Influencer marketing selalu terlihat sederhana secara umum; brand mengirim produk, influencer membuat konten, lalu kampanye berjalan.

Influencer marketing selalu terlihat sederhana secara umum; brand mengirim produk, influencer membuat konten, lalu kampanye berjalan.
Namun realitanya, kolaborasi yang efektif tidak pernah sesederhana itu.
Influencer ingin menjaga kredibilitasnya sementara brand ingin memastikan pesan tersampaikan.
Di antara dua kepentingan ini, ada taktik membangun hubungan yang personal dan mendalam.
Jika sebuah kolaborasi terasa natural, itu bukanlah kebetulan, melainkan ada proses intens di baliknya.
Kerjasama dengan influencer dimulai dari cara brand mendekati influencer, bagaimana komunikasi dibangun, sampai bagaimana ruang kreatif dikelola.
Artikel ini merangkum strategi penting agar influencer bersedia bekerja sama, bukan sekadar menerima brief, tetapi benar-benar ingin menjadi bagian dari kampanye Anda.
Berikut cara yang bisa diterapkan brand agar influencer bersedia bekerjasama.
Influencer bisa menerima puluhan bahkan ratusan DM dan email kolaborasi setiap minggu.
Yang membedakan brand satu dengan lainnya bukan hanya budget, tetapi bagaimana mereka melakukan pendekatan.
Hubungan influencer campaign selalu dimulai dari sesuatu yang sederhana yaitu membuka interaksi dengan influencer.
Mulailah dengan mengikuti akun mereka, memahami gaya komunikasi, ritme konten, nilai yang mereka bawa, dan bagaimana audiens merespons.
Dengan berinteraksi secara alami seperti menyukai konten, meninggalkan komentar yang relevan, atau membagikan postingan yang sesuai, Anda menunjukkan bahwa Anda datang bukan untuk sekadar ‘butuh exposure’, tetapi benar-benar melihat karya mereka.
Influencer menghargai brand yang memahami gaya dan value mereka.
Relasi yang dimulai dengan interaksi ringan seperti ini membuat langkah berikutnya terasa lebih personal dan genuine.
Kunci pesan pendekatan berada pada subjek pesan; bisa email atau DM yang menjadi pintu pertama komunikasi.
Jika tidak menarik, peluang influencer ingin bekerjasama sangatlah tipis.
Contohnya email, gunakan format subjek yang sederhana dan tepat sasaran seperti:
“[Brand Name] x [Influencer Name]: Kolaborasi Berbayar”
Transparansi sejak awal membuat influencer lebih nyaman, terutama karena mereka sudah sangat familiar dengan tawaran barter yang sering tidak sepadan.
Dalam isi email dapat dicantumkan:
Jangan lupa menunjukkan antusiasme Anda terhadap karya mereka, bukan dengan kalimat yang template, tetapi dengan menyebutkan contoh konten spesifik yang relevan dengan kampanye.
Influencer ingin merasa bahwa mereka dipilih karena capability, bukan sekadar dicomot sebagai bagian dalam daftar panjang outreach brand.
Tahap ini sering terlewat, padahal memiliki dampak besar pada kualitas kolaborasi.
Mengirimkan produk sebelum membuat kesepakatan formal membantu influencer mengenal brand lebih dalam, mencoba produknya secara jujur, dan menilai apakah mereka bisa mempromosikannya secara autentik.
Berikan kebebasan sejak awal dengan:
Jika setelah mencoba mereka merasa kurang cocok, anggap itu filter alami.
Kolaborasi yang baik hanya terjadi ketika influencer benar-benar percaya pada produk Anda dan audiens mereka akan ikut merasakannya.
Influencer membangun komunitas dan personal branding yang kuat dengan konsistensi kreatif.
Karena itu, mereka sensitif terhadap arahan yang terlalu mengikat atau tone yang tidak sesuai dengan gaya mereka.
Sampaikan hal-hal berikut sejak awal:
Yang perlu brand pahami ialah audiens influencer adalah aset terbesar.
Jika konten terasa kaku dan scripted, bukan hanya engagement yang turun, tetapi kepercayaan audiens juga bisa terganggu dan malah mengundang feedback negatif.
Biarkan influencer menyampaikan pesan dengan cara mereka sendiri; semakin natural kontennya, semakin tinggi pula tingkat penerimaan audiens.
Brand sering terlalu fokus pada hasil akhir; views, engagement, conversion, tanpa menyadari bahwa kolaborasi jangka panjang justru dimulai dari hubungan yang dibangun dengan baik.
Influencer akan lebih terbuka untuk bekerja dengan brand yang bersikap:
Ketika hubungan ini terbentuk, kolaborasi di masa depan akan lebih mudah, lebih efektif, dan lebih autentik.
Influencer bukan hanya alat pemasaran; mereka adalah storyteller dengan gaya, nilai, dan komunitas yang mereka bangun sendiri.
Untuk membuat influencer tertarik bekerja sama, brand perlu mendekat dengan pendekatan yang personal, strategis, dan saling menghargai.
Mulai dari interaksi ringan, email yang jelas dan hangat, produk tanpa ekspektasi, hingga ruang kreatif dan transparansi; semua ini menciptakan pondasi untuk kolaborasi yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Dan setelah hubungan terbangun, langkah berikutnya adalah memastikan influencer memahami brief dengan baik agar konten tetap selaras dengan tujuan brand.
Nah, berikut Panduan Membuat Brief Saat Kerja Sama dengan Influencer.
DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU
RELATED TOPIC


