knowledge
MENU
SEARCH KNOWLEDGE

Cara Membuat Storyboard Video Marketing untuk Mengenalkan Produk

03 Sep  · 
4 min read
 · 
eye 8.478  
Video Production Management

Cara Membuat Storyboard Video Marketing Untuk Mengenalkan Produk

Video marketing menjadi salah satu cara paling efektif untuk mengenalkan produk kepada calon konsumen. Namun membuat video marketing untuk promosi digital memang tidak semudah yang dibayangkan. Ada proses yang harus Anda persiapkan secara matang agar hasilnya maksimal.

Salah satu proses krusial yang perlu Anda lakukan sebelum pembuatan video marketing adalah membuat storyboard yang solid untuk mempermudah proses produksi.

Storyboard berfungsi sebagai peta visual yang akan membantu Anda merencanakan setiap adegan dalam video, sekaligus memastikan pesan promosi tersampaikan dengan jelas dan efektif kepada target audiens.

Agar bisa membuat storyboard video marketing, baca artikel Redcomm Knowledge kali ini sampai selesai, ya.

Apa yang Dimaksud dengan Storyboard?

Storyboard adalah rangkaian gambar atau sketsa yang menggambarkan alur cerita dari video yang akan dibuat. 

Dalam proses pembuatan video marketing, storyboard berfungsi seperti komik yang merinci setiap adegan dalam video dari awal hingga akhir. 

Setiap gambar atau sketsa dalam storyboard akan disusun secara urut disertai deskripsi lengkap dan berbagai elemen visual, dialog, gerakan kamera, efek suara, atau tindakan yang perlu dilakukan. 

Tujuan utama pembuatan papan cerita ini untuk memberikan gambaran yang jelas kepada tim produksi video mengenai alur cerita video sebelum proses produksi dimulai. 

Jadi begitu produksi dilakukan, seluruh prosesnya bisa berjalan lancar dan minim  kesalahan.

Fungsi Storyboard dalam Pembuatan Video Marketing

Storyboard berperan sebagai panduan yang sangat penting dalam pembuatan video marketing, termasuk untuk memudahkan koordinasi dan kolaborasi seluruh individu yang terlibat dalam proses produksi video marketing. 

Secara lengkap, berikut beberapa fungsi storyboard:

  • Storyboard membantu Anda menyusun dan mengorganisir ide dan pesan utama yang ingin disampaikan dalam video secara terstruktur.
  • Memudahkan tim kreatif merancang alur cerita yang jelas, menarik, sekaligus memastikan apakah pesan di dalam video nantinya relevan dengan target audiens.
  • Adanya storyboard memungkinkan Anda meminimalkan terjadinya kesalahan karena semua elemen dapat diidentifikasi dan diperbaiki sebelum produksi video dilakukan. Ini membuat Anda bisa menghemat waktu dan biaya produksi.
  • Memungkinkan semua anggota tim untuk melihat dan memahami konsep video sebagai persiapan sebelum membuat video marketing.
  • Sebagai alat komunikasi visual, storyboard memastikan semua anggota tim memahami visi yang ingin dicapai, sehingga meminimalkan kesalahpahaman.
  • Dengan storyboard, tim kreatif bisa memastikan konsistensi visual sepanjang video dan hal penting lainnya untuk membangun brand identity yang kuat.

Tips dan Cara Membuat Storyboard Video Marketing

Mengembangkan storyboard yang efektif untuk video marketing bisa menjadi tantangan tersendiri. 

Namun Anda tetap perlu memperjuangkannya demi menghasilkan video yang berpotensi mendorong audiens melakukan pembelian.

Apalagi kalau melihat hasil survei yang pernah dilakukan Wyzowl bahwa ada kurang lebih 84% orang mengaku cenderung membeli produk setelah menonton video yang meyakinkan di internet. 

Statistik yang kurang lebih sama juga pernah diungkapkan HubSpot, yang menunjukkan 72% konsumen lebih suka belajar tentang suatu produk atau layanan melalui video marketing yang menarik dan bagus.

Dari data di atas sudah jelas dan seharusnya bisa memberi gambaran kepada Anda tentang pentingnya membuat video marketing dengan perencanaan yang matang, sehingga bisa mencapai tujuan pemasaran yang Anda inginkan.

Nah, untuk bisa membuat storyboard yang mendukung pembuatan video marketing yang bagus, ikuti langkah-langkah berikut:

1. Membuat Timeline atau Jalan Cerita

Langkah pertama dalam membuat storyboard adalah menentukan timeline atau jalan cerita. Timeline ini mencakup urutan adegan dari awal hingga akhir, termasuk pembukaan, konflik, dan resolusi.

Maka, Anda perlu menentukan urutan adegan, dari adegan pertama hingga terakhir, termasuk bagaimana video akan dimulai, konflik yang mungkin terjadi, perkembangan jalan cerita, hingga akhir video.

Pikirkan juga inti pesan pemasaran yang ingin Anda sampaikan kepada audiens, serta tujuan dari video marketing yang ingin dicapai. Misalnya ingin mengenalkan produk dengan cara yang menarik dan mudah dipahami oleh audiens.

Contoh, mulailah video dengan menampilkan masalah yang umum dihadapi oleh target audiens, cara tokoh bereaksi di dalam video, tanggapan orang lain terhadap tokoh, lalu perkenalkan produk Anda sebagai solusi yang tepat. 

