Banyak brand merasa sudah cukup mengenal konsumennya hanya karena sering berinteraksi di media sosial.
Banyak brand merasa sudah cukup mengenal konsumennya hanya karena sering berinteraksi di media sosial.
Atau mungkin brand merasa cukup menyuguhkan konten berdasarkan tren yang sedang viral.
Padahal, mengenal konsumen bukan sekadar tahu siapa mereka, tapi memahami apa yang mereka pikirkan, rasakan, dan harapkan.
Faktor tersebut dikenal dengan consumer insight.
Consumer insight sangat penting karena menjadi landasan bagi setiap keputusan strategis dari brand.
mulai dari pengembangan produk, komunikasi brand, hingga pengalaman konsumen.
Sayangnya, masih cukup banyak brand yang mengabaikan data consumer insight dalam mengambil keputusan, terutama dalam strategi digital marketing.
Mengabaikan consumer insight bisa mengakibatkan masalah serius hingga fatal bagi keberlanjutan bisnis.
Agar bisa dihindari, pahami terlebih dahulu beberapa risiko mengabaikan consumer insight yang dapat Anda simak di bawah ini.
Konsumen tidak hanya membeli produk, tapi juga experience dan relevansi.
Consumer insight di sini membantu brand tetap adaptif terhadap perubahan perilaku dan preferensi pelanggan.
Saat brand gagal memahami kebutuhan atau nilai yang dianggap penting oleh konsumen, mereka akan mudah berpindah ke kompetitor yang lebih memenuhi kebutuhan ini.
Misalnya konsumen beralih ke kompetitor yang lebih responsif dibandingkan brand Anda dalam menyikapi suatu ketidakpuasan.
Meski strategi campaign marketing yang Anda rencanakan telah sempurna dan ideal, semua akan sia-sia jika tidak sesuai dengan konsumen brand Anda.
Campaign bisa terlihat menarik, tapi tanpa insight yang kuat, pesannya bisa salah sasaran.
Jika ini diabaikan, brand pada akhirnya membuang waktu dan anggaran untuk promosi yang tidak menghasilkan konversi.
Output yang diharapkan malah akan terpaut jauh dengan modal yang telah dihabiskan.
Dengan consumer insight, strategi marketing bisa lebih tepat sasaran karena berangkat dari data nyata dan bukan asumsi.
Feedback dan perilaku konsumen adalah sumber ide inovasi yang mudah diakses, apalagi jika dikemas dengan terkonsep dan terstruktur dalam data consumer insight.
Jika diabaikan, brand akan sulit menangkap peluang untuk menciptakan produk baru, memperbaiki layanan, atau mengantisipasi tren yang sedang tumbuh.
Alih-alih memenangkan pasar, brand malah akan kehilangan pijakan dan bahkan stuck di masalah yang itu-itu saja.
Inovasi yang relevan hanya bisa lahir dari pemahaman mendalam terhadap konsumen.
Kurangnya pemahaman terhadap konsumen membuat brand sulit mengambil keputusan berbasis data, sehingga strategi marketing akan kehilangan fokus dan konsistensi.
Paling banyak ditemui brand sibuk menyesuaikan tren, tapi lupa pada kebutuhan nyata konsumennya.
Akibatnya, positioning brand melemah dan sulit mempertahankan kedekatan dengan audiens yang semakin selektif sehingga kepercayaan audiens pun menurun.
Konsumen era digital menilai brand bukan hanya dari apa yang dijual, tetapi dari seberapa baik brand memahami mereka.
Consumer insight bukan hanya data atau laporan hasil riset, melainkan acuan yang menuntun brand untuk tumbuh dengan arah yang tepat.
Dengan memahami consumer insight sejak awal, brand dapat menciptakan strategi yang lebih relevan, efisien, dan berkelanjutan.
Agar risiko di atas tidak terjadi, brand perlu menjadikan consumer insight sebagai dasar setiap langkah strategi marketing.
Jika Anda ingin memahami konsumen lebih dalam dan mengubah insight menjadi strategi yang efektif, Redcomm sebagai digital marketing agency berpengalaman siap membantu Anda membangun pendekatan data-driven yang tetap human-centered.
DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU
RELATED TOPIC