Menerapkan zero click marketing bukan sekadar mengubah format konten, tetapi menyelaraskan pendekatan komunikasi brand dengan cara audiens mengonsumsi informasi.
Menerapkan zero click marketing bukan sekadar mengubah format konten, tetapi menyelaraskan pendekatan komunikasi brand dengan cara audiens mengonsumsi informasi.
Pada prinsipnya, konten yang mampu menjawab pertanyaan audiens, menginspirasi, serta bisa memberi insight secara cepat tanpa audiens perlu melakukan klik, cenderung memiliki interaksi yang tinggi.
Nah, kalau Anda tidak ingin semakin banyak kehilangan target audiens potensial, mau tidak mau Anda perlu sesegera mungkin menerapkan zero click marketing.
Caranya bagaimana? Simak step by step yang disertai dengan contoh implementasinya di artikel Redcomm Knowledge kali ini.
Native content adalah pembuatan konten memang ditujukan untuk audiens konsumsi langsung di platform media sosial tanpa perlu klik ke luar, misalnya ke website atau landing page, untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Jadi alih-alih membuat konten yang mengarahkan audiens ke website atau platform lain, ada baiknya membuat konten yang bisa stand alone, memiliki nilai lebih, dan menggunakan format sesuai dengan algoritma platform.
Contoh kontennya, Anda bisa membuat:
Tak hanya meningkatkan engagement, namun mengimplementasi native content dalam strategi zero click marketing juga bisa meningkatkan reach, memperkuat trust, bahkan bisa nurturing audiens hingga akhirnya tertarik melakukan konversi.
Penerapan strategi zero click marketing tidak hanya merujuk pada optimasi media sosial saja, namun Anda juga harus bisa mengoptimalkan hasil pencarian di Google.
Fokuskan perhatian Anda pada fitur penting di Google yang memungkinkan audiens mendapatkan informasi tanpa harus melakukan klik, yaitu pada featured snippet dan People Also Ask (PAA).
Featured Snippet adalah kotak jawaban yang terdapat pada bagian atas SERP Google. Isinya sudah pasti berisi jawaban atas pertanyaan audiens secara langsung.
Sedangkan People Also Ask (PAA) adalah sekumpulan pertanyaan yang muncul di halaman hasil pencarian, yang kalau diklik akan memunculkan jawaban singkat dari berbagai situs.
Nah, agar konten atau artikel di situs web bisnis Anda banyak yang muncul pada featured snippet maupun di People Also Ask (PAA), berikut beberapa tips yang bisa Anda ikuti:
Content repurposing adalah seni memaksimalkan satu konten pilar menjadi berbagai versi mini yang relevan di platform berbeda.
Metode ini tak hanya efisien dalam memastikan kesinambungan produksi konten, tetapi juga sangat cocok untuk Zero Click Marketing.
Alasannya karena content repurposing memungkinkan audiens menerima informasi secara langsung dan cepat, sesuai konteks platform yang mereka gunakan.
Untuk mengimplementasikan strategi yang satu ini pada konten di website bisnis Anda, cobalah mengikuti beberapa tips berikut:
Mulailah dari konten pilar seperti artikel blog, whitepaper, atau webinar. Identifikasi 3-5 insight utama dari konten tersebut.
Anda perlu melakukan evaluasi dan analisis insight pada masing-masing platform secara berkala. Kemudian seluruh pengetahuan yang Anda miliki gunakan untuk:
Anda bisa memulai bagian mana pun yang menurut Anda paling menjanjikan. Namun pastikan setiap potongan konten bisa berdiri sendiri dan tidak bergantung pada klik ke sumber asli.
Selain itu, ada baiknya Anda menggunakan format dan bahasa yang sesuai karakter tiap platform agar lebih engage.
Dengan strategi ini, satu konten bisa menjangkau lebih banyak orang di lebih banyak tempat tanpa memerlukan klik sama sekali.
Artinya, meskipun mendapatkan sedikit klik, tetap saja Anda akan mendapatkan awareness yang semakin kuat berkat edukasi berkelanjutan yang Anda berikan kepada audiens.
Mengukur kesuksesan kampanye Zero Click tidak bisa lagi hanya bergantung pada Click Through Rate (CTR).
Karena intinya adalah memberi nilai tanpa klik, maka saat melakukan pengukuran fokus perhatian Anda harus tertuju pada metrik keterlibatan (engagement) dan visibilitas.
Lalu, apa yang harus dilakukan agar bisa mengimplementasikannya? Berikut beberapa tipsnya:
Anda bisa mulai berfokus mempublikasikan konten yang informatif dan layak disimpan, seperti tips singkat, checklist, atau infografik.