Penelitian menunjukkan penggunaan storytelling yang kuat dalam video dapat meningkatkan engagement hingga 22% lebih tinggi.

2. Tentukan Scene / Topik Setiap Adegan

Setelah membuat garis besar cerita, maka selanjutnya Anda perlu menentukan scene atau topik dari setiap adegan. 

Setiap scene harus memiliki fokus yang jelas, baik untuk memberikan informasi, memancing emosi, atau menggugah tindakan audiens. 

Prinsipnya, seluruh scene harus berkesinambungan agar berkontribusi terhadap keseluruhan alur cerita.

Misalnya, adegan pertama mungkin berfokus pada pengenalan masalah, lalu ada adegan yang berkaitan dengan konflik atau keresahan yang dihadapi karena adanya masalah. Setelahnya, ada adegan yang memperkenalkan produk Anda sebagai solusi.

Dalam proses ini, Anda perlu mempertimbangkan durasi setiap adegan dan bagaimana setiap adegan akan berpindah ke adegan berikutnya. 

Transisi yang mulus dan logis sangat penting untuk menjaga perhatian audiens tetap berfokus pada pesan yang ingin Anda sampaikan.

Jangan lupa, pikirkan juga tentang elemen visual dan audio yang akan digunakan di setiap scene, termasuk musik latar, narasi, atau dialog.

3. Buat Sketsa Gambar Setiap Scene

Setelah menentukan scene, mulailah membuat sketsa gambar untuk setiap scene

Sketsa ini tidak perlu rumit atau sempurna secara artistik, yang penting mampu menyampaikan ide visual dari setiap adegan, komposisi visual, sudut kamera, dan elemen-elemen penting lainnya. 

Anda bisa menggunakan tangan atau perangkat lunak khusus untuk membuat sketsa.

Misalnya, jika adegan pertama menggambarkan seseorang yang mengalami masalah, sketsa tersebut harus menunjukkan ekspresi wajah dan situasi yang mencerminkan masalah yang sedang dihadapi. 

Adanya sketsa akan membantu Anda dan tim produksi untuk memvisualisasikan setiap adegan dengan lebih baik.

4. Tulis Deskripsi Tiap Scene/Sketsa

Setiap sketsa yang Anda buat harus dilengkapi dengan deskripsi singkat yang menjelaskan apa yang terjadi dalam adegan tersebut. Deskripsi ini harus mencakup elemen penting, seperti dialog, tindakan karakter, gerakan kamera, efek suara, dan elemen visual lainnya yang wajib muncul dalam adegan tertentu. 

Deskripsi yang baik akan membantu tim produksi memahami dengan tepat apa yang perlu dilakukan untuk merealisasikan setiap adegan. 

Misalnya, jika Anda ingin menambahkan musik latar yang dramatis pada adegan tertentu, pastikan untuk mencatat hal tersebut dalam deskripsi.

5. Tentukan Konsep Video

Pilih konsep video yang sesuai dengan tujuan pemasaran dan audiens target Anda. Konsep video yang dimaksud di sini bisa berbentuk video tutorial, testimonial pelanggan, demo produk, atau cerita pendek. 

Dalam menentukan konsep, pastikan juga Anda secara jelas menentukan gaya visual, tone, dan pesan utama yang ingin disampaikan. Termasuk apakah video Anda akan menggunakan animasi, live action, atau kombinasi keduanya? 

Apakah tone video akan serius, humoris, atau inspiratif? Semua pertanyaan ini harus dijawab dalam konsep video. 

Jika target audiens adalah kelompok Gen Z, maka pastikan video marketing Anda nantinya autentik, singkat, dan mudah dibagikan.

Menentukan konsep video sangat penting karena akan mempengaruhi keseluruhan estetika dan perasaan yang ditransmisikan kepada penonton. 

Sudah banyak penelitian yang menunjukkan kalau video dengan konsep visual dan naratif yang kuat dapat meningkatkan niat membeli hingga 85%.

6. Lakukan Koreksi dari Sudut Pandang Penonton

Setelah storyboard selesai dibuat, penting untuk melihatnya dari sudut pandang penonton. Apakah alur cerita mudah dipahami? 

Apakah setiap adegan mendukung tujuan utama video? Apakah pesan yang disampaikan kuat dan jelas?

Agar penilaian Anda menjadi obyektif, tempatkan diri Anda sebagai penonton yang belum pernah melihat produk Anda sebelumnya. 

Dengan melihat storyboard dari perspektif ini, Anda dapat mengidentifikasi kelemahan dan peluang untuk perbaikan.

7. Revisi dan Sempurnakan

Setelah melakukan koreksi, langkah terakhir adalah melakukan revisi dan penyempurnaan pada storyboard

Diskusikan dengan tim produksi untuk memastikan semua elemen sesuai dengan visi Anda. Jangan ragu melakukan revisi supaya storyboard benar-benar siap untuk digunakan sebagai panduan produksi video.


Membuat storyboard adalah langkah penting dalam pembuatan video marketing yang sukses. Ikuti langkah-langkah membuat storyboard video marketing di atas, agar video promosi buatan Anda jadi lebih menarik, dan dapat menyampaikan pesan yang kuat dan jelas kepada audiens. Lebih bagus lagi kalau Anda juga bisa menerapkan Advertising Symbiosis yang bisa membuat video Anda viral.

SUBSCRIBE NOW

RELATED TOPICS:

DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU

SUBSCRIBE NEWSLETTER