Inflection AI adalah perusahaan teknologi yang berfokus pada pengembangan kecerdasan buatan (AI) yang lebih alami dan intuitif dalam berinteraksi dengan manusia.
Inflection AI adalah perusahaan teknologi yang berfokus pada pengembangan kecerdasan buatan (AI) yang lebih alami dan intuitif dalam berinteraksi dengan manusia.
Bahkan AI buatan Mustafa Suleyman, salah satu pendiri Google DeepMind, dan Reid Hoffman, salah satu pendiri LinkedIn, digadang-gadang merupakan pesaing baru bagi OpenAI. Benarkah demikian? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Perusahaan Infection AI berfokus pada pengembangan produk AI untuk konsumen, dan baru saja merilis chatbot bernama Pi.
Tujuan utama Inflection AI adalah menciptakan antarmuka yang memungkinkan interaksi manusia dengan mesin menjadi lebih mirip dengan percakapan antar manusia.
Pi menggunakan teknologi AI generatif mirip dengan ChatGPT dan memungkinkan Anda berinteraksi dan mengajukan pertanyaan.
Dalam proses pengembangannya, Inflection AI berencana menciptakan produk kecerdasan buatan yang dipersonalisasi untuk membantu individu dalam perencanaan, penjadwalan, dan pengumpulan informasi.
Dimulai dari penciptaan model Inflection-1 yang menjadi dasar dari chatbot Pi, perusahaan ini mengklaim kinerjanya melampaui sebagian besar model bahasa yang ada, serta menjadikannya pemimpin pasar di industri teknologi AI.
Inflection AI sukses mengumpulkan pembiayaan sebesar USD 1,3 miliar atau sekitar Rp 19,5 triliun dalam pengembangan kecerdasan buatan.
Beberapa nama brand besar terlihat dalam daftar nama investor yang memberikan dukungan bagi Inflection AI, seperti Microsoft dan NVidia.
Microsoft menjadi kontributor terbesar, sama seperti saat perusahaan teknologi raksasa ini memberi dukungan dan menjadi investor untuk OpenAI, pengembang utama ChatGPT.
Sementara Nvidia adalah perusahaan khusus dalam pengolahan grafis yang akhirnya turut tercatat sebagai investor Inflection AI.
Keikutsertaan Microsoft dan Nvidia dalam pendanaan ini menarik perhatian dan menegaskan kepercayaan mereka terhadap potensi luar biasa yang dimiliki Inflection AI dalam merevolusi lanskap kecerdasan buatan.
Dengan dukungan finansial dari perusahaan-perusahaan ternama ini, Inflection AI diposisikan untuk terus mengembangkan teknologi AI yang inovatif dan berdampak luas bagi berbagai sektor.
Minat dan investasi dari raksasa industri semacam Microsoft dan Nvidia memberikan sinyal positif bagi pertumbuhan dan penerapan teknologi AI di masa depan.
Potensi revolusioner Inflection AI diharapkan akan membuka peluang baru dan mendorong perkembangan lebih lanjut dalam dunia kecerdasan buatan.
CEO Inflection AI, Mustafa Suleyman, berencana meningkatkan modal perusahaan demi membangun kemampuan komputasi yang lebih maju.
Dimulai dengan penggunaan sebagian modal untuk membangun cluster komputasi yang menampilkan sekitar 22.000 chip Nvidia H100, dengan daya komputasi tiga kali lebih besar daripada yang digunakan untuk melatih GPT4.
Lonjakan minat investor dalam industri AI terjadi dalam beberapa bulan terakhir, didorong kesuksesan baru-baru ini dari ChatGPT OpenAI dan ambisi Inflection AI dalam mengembangkan teknologi AI yang berbeda.
Perkembangan ini menjanjikan masa depan yang cerah baik untuk bisnis maupun konsumen dalam pemanfaatan kecerdasan buatan.
Inflection-1, sebuah model bahasa besar yang dikembangkan oleh Inflection, telah berhasil melewati uji coba dengan ukuran dan kapabilitas yang sebanding dengan model GPT-3.5 yang dikembangkan oleh OpenAI.
Inflection menyatakan model Inflection-1 yang mereka kembangkan mampu bersaing bahkan melampaui model lain seperti GPT-3.5, LLaMa, Chinchilla, dan PaLM-540B berdasarkan pada ukuran dan kinerja yang dicatat dalam “technical note.”
Hasil uji coba yang telah dipublikasikan menunjukkan Inflection-1 menunjukkan performa yang baik dalam tes logika dasar dan berbagai tingkat pengetahuan, termasuk tingkat sekolah menengah dan sekolah menengah atas.
Namun, dalam hal pemrograman, Inflection-1 masih kalah dibandingkan dengan GPT-3.5. Inilah yang kemudian mendorong Inflection merilis pengembangan model mereka yang lebih tinggi, setara dengan GPT-4 dan PaLM-2(L), apabila hasil uji coba menunjukkan hasil yang memuaskan.
Dengan demikian, Inflection berusaha terus meningkatkan performa model bahasa mereka dan tetap berkompetisi di dunia kecerdasan buatan.
Dengan perluasan kemampuan dan penawarannya, Inflection AI memperkuat posisinya sebagai pesaing serius di dunia AI. Perkembangan teknologi ini menjadi acuan bagi industri kecerdasan buatan berikutnya.
Dengan lonjakan minat investor dan rencana ambisius Inflection AI dalam mengembangkan AI, masa depan teknologi AI diprediksi akan semakin menarik untuk diikuti.
Di zaman yang semakin canggih ini, banyak perusahaan besar menggandeng AI untuk mengoptimalkan bisnisnya. Coba baca deh teknologi AI berikutnya, yaitu Amazon Menggunakan AI Generatif untuk Menarik Pelanggan.
DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU
RELATED TOPIC