Ingat, jumlah “Save” menjadi sinyal kuat yang ditangkap oleh algoritma mengenai kualitas konten Anda. Semakin banyak save berarti konten Anda akan dianggap bernilai tinggi.
Selanjutnya, algoritma pun akan dengan senang hati menyebarluaskan konten Anda kepada lebih banyak orang.
Anda bisa menghitung engagement rate dari jumlah like, comment, dan share dibagi total impressions.
Jika memungkinkan, gunakan carousel atau post naratif untuk mengundang audiens untuk turut berdiskusi dan memberi reaksi di konten Anda. Ini juga sangat membantu untuk meningkatkan engagement.
Lacak impression dan average position dari konten zero click, misalnya dengan memanfaatkan FAQ, definisi, dan listicle.
Kenapa hal ini penting? Jawabannya bisa Anda lihat pada banyaknya konten yang muncul di SERP, meski tanpa klik, tetap memperkuat brand exposure.
Pantau seberapa panjang dan bernilai diskusi di kolom komentar. Komentar yang bukan sekadar emoji, melainkan diskusi bernilai, menunjukkan konten Anda resonan secara emosional dan intelektual.
Salah satu kesalahan umum dalam Zero Click Marketing adalah membuat konten yang terlalu dangkal atau hanya bersifat informatif sepintas.
Padahal, microcontent yang sukses adalah yang mampu menyentuh secara emosional dan memberi nilai edukatif yang nyata dalam waktu singkat. Di sinilah kekuatan storytelling dan edukasi berperan penting.
Formula dasar yang bisa Anda terapkan:
Beberapa contoh yang bisa Anda implementasikan untuk mendapatkan impact besar dalam strategi zero click marketing, misalnya:
Menggabungkan storytelling dan edukasi dalam microcontent memungkinkan Anda membangun koneksi emosi yang lebih kuat dengan audiens, sekaligus menyampaikan informasi penting yang dapat meningkatkan kredibilitas brand di mata audiens.
Mengandalkan asumsi dalam konten marketing sudah bukan zamannya lagi. Untuk benar-benar memahami efektivitas konten zero click, Anda perlu melakukan A/B testing secara sistematis.
Cara ini memungkinkan Anda membandingkan performa konten yang mengarahkan audiens ke luar platform versus konten yang memberikan nilai penuh tanpa perlu klik.
Cara implementasinya:
Buat dua versi konten dengan topik dan format serupa. Misalnya:
Publikasikan kedua versi pada waktu dan hari yang sama. Anda bisa menggunakan A/B schedule di tools seperti Buffer atau Later.
Setelahnya, lakukan pengukuran performa berdasarkan:
Pro tips:
Melakukan pengujian tidak bisa hanya satu kali ya, lalu memastikan hasil yang didapatkan adalah nyata. Anda perlu mengulangi tes dengan tema berbeda agar Anda punya pola hasil.
Ada baiknya dalam setiap proses pengujian Anda melakukan dokumentasikan hasil dan evaluasi sehingga bisa benar-benar mendapatkan data terkait konten mana yang paling mendukung objektif brand: apakah awareness, edukasi, atau konversi.
Dengan eksperimen seperti ini, Anda akan tahu dengan pasti strategi konten mana yang paling resonan dan layak di-scale, serta memastikan pendekatan zero click Anda benar-benar efektif.
Sering kali, konten terbaik datang dari frontline: tim sales dan customer service (CS).
Mereka berinteraksi langsung dengan calon klien dan pelanggan, dan tahu betul pertanyaan, kekhawatiran, serta kebutuhan mereka.
Ini menjadikan mereka sumber insight yang kaya untuk strategi Zero Click Marketing.
Untuk itu, upayakan menyelenggarakan sesi rutin antara tim marketing dan tim sales/CS (misalnya mingguan atau dua mingguan) untuk mengumpulkan pertanyaan yang paling sering diajukan oleh pelanggan.
Kemudian identifikasi pola pertanyaan dan ubah jadi format konten yang mudah dicerna, seperti:
Anda juga bisa mengubah transcript percakapan, tentunya dengan seizin pemilik percakapan, dari chat WA, email, atau call support menjadi narasi konten storytelling atau problem solution.
Zero Click Marketing bukan tren sesaat, namun sudah mengevolusi cara Anda berkomunikasi dengan audiens modern yang tidak sabar, mobile first, dan craving for value.
Jika Anda ingin memenangkan atensi, bukan hanya klik, saatnya mulai memprioritaskan konten yang memberikan nilai langsung di tempat audiens berada.
DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU
RELATED TOPIC