan nilai tambah pada audiens.
Setelah itu beranikan diri untuk tampil beda dan tonjolkan ciri khas yang kuat. Tunjukkan kekhasan diri Anda itu di setiap konten atau saat berinteraksi di media sosial. Dengan cara ini, siapa pun yang bertemu atau melihat Anda jadi bisa langsung ingat.
Keberanian untuk tampil beda juga mencakup penggunaan gaya visual atau gaya bahasa yang khas. Pilih elemen desain dan kata-kata yang mencerminkan kepribadian Anda. Elemen-elemen tersebut dapat membangun daya ingat audiens dan memperkuat personal branding.
Agar semakin banyak orang mengenal Anda, pilih media sosial yang tepat. Lalu, ciptakan konten yang spesifik dan relevan dengan personal branding yang mau Anda bangun.
Selain itu, pastikan konten yang Anda tayangkan di media sosial memiliki value, informatif, dan punya nilai edukatif bagi audiens.
Sesekali, bagus juga membuat konten yang menghibur dan menarik perhatian, namun tetap relevan dengan branding, sehingga membuat audiens membagikannya secara sukarela.
Semakin banyak audiens yang membagikan konten Anda, peluang Anda mendapatkan audiens baru yang bisa menjadi pelanggan setia juga bertambah besar.
Mengikuti tren yang sedang berkembang memang penting.
Tetapi saat Anda menciptakan sesuatu berdasarkan tren, Anda tetap perlu memolesnya dengan memberikan sentuhan personal yang sesuai dengan ciri khas Anda.
Tujuannya, agar audiens mudah mengingat dan membedakan Anda dengan orang lain. Selain itu, tunjukkan kualitas diri dan value yang ada di dalam diri dan memang layak dijual.
Ini sesuai dengan pepatah, “Jika ingin menangkap kucing, jangan kejar kucingnya. Tetapi, gunakan ikan untuk memancing kucing mendekati Anda.”
Untuk menghasilkan masakan yang lezat, seorang chef pasti memulai prosesnya dari langkah pertama, seperti memilih bahan baku, menimbang sesuai resep, hingga mengolahnya dengan melalui satu tahap demi satu tahap.
Makanan lezat tidak akan terhidang ketika chef mengacak langkah-langkahnya, misal langsung menyalakan kompor, padahal belum menyiapkan bahan baku. Kasus ini menjadi contoh sederhana dari pengertian algoritma.
Di dunia internet, algoritma sering sekali disinggung. Google sebagai raksasa perusahaan bidang teknologi menerapkan teori algoritma sebagai cara kerja mesin pencari. Hal ini pun berlaku di media sosial.
Inilah yang membuat Anda perlu mempelajari cara kerja algoritma LinkedIn, algoritma Instagram, algoritma Google, dan sebagainya.
Pahami pula cara tertentu dalam memperkuat personal branding di media sosial, karena membangun branding di Twitter akan berbeda caranya dengan membangun personal branding di Facebook atau Instagram.
Masih ingin tahu lebih lanjut tentang personal branding? Anda bisa membaca artikel tentang Manfaat Membangun Personal Branding di LinkedIn. Atau butuh teman diskusi, Redcomm Indonesia yang merupakan digital agency Jakarta terpercaya bisa jadi rekan diskusi yang mengasyikkan lho. Langsung saja hubungi dengan klik: Kontak Redcomm.
DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU
RELATED TOPIC