Gen Z adalah generasi yang sangat visual dan mereka cenderung lebih tertarik pada konten yang interaktif dan relatable.
Gen Z adalah generasi yang sangat visual dan mereka cenderung lebih tertarik pada konten yang interaktif dan relatable.
Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Gen Z menjadi pengguna media sosial dan internet terbanyak di Indonesia. Dua media sosial yang paling banyak mereka gunakan tentu saja Instagram dan YouTube.
Apakah Anda ingin menerapkan pemasaran menggunakan video marketing, namun masih ragu. Mana yang lebih baik antara menggunakan platform YouTube atau IGTV?
Simak yuk penjelasan lengkapnya di artikel ini, mulai dari perbedaan dari kedua platform video tersebut, kelebihan, kekurangan, dan cara masing-masing membantu bisnis Anda menarik perhatian target audiens.
Video marketing saat ini menjadi salah satu strategi paling efektif untuk menjangkau audiens, terutama dengan berkembangnya platform media sosial, seperti YouTube dan IGTV, lalu ada pula TikTok, pemanfaatan fitur video dalam Instagram Reels, Story, dan lainnya.
Jika Anda adalah pemilik bisnis dan target market yang mau dijangkau termasuk kelompok Gen Z, mau tidak mau Anda harus memanfaatkan video sebagai media utama.
Gen Z lebih menyukai video yang tidak hanya informatif, tetapi juga menghibur. Ini menjadi alasan mengapa IGTV dan YouTube sangat relevan dalam strategi pemasaran video. Berikut datanya:
Hasil survei terbaru dari Wyzowl yang dirilis dalam Video Marketing Statistics 2024, ada sekitar 86% bisnis menggunakan video sebagai alat pemasaran utama.
Penggunaan video tidak hanya membantu meningkatkan brand awareness, tetapi juga meningkatkan konversi dan penjualan.
Bahkan, 84% konsumen mengatakan mereka lebih cenderung membeli produk setelah menonton video produk tersebut.
Hasil yang sama juga dikuatkan dengan penelitian yang dilakukan HubSpot.
Dalam artikel berjudul “The Ultimate Guide to Video Marketing”, HubSpot menemukan kalau video memiliki engagement yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis konten lain di platform media sosial.
Kurang lebih sebanyak 92% marketers juga melaporkan penggunaan video menjadi bagian penting dari penerapan strategi konten mereka.
Anda pasti sudah mengenai YouTube dengan baik, kan, mengingat platform ini sudah menjadi platform video yang terkenal selama bertahun-tahun di seluruh dunia.
Sejak diluncurkan pada tahun 2005, YouTube terus tumbuh menjadi salah satu situs web paling populer di dunia, dengan lebih dari 2,5 miliar pengguna aktif per bulan pada tahun 2023.
Tidak hanya untuk hiburan, YouTube juga menjadi media belajar, sumber informasi, mengembangkan keterampilan, dan tentu saja untuk penerapan strategi video marketing.
YouTube memberi kesempatan bagi kreator untuk membuat konten dengan durasi yang fleksibel. Anda dari pihak brand juga bisa mengunggah video pendek berdurasi beberapa detik hingga video panjang berdurasi berjam-jam.
Format ini memungkinkan brand menyampaikan cerita dengan lebih detail. Ini tentunya akan sangat disukai audiens, mulai di kelompok usia dewasa maupun Gen Z.
Selain itu, algoritma YouTube didesain untuk mempromosikan video yang relevan berdasarkan perilaku pengguna. Dengan optimasi SEO yang baik, video marketing Anda bisa mendapatkan visibilitas yang lebih besar dan mencapai audiens yang lebih luas.
IGTV (Instagram TV), yang diluncurkan Instagram pada tahun 2018, menawarkan pendekatan berbeda dalam video marketing.
Fitur Instagram ini dirancang secara khusus untuk meningkatkan pengalaman menonton konten visual, termasuk video, di perangkat mobile.
Platform IGTV memungkinkan pengguna Instagram membuat dan menonton video panjang dalam format vertikal. Hal ini sesuai dengan kebiasaan pengguna, terutama Gen Z, yang lebih sering mengakses konten melalui ponsel.
Melihat kondisi saat ini, konten berbentuk video sangat diminati oleh pengguna internet. Tidak heran jika YouTube dan IGTV menjadi layanan tayangan video yang populer dan digemari. Bahkan digunakan untuk memudahkan penerapan strategi digital marketing.
