knowledge
MENU
SEARCH KNOWLEDGE

Coca-Cola Rilis Generasi UGC Baru dengan Seni AI di “Create Real Magic”

22 Apr  · 
4 min read
 · 
eye 3.364  
Digital Marketing

Coca Cola

Apakah brand Anda kesulitan menjangkau Gen Z yang makin kritis terhadap iklan? Di era konten digital yang hiperaktif, Coca-Cola membuktikan bahwa kreativitas tidak lagi cukup.

Harus ada engagement (keterlibatan) dan partisipasi audiens, dan ini diwujudkan melalui platform AI “Create Real Magic”.

Kolaborasi Coca-Cola, OpenAI, dan Bain & Company ini bukan cuma kampanye biasa, tetapi sinyal kuat yang menunjukkan masa depan User Generated Content (UGC) telah berevolusi.

Ini juga menjadi ajakan bagi siapa pun yang berkecimpung di dunia marketing, advertising, atau brand development untuk mencari tahu strategi epik ini. Yuk, baca ulasan lengkapnya.

Coca-Cola Gandeng Teknologi AI untuk Ciptakan Generasi UGC Baru

Pada awal 2024, Coca-Cola resmi meluncurkan “Create Real Magic”, yaitu platform kreatif yang memungkinkan kreator dari seluruh dunia menggunakan teknologi GPT-4 dan DALL-E untuk menghasilkan karya seni orisinal, baik dalam bentuk teks maupun gambar.

Platform yang merupakan hasil kerja sama eksklusif Coca-cola dengan OpenAI dan Bain & Company ini menjadi salah satu upaya Coca-Cola untuk mengeksplorasi potensi kecerdasan buatan dalam pemasaran modern.

Hal ini seperti yang dikatakan oleh James Quincey, CEO The Coca-Cola Company, “Kami melihat peluang besar dalam meningkatkan pemasaran melalui AI canggih, sambil mengeksplorasi cara baru untuk meningkatkan efisiensi bisnis.”

Tak sekadar berkreasi menciptakan teks dan gambar. Menggunakan Create Real Magic memungkinkan kreator membuat seni digital dengan elemen ikonik Coca-Cola, seperti:

  • Botol legendaris khas Coca-cola.
  • Tulisan tangan Spencerian. 
  • Karakter populer seperti Beruang Kutub dan Santa Claus Coca-Cola

Kontes Global “Create Real Magic” Coca-cola

Dalam rangka peluncuran kampanye ini, Coca-Cola juga menggelar kompetisi global “Create Real Magic”. 

Dalam kompetisi ini, para kreator digital dapat mengunggah karya mereka yang dibuat dengan menggunakan aset Coca-Cola ke dalam platform. Tentunya ada hadiah menanti, yaitu:

1. Undangan ke Markas Coca-Cola

Pratik Thakar, Global Head Creative Strategy Coca-Cola, mengatakan bahwa "Create Real Magic" mencerminkan komitmen perusahaan untuk bergerak cepat dalam menguji, belajar, dan mengembangkan ide menggunakan AI. 

“Kami bergerak secepat budaya dengan program inovatif yang sangat nyata bagi komunitas kreatif. Create Real Magic memberikan peluang unik bagi seniman digital untuk bermain dalam kotak pasir yang dibuat khusus, didukung oleh GPT-4 dan DALL-E, dan mendemokratisasi ikonografi merek kami dan aset iklan paling berprofil tinggi,” ujarnya.

Sejumlah 30 kreator akan dipilih untuk berkunjung ke markas global The Coca-Cola Company di Atlanta pada musim panas ini untuk mengikuti “Real Magic Creative Academy”.

Workshop selama tiga hari, yang dikurasi oleh Tim Desain dan Kreatif Global Coke bekerja sama dengan OpenAI, akan membahas eksplorasi kreatif lanjutan.

Lalu bersama-sama menciptakan konten yang bisa digunakan untuk barang dagangan berlisensi Coca-Cola, koleksi digital, dan lainnya. Para peserta akan diberi kredit atas karyanya.

Kampanye ini adalah bagian dari platform merek global “Real Magic” Coca-Cola, yang berakar pada gagasan bahwa sihir terjadi dalam momen-momen tak terduga dari koneksi yang mengangkat aktivitas sehari-hari menjadi luar biasa.

2. Karya Tampil di Billboard Coca-Cola

Selain mendapatkan undangan untuk datang ke markas Coca-cola, karya terpilih juga berpeluang tampil di billboard digital dunia milik Coca-cola yang ada di Times Square, New York dan Piccadilly Circus, London.

Tentunya penampilan karya di billboard tersebut membuat karya para kreator mendapatkan eksposur global dan menjadi bagian dari strategi brand engagement Coca-Cola yang lebih imersif dan relevan untuk Gen Z dan milenial digital native.

“Kami sangat bersemangat untuk menghadirkan generasi kreativitas berikutnya melalui teknologi yang berkembang pesat ini,” kata James Quincey, Ketua dan CEO The Coca-Cola Company.

Lalu ia melanjutkan, “Kami melihat peluang untuk meningkatkan pemasaran kami melalui AI canggih, sekaligus mengeksplorasi cara-cara untuk meningkatkan operasi dan kemampuan bisnis kami.”

Tahap Awal Penilaian Coca-Cola Terhadap Dampak Potensial AI

Bulan lalu, Coca-Cola mengumumkan rencananya untuk mulai bereksperimen dengan alat kecerdasan buatan (AI), seperti ChatGPT dalam komunikasi digital dan pemasaran, menurut laporan media.

Manolo Arroyo, Global Chief Marketing Officer, mengatakan bahwa mereka baru saja “mengupas” permukaan dari apa yang dipercayai akan membantu menciptakan model pemasaran end to end yang paling efektif dan efisien di industri ini. 

