Hampir seluruh industri terpapar perubahan tren digital di era sekarang, tidak terkecuali brand fashion.

Hampir seluruh industri terpapar perubahan tren digital di era sekarang, tidak terkecuali brand fashion.
Topiknya bukan lagi sekadar berbicara tentang gaya dan tren, tapi juga tentang bagaimana brand mampu membangun koneksi yang kuat dengan audiens.
Untuk memperkuat brand positioning, langkah awal adalah menentukan strategi marketing yang tepat untuk engangement di beberapa platform.
Dua platform besar yang sering jadi andalan adalah Instagram dan TikTok.
Meski sama-sama tergolong sebagai platform sosial media yang banyak diminati, ternyata masing-masing punya karakter, algoritma, dan dinamika audiens yang berbeda.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa bisnis fashion cukup mendominasi konten di Instagram dan TikTok.
Namun, ternyata masih banyak brand fashion yang masih melakukan kesalahan dalam memilih platform yang tepat untuk promosi brand mereka sehingga hasil yang diinginkan tidak tercapai.
Dalam praktiknya, strategi engagement yang berhasil di TikTok belum tentu efektif di Instagram, begitu juga sebaliknya.
Jadi, platform mana yang sebenarnya paling efektif untuk meningkatkan engagement brand fashion?
Berikut panduan yang bisa Anda simak!
Audiens TikTok didominasi oleh generasi yang tumbuh bersama teknologi yang serba instan dan efisien, misalnya seperti Gen Z.
Perilaku audiens ini lebih spontan dan cenderung mencari hiburan, inspirasi, dan inovasi.
Di sisi lain, audiens Instagram lebih banyak digunakan oleh kalangan yang tumbuh bersama perkembangan teknologi tersebut, misalnya millenial dan young professional.
Dari sudut pandang brand fashion, menyikapi dua perbedaan karakteristik audiens ini harus diperhatikan.
Untuk TikTok, brand fashion disarankan menyajikan konten yang spontan dan relate dengan perasaan personal.
Sedangkan untuk Instagram, konten yang rapi serta storytelling yang konsisten akan lebih menarik perhatian karena menampilkan kesan premium dan kompeten dari brand fashion.
TikTok cocok untuk membangun top of mind awareness dengan pendekatan kasual, sedangkan Instagram efektif untuk memperkuat brand perception dan loyalitas audiens.
Algoritma TikTok bekerja seperti mesin pencarian, sehingga ada istilan FYP (for your page).
Siapa pun bisa viral, bahkan tanpa banyak followers, asalkan kontennya menarik dalam beberapa detik pertama.
Ini membuat peluang engagement sangat besar namun hasilnya fluktuatif.
Instagram lebih stabil.
Algoritmanya kini memberi bobot pada hubungan dan minat, bukan sekadar popularitas konten.
Artinya, engagement datang dari komunitas dan audiens yang sudah mengenal brand dan konsisten mengikuti update dari brand tersebut.
Jadi TikTok unggul untuk hasil cepat dan reach luas, sementara Instagram unggul untuk hubungan jangka panjang.
Di TikTok, storytelling disampaikan lewat format video pendek yang spontan.
Brand yang berhasil biasanya berani bermain dengan tren, musik, dan sisi fun dari fashion.
Konten seperti “#OOTD”, “#StylingInspo”, atau video behind the scene bisa viral karena terasa asli.
Sedangkan di Instagram, narasi dibangun melalui visual yang sudah dikonsepkan dan dikurasi seperti konten yang ditayangkan di feed, Reels, dan Stories yang semuanya saling melengkapi.
Di sini, brand fashion bisa memperlihatkan proses desain, filosofi koleksi, atau campaign lookbook dengan tone visual yang khas identitas brand.
Bagi brand fashion, engagement di TikTok lebih banyak berfungsi untuk membangun awareness cepat dan exposure luas.
Audiens mungkin belum langsung membeli, tapi mereka mengenal nama brand lewat konten yang relevan.
Di sisi lain, engagement di Instagram lebih cenderung berorientasi pada relasi dan kepercayaan.
Mayoritas audiens akan menjadi Followers saat sudah tertarik dengan identitas serta unique selling point brand dan mengikuti perjalanan brand dari waktu ke waktu.
Gunakan platfrom TikTok jika ingin target first touchpoint, dan Instagram untuk memperkuat customer journey.
Setelah memahami perbedaannya, memilih platform untuk promosi brand fashion Anda tergantung pada tujuan, sumber daya, dan karakter brand fashion Anda sendiri.
Berikut beberapa panduan simpel yang bisa Anda coba antara lain:
Pada dasarnya di era digital yang mana semua orang sehari-harinya terpapar konten sosial media, menentukan platform untuk brand Anda berdasarkan seberapa relevan brand Anda dengan perilaku audiens di platform tersebut.
TikTok mengajarkan bahwa spontanitas bisa menciptakan kedekatan, sementara Instagram menunjukkan bahwa konsistensi membangun kredibilitas.
Dalam industri fashion yang serba cepat, keduanya bisa saling melengkapi, asal dijalankan dengan strategi marketing yang terarah.
Ingin tahu strategi digital marketing terbaik untuk brand fashion Anda? Konsultasikan dengan Redcomm sekarang!
DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU
RELATED TOPIC
