Dalam satu tahun terakhir, Google terus melakukan perubahan algoritma demi melakukan perbaikan, serta menentukan faktor-faktor yang menentukan peringkat situs.
Dalam satu tahun terakhir, Google terus melakukan perubahan algoritma demi melakukan perbaikan, serta menentukan faktor-faktor yang menentukan peringkat situs.
Hal ini Google lakukan untuk memberikan pengalaman terbaik bagi para pengguna internet yang menggunakan Google sebagai sumber informasi.
Perubahan yang dilakukan Google pada algoritmanya memang kadang membingungkan. Tetapi, asalkan mau berusaha, Anda bisa mencari tahu dan mempelajarinya.
Kemudian menerapkannya pada website bisnis Anda sehingga memiliki performa yang bagus di mesin pencari.
Sekarang ini, Core Web Vitals menjadi salah satu faktor penentu page rank Google. Namun sebelum membahas lebih lanjut, cari tahu dulu yuk, apa itu core web vitals?
Core web vitals adalah sekumpulan faktor penting yang Google gunakan untuk mengukur pengalaman pengguna dari sebuah website.
Sebelumnya, faktor core web vitals berfokus pada mobile friendly atau website ramah untuk pengguna seluler, penelusuran yang aman atau safe browsing, no intrusive interstitial, dan HTTPS.
Keempat faktor yang disebutkan ini digunakan untuk menentukan peringkat situs. Namun dalam perkembangannya, ada tambahan 3 faktor CWV yang baru, yakni:
Semua faktor yang disebut di atas adalah faktor penentu core web vitals, dan termasuk dalam bagian penilaian page experience yang Google lakukan.
Dengan manfaat core web vitals secara umum, Google dan Anda dapat bersama-sama mengukur pengalaman pengguna dari kunjungan yang mereka lakukan ke situs milik Anda.
Untuk mencapai kinerja website sesuai faktor core web vitals yang maksimal, Anda tentunya butuh mempelajarinya dengan mendetail.
Ini tidak hanya terkait melakukan perubahan dari http ke https. Namun juga banyak hal lain yang menjadi faktor penting dalam core web vitals.
Beberapa faktor core web vitals yang perlu Anda ketahui, antara lain:
Faktor yang pertama adalah largest contentful paint atau LCP. Pada dasarnya, hal ini menanyakan apakah halaman situs web Anda sudah cukup cepat saat dimuat?
Konsepnya juga sangat mudah dan dipengaruhi oleh gambar, video, waktu render, dan teks terbesar yang ada di viewport.
Untuk melakukan evaluasi dan analisis terkait LCP, coba gunakan beberapa pertanyaan berikut:
Berikutnya yang perlu Anda perhatikan agar lolos dari skrining LCP, coba cek CSS, waktu server yang Anda miliki, rendering sisi klien dan JavaScript.
Penjelasan sederhana untuk faktor Cumulative Layout Shift atau CLS adalah tata letak kumulatif, yang mana Google akan bertanya, seberapa stabil halaman web Anda?
Contohnya, ketika Anda mengunjungi satu halaman website dengan menggunakan smartphone, lalu menekan tombol atau gambar, dan ternyata di detik terakhir malah bergeser.
Akibatnya Anda bukannya menekan tombol atau gambar yang Anda inginkan, malah menekan bagian halaman lain dan membuat Anda berpindah ke halaman yang tak Anda inginkan.
Tata letak yang berantakan seperti ini pada akhirnya akan membuat pengalaman pengguna menjadi sangat buruk.
Itulah yang Google ukur mengenai tata letak kumulatif pada sebuah situs. Seberapa cepat semua elemen yang ada dalam halaman tersebut stabil?
Jika situs Anda buruk dalam hal ini, lakukan perbaikan. Caranya, perbaiki tata letak situs Anda. Misalnya, Anda ingin memasang gambar dengan tinggi dan lebar 400 pixel, maka tentukan hal ini dalam HTML.
Tujuannya agar kelak gambarnya bisa sesuai dengan keinginan dan memberikan tata letak yang cepat, stabil, serta memberikan report yang bagus pada Google.
Faktor yang terakhir, berhubungan penundaan input pertama. Lebih mudahnya, seberapa cepat dan seberapa interaktif halaman situs Anda?
Misalnya, ketika ada audiens menekan salah satu tombol, seberapa cepat browser mampu memprosesnya, dan menampilkan apa yang diminta atau diinginkan audiens?
Tentu saja akan menjadi pengalaman yang sangat buruk ketika Anda menekan satu tombol atau link, namun ternyata sangat lambat tampil hasilnya. Akan semakin buruk kalau sampai tidak muncul apa pun alias not responding.
Semua ini sangat bergantung pada JavaScript yang Anda gunakan, kode pihak ketiga, dan masih banyak lagi. Anda mungkin harus menggali lebih banyak jika ingin meningkatkan performa website.
Demikian 3 faktor penentu core web vitals yang perlu Anda perhatikan mulai sekarang, terutama jika Anda ingin meningkatkan user experience pada situs Anda, serta meningkatkan posisi web di page rank Google.
Untuk mendapatkan manfaat dari core web vitals, lakukan perbaikan terlebih dahulu pada tiga faktor yang telah disebutkan di atas.
Nanti coba perhatikan, perlahan posisi situs Anda di mesin pencari akan mengalami peningkatan. Hanya saja, ini tidak bisa terjadi secara instan, tetap ada proses yang harus Anda lakukan lagi.
Optimasi website yang lebih baik juga bisa Anda lakukan dengan cara berdiskusi dan bekerja sama dengan digital marketing agency Jakarta, seperti Redcomm.
Tim Redcomm sudah berpengalaman dalam mengelola website brand, membantu melakukan optimasi, dan masih banyak lagi. Selain itu, Redcomm juga memiliki layanan yang lengkap, mulai dari internet marketing service, search engine marketing, local advertising, brand strategy agency, inbound marketing agency, full service marketing agency, dan sebagainya. Anda bisa mencari tahu lebih banyak dengan membuka halaman Service Redcomm.
Sementara jika ingin mencoba melakukan perbaikan sendiri, gunakan tools, seperti PageSpeed Insights, Google Search Console, Chrome UX Report, dan Chrome Web Vitals Extension untuk memeriksa skor core web vitals situs Anda.
Namun yang paling direkomendasikan adalah Google Search Console dan PageSpeed Insights. Anda bahkan bisa menggunakan keduanya secara bersamaan. Kemudian terapkan Cara Meningkatkan Performa Website Bisnis Berdasarkan Core Web Vitals.
DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU
RELATED TOPIC