Fungsi Storyboard dalam Pembuatan Video Marketing
Storyboard berperan sebagai panduan yang sangat penting dalam pembuatan video marketing, termasuk untuk memudahkan koordinasi dan kolaborasi seluruh individu yang terlibat dalam proses produksi video marketing.
Secara lengkap, berikut beberapa fungsi storyboard:
- Storyboard membantu Anda menyusun dan mengorganisir ide dan pesan utama yang ingin disampaikan dalam video secara terstruktur.
- Memudahkan tim kreatif merancang alur cerita yang jelas, menarik, sekaligus memastikan apakah pesan di dalam video nantinya relevan dengan target audiens.
- Adanya storyboard memungkinkan Anda meminimalkan terjadinya kesalahan karena semua elemen dapat diidentifikasi dan diperbaiki sebelum produksi video dilakukan. Ini membuat Anda bisa menghemat waktu dan biaya produksi.
- Memungkinkan semua anggota tim untuk melihat dan memahami konsep video sebagai persiapan sebelum membuat video marketing.
- Sebagai alat komunikasi visual, storyboard memastikan semua anggota tim memahami visi yang ingin dicapai, sehingga meminimalkan kesalahpahaman.
- Dengan storyboard, tim kreatif bisa memastikan konsistensi visual sepanjang video dan hal penting lainnya untuk membangun brand identity yang kuat.
Tips dan Cara Membuat Storyboard Video Marketing
Mengembangkan storyboard yang efektif untuk video marketing bisa menjadi tantangan tersendiri.
Namun Anda tetap perlu memperjuangkannya demi menghasilkan video yang berpotensi mendorong audiens melakukan pembelian.
Apalagi kalau melihat hasil survei yang pernah dilakukan Wyzowl bahwa ada kurang lebih 84% orang mengaku cenderung membeli produk setelah menonton video yang meyakinkan di internet.
Statistik yang kurang lebih sama juga pernah diungkapkan HubSpot, yang menunjukkan 72% konsumen lebih suka belajar tentang suatu produk atau layanan melalui video marketing yang menarik dan bagus.
Dari data di atas sudah jelas dan seharusnya bisa memberi gambaran kepada Anda tentang pentingnya membuat video marketing dengan perencanaan yang matang, sehingga bisa mencapai tujuan pemasaran yang Anda inginkan.
Nah, untuk bisa membuat storyboard yang mendukung pembuatan video marketing yang bagus, ikuti langkah-langkah berikut:
1. Membuat Timeline atau Jalan Cerita
Langkah pertama dalam membuat storyboard adalah menentukan timeline atau jalan cerita. Timeline ini mencakup urutan adegan dari awal hingga akhir, termasuk pembukaan, konflik, dan resolusi.
Maka, Anda perlu menentukan urutan adegan, dari adegan pertama hingga terakhir, termasuk bagaimana video akan dimulai, konflik yang mungkin terjadi, perkembangan jalan cerita, hingga akhir video.
Pikirkan juga inti pesan pemasaran yang ingin Anda sampaikan kepada audiens, serta tujuan dari video marketing yang ingin dicapai. Misalnya ingin mengenalkan produk dengan cara yang menarik dan mudah dipahami oleh audiens.
Contoh, mulailah video dengan menampilkan masalah yang umum dihadapi oleh target audiens, cara tokoh bereaksi di dalam video, tanggapan orang lain terhadap tokoh, lalu perkenalkan produk Anda sebagai solusi yang tepat.
Penelitian menunjukkan penggunaan storytelling yang kuat dalam video dapat meningkatkan engagement hingga 22% lebih tinggi.
2. Tentukan Scene / Topik Setiap Adegan
Setelah membuat garis besar cerita, maka selanjutnya Anda perlu menentukan scene atau topik dari setiap adegan.
Setiap scene harus memiliki fokus yang jelas, baik untuk memberikan informasi, memancing emosi, atau menggugah tindakan audiens.
Prinsipnya, seluruh scene harus berkesinambungan agar berkontribusi terhadap keseluruhan alur cerita.
Misalnya, adegan pertama mungkin berfokus pada pengenalan masalah, lalu ada adegan yang berkaitan dengan konflik atau keresahan yang dihadapi karena adanya masalah. Setelahnya, ada adegan yang memperkenalkan produk Anda sebagai solusi.
Dalam proses ini, Anda perlu mempertimbangkan durasi setiap adegan dan bagaimana setiap adegan akan berpindah ke adegan berikutnya.
Transisi yang mulus dan logis sangat penting untuk menjaga perhatian audiens tetap berfokus pada pesan yang ingin Anda sampaikan.
Jangan lupa, pikirkan juga tentang elemen visual dan audio yang akan digunakan di setiap scene, termasuk musik latar, narasi, atau dialog.
3. Buat Sketsa Gambar Setiap Scene
Setelah menentukan scene, mulailah membuat sketsa gambar untuk setiap scene.
Sketsa ini tidak perlu rumit atau sempurna secara artistik, yang penting mampu menyampaikan ide visual dari setiap adegan, komposisi visual, sudut kamera, dan elemen-elemen penting lainnya.
Anda bisa menggunakan tangan atau perangkat lunak khusus untuk membuat sketsa.
Misalnya, jika adegan pertama menggambarkan seseorang yang mengalami masalah, sketsa tersebut harus menunjukkan ekspresi wajah dan situasi yang mencerminkan masalah yang sedang dihadapi.
Adanya sketsa akan membantu Anda dan tim produksi untuk memvisualisasikan setiap adegan dengan lebih baik.