2. Kenaikan Harga, Turunnya Kepercayaan
Ketidakpastian tentang kapan dan seberapa banyak tarif akan berlaku telah menyebabkan harga barang merangkak naik. "Produsen biasanya akan mengantisipasi kenaikan harga sebelum biaya tarif benar-benar berlaku," jelas Marcotte. Meskipun itu merupakan praktik bisnis yang baik, hal ini dapat membuat konsumen merasa tidak nyaman dan berpikir bahwa mereka sedang ditipu.
Jay Pattisall dari Forrester mengatakan bahwa efek gabungan dari kenaikan harga dan turunnya kepercayaan konsumen akan segera terlihat di departemen pemasaran. Oleh karena itu, penting bagi marketer untuk memantau indikator kepercayaan seperti harga telur dan status hipotek. Ini bisa membantu dalam merespons perubahan perilaku konsumen dengan lebih cepat.
3. Anggaran Pemasaran di Ujung Tanduk
Dengan semua ketidakpastian yang ada, banyak pakar sepakat bahwa anggaran pemasaran bakal terdampak di paruh kedua tahun 2025. Pattisall memperingatkan bahwa pengeluaran media akan paling terdampak, mirip dengan yang terjadi selama pandemi Covid-19.
Untuk mengatasi situasi ini, marketer perlu mempersiapkan diri untuk kemungkinan pemotongan anggaran media, yang merupakan item anggaran terbesar dan paling fleksibel. Meskipun media adalah bagian penting dalam strategi pemasaran, ketahanan dalam perencanaan dan keterampilan penyesuaian akan menjadi kunci untuk bertahan.
4. Temukan Stabilitas di Tengah Ketidakpastian
Menurut Frank, ada peluang bagi pemasaran untuk berperan lebih strategis dalam organisasi. "Pemasaran harus mampu menunjukkan kepemimpinan dalam kelincahan dan adaptasi," ujarnya.
Keterampilan untuk beradaptasi dengan cepat akan sangat dihargai di tengah ketidakpastian ini. Perusahaan yang bisa bergerak dengan cepat dalam menyesuaikan strategi akan lebih mampu menghadapi tantangan yang ada. Pengalaman dari Covid-19 mengajarkan bahwa kemampuan negosiasi dan fleksibilitas sangat penting dalam hubungan dengan klien dan agensi.