Mana yang lebih bagus untuk menerapkan video marketing? Untuk menentukan mana yang lebih baik antara YouTube dan IGTV, ada beberapa faktor yang perlu Anda pertimbangkan:
Jika Anda ingin menjangkau audiens yang lebih luas dan bervariasi secara global, YouTube adalah pilihan terbaik.
Hal ini karena YouTube sebagai layanan video milik Google memiliki jumlah pengguna aktif dari segala usia lebih dari 2,5 miliar.
Jumlah pengguna Instagram sebenarnya tidak kalah banyak ya, terutama di tahun ini, namun usia pengguna Instagram cenderung lebih muda.
Sekarang pilihan kembali kepada Anda sebagai pengelola bisnis, mau pilih layanan yang mana untuk menjalankan video marketing. Hal ini bergantung pada target konsumen yang ingin Anda bidik.
Jika target audiens Anda adalah pengguna ponsel yang lebih menyukai konten singkat dan interaktif, IGTV bisa menjadi pilihan tepat.
Baik YouTube maupun IGTV sama-sama memberi kemudahan bagi Anda yang mau memasang iklan berbayar pada layanan mereka.
Namun untuk bisa melakukannya, Anda harus menyiapkan biaya iklan sesuai dengan target yang diinginkan dan sesuai dengan minimal biaya yang telah ditentukan.
Untuk Instagram ads, biaya paling murah yang harus Anda keluarkan sebesar Rp10.000,- sementara untuk biaya iklan Google ads, atau dalam hal ini YouTube, minimal biaya iklan mulai dari Rp26.000,-
Pembayaran baru bisa dilakukan setelah Anda melakukan pengisian saldo pada akun Anda. Nanti saat pemasangan iklan dilakukan, harga iklan akan ditentukan layanan penyedia video marketing yang Anda pilih.
Rincian biaya iklan biasanya berdasarkan dari target audiens yang dipilih, jangkauan iklan, area geografis, hingga karakteristik demografi lainnya.
Di YouTube, Anda bebas membuat video dengan durasi panjang atau pendek, tergantung kebutuhan brand.
Format video YouTube yang horizontal memungkinkan Anda menyampaikan cerita yang lebih mendalam dan terstruktur.
Selain itu, YouTube mendukung berbagai jenis konten, seperti vlog, tutorial, ulasan produk, dan video promosi.
Sementara itu, IGTV lebih cocok untuk konten yang lebih sederhana dan easy bite atau cepat dikonsumsi, terutama dalam format vertikal.
Format video seperti ini sangat cocok untuk brand yang ingin menampilkan produk secara visual dengan cepat, praktis, informatif, dan sesuai dengan gaya konsumsi pengguna Instagram.
Walau sama-sama layanan berbagi video, YouTube dan IGTV secara umum memiliki model konten yang berbeda. Di IGTV, Anda tidak harus mahir dalam editing dan pengambilan shot video yang bagus.
Sebaliknya di YouTube, Anda harus bisa membuat video yang tidak hanya menarik, tapi juga enak untuk dinikmati sehingga views dan pengikut channel Anda meningkat.
Nah, agar bisa menghasilkan video yang bagus, Anda dituntut untuk bisa menentukan konsep foto, membuat storyboard video marketing, melakukan pengambilan gambar dengan baik, hingga proses editing, dan promosi konten.
YouTube, sebagai bagian dari Google, memiliki sistem SEO yang kuat. Anda perlu paham penggunaan kata kunci yang tepat dan deskripsi video yang baik.
Ini kalau Anda ingin video memiliki peluang besar muncul di halaman pertama hasil pencarian Google atau menjadi featured snippet.
Sebaliknya, IGTV lebih terintegrasi dengan ekosistem Instagram. Algoritma Instagram mengutamakan engagement, seperti jumlah like, komentar, dan share, yang dapat membantu video Anda menjangkau lebih banyak audiens di dalam platform.
Namun, jika tujuan Anda adalah traffic organik dari pencarian Google, YouTube lebih unggul.
Terlepas dari itu, Anda bisa meminta bantuan dari digital marketing agency Jakarta atau digital marketing agency Indonesia yang memiliki divisi video production ketika bingung memilih YouTube atau IGTV untuk promosi bisnis melalui video marketing.
Sebab pemilihan platform ini juga dipengaruhi tren konten, algoritma dari masing-masing platform, target audiens, serta tujuan bisnis yang mau dicapai.
Namun sebelum itu, pastikan Anda paham dulu Model Tayangan Video Marketing sebagai Variasi Cara Promosi.
Referensi:
DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU
RELATED TOPIC