“Kami akan mulai memanfaatkan teknologi OpenAI dalam fungsi pemasaran kami untuk membayangkan kembali bagaimana kami menghasilkan konten kreatif, meningkatkan kecepatan dari minggu menjadi hari,” kata Manolo Arroyo.

Meski terlihat menjanjikan, Coca-Cola menyadari bahwa teknologi AI juga menimbulkan tantangan baru, seperti:

  • Kepemilikan karya digital.
  • Potensi penyalahgunaan aset brand.
  • Ketergantungan pada model generatif yang bisa bias.

James Quincey menyebut bahwa perusahaan masih dalam tahap awal memahami dampak jangka panjang AI terhadap operasi dan brand positioning mereka.

Insight Penting dalam Strategi Digital Marketing Coca-Cola

Ada banyak insight baru yang bisa Anda dapatkan sebagai pebisnis dari gebrakan strategi digital marketing yang Coca-cola terapkan ini. Beberapa hal yang perlu disoroti, antara lain:

1. Demokratisasi Aset

Brand Coca-Cola memberi akses terbuka terhadap ikon-ikon merek mereka, yang biasanya sangat dijaga ketat, kepada publik untuk dimodifikasi secara kreatif.

Ini memperkuat identitas brand sekaligus memperluas partisipasi audiens secara global.

2. Mempercepat Produksi Konten

Manolo Arroyo, Global Chief Marketing Officer Coca-Cola, menyatakan bahwa pemanfaatan AI seperti ChatGPT dan DALL·E mampu mempercepat produksi konten dari skala minggu ke hari.

Ini relevan untuk marketer yang dituntut memproduksi konten cepat, relevan, dan personal. Apalagi GPT-4 memungkinkan brand menciptakan konten personal secara massal.

Bisa dikatakan, pemanfaatan teknologi ChatGPT dan DALL.E memungkinkan Anda membuat konten yang dipersonalisasi berdasarkan bahasa, budaya, dan minat audiens.

3. Crowdsourcing sebagai Kekuatan Brand Building

Melalui kontes global, Coca-Cola membuka peluang besar bagi kreator untuk menampilkan karyanya di billboard ikonik, seperti Times Square New York dan Piccadilly Circus London.

Strategi ini sekaligus menjadi bagian dari brand love building yang kuat. Selain itu, Coca-Cola mendorong kolaborasi dengan membuka akses kreatif kepada publik sehingga menciptakan loyalitas emosional dan meningkatkan nilai sosial brand.

4. Kombinasi UGC dan Teknologi AI

Menjadikan pengguna sebagai pencipta konten sambil memberdayakan mereka dengan alat AI merupakan gebrakan baru.

Bagi digital marketer, ini membuka peluang untuk eksplorasi strategi konten berbasis komunitas dan kolaborasi.

5. UGC (User-Generated Content) as Branding Tool

Dengan mendorong kreator terlibat langsung, Coca-Cola mengadopsi strategi UGC yang terbukti meningkatkan brand trust hingga 2,4x dibanding iklan biasa.

6. Immersive Experience = High Engagement

Kampanye ini menciptakan pengalaman yang mendalam dan personal bagi audiens, bukan sekadar menonton iklan. Ini meningkatkan interaksi brand hingga 4x lipat.

7. Berani Bereksperimen dengan Teknologi Baru

Coca-Cola tidak hanya mengadopsi AI, tetapi membuatnya sebagai pusat strategi kampanye kreatif. Ini bisa ditiru oleh brand lain untuk mengadopsi teknologi sebagai bagian dari storytelling, bukan sekadar tools pendukung.

8. Transparansi dan Kredibilitas dalam Proses Kreatif

Dengan memberikan kredit pada para kreator, Coca-Cola memperlihatkan nilai penghargaan terhadap kreativitas komunitas, faktor penting dalam era digital yang menuntut transparansi.

9. Membawa UGC ke Ranah Premium

Tidak hanya sekadar repost UGC, Coca-Cola mengangkat konten kreator ke panggung global, bahkan menjadi bagian dari merchandise dan koleksi digital resmi mereka. Ini transformasi besar dalam ekosistem marketing.


Coca-Cola bukan satu-satunya brand yang mulai memanfaatkan AI. Menurut survei Adobe (2024), 61% perusahaan besar di sektor FMCG sudah menggunakan AI dalam strategi pemasaran mereka. Hal ini karena: 

  • Kolaborasi dengan komunitas adalah masa depan. Audiens ingin dilibatkan, bukan hanya ditargetkan.
  • AI dapat menjadi akselerator kreatif yang memperluas imajinasi dan efisiensi tim marketing.
  • Brand yang transparan dan terbuka akan mendapat kepercayaan lebih tinggi dari audiens.

Pada akhirnya, kampanye “Create Real Magic” bukan sekadar inisiatif kreatif, tetapi juga roadmap Coca-Cola dalam mengintegrasikan AI ke dalam DNA pemasaran mereka.

Dari konten berbasis UGC, akselerasi produksi konten, hingga aktivasi komunitas kreatif global, semua menunjukkan bahwa masa depan digital marketing akan sangat dipengaruhi oleh kolaborasi antara teknologi dan kreativitas manusia.

Bagi marketer, kreator, maupun pemilik brand, Coca-Cola memberi contoh konkret bagaimana teknologi bisa menjadi alat strategis, bukan sekadar gimmick visual.

Nah, bagaimana dengan Anda, sudahkah Anda mulai mengkombinasikan teknologi dengan kreativitas manusia? Jika belum coba baca juga ChatGPT Enterprise: Kunci Sukses Bisnis Modern!

SUBSCRIBE NOW

RELATED TOPICS:

DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU

SUBSCRIBE NEWSLETTER