Ada jutaan brand yang setiap hari Anda temui, bagaimana cara Anda mengenali brand-brand tersebut? Ya, benar, ada ciri khas dari tiap-tiap brand yang membedakannya dengan yang lain.
Ada jutaan brand yang setiap hari Anda temui, bagaimana cara Anda mengenali brand-brand tersebut? Ya, benar, ada ciri khas dari tiap-tiap brand yang membedakannya dengan yang lain.
Kunci membangun brand identity bukan sekadar membuat logo yang unik dan menarik ya. Logo hanya satu dari sekian banyak elemen dari identitas brand.
Faktanya, punya logo juga bukan berarti audiens bisa langsung kenal dan mempercayai bisnis Anda. Jadi, bagaimana? Simak penjelasan lengkap mengenai cara membangun brand identity di artikel ini, yuk.
Sama seperti saat Anda memulai bisnis apa pun, begitu pun membangun branding. Anda perlu melakukan analisis lengkap terlebih dahulu.
Tujuannya agar Anda paham posisi brand Anda di pasar dan siapa yang nantinya akan jadi pembeli atau pelanggan Anda. Untuk mendapatkan semua informasi ini, tentu Anda perlu melakukan riset pasar, kompetitor, dan target audiens.
Dari analisis inilah nantinya Anda bisa mengetahui cara kompetitor membangun identitas brand, apa yang membuat mereka berhasil atau gagal, dan siapa yang menjadi pelanggan bisnis tersebut.
Mengidentifikasi sepak terjang kompetitor dalam proses analisis ini juga penting, supaya Anda bisa mengetahui kekuatan dan kelemahan mereka, serta apa yang tidak mereka miliki, namun brand Anda miliki.
Anda bisa menggunakan metode SWOT untuk melakukan analisis. SWOT kepanjangan dari Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang), dan Threat (ancaman).
Kemudian baru Anda bisa membuat Unique Selling Point (USP) yang membedakan bisnis Anda dengan kompetitor.
Setelah paham kondisi pasar dan sudah memiliki gambaran lengkap siapa yang akan menjadi target audiens, selanjutnya Anda perlu menetapkan tujuan yang jelas. Misalnya:
Setelah tahu tujuan yang mau dicapai, baru kemudian Anda membuat strategi. Ada beberapa elemen brand identity yang perlu Anda perhatikan saat merancang strategi, seperti: tone of voice, key messages, dan desain visual.
Contohnya begini, jika ingin brand Anda terlihat profesional, inovatif, tetapi tetap ramah, maka identitas brand yang Anda bangun haruslah selaras dengan karakter tersebut.
Brand personality adalah karakter atau kepribadian yang mencerminkan brand Anda kalau brand diposisikan sebagai manusia.
Contoh brand yang sukses dalam hal ini adalah Nike dengan slogannya yang terkenal “Just Do It.” Brand Nike bukan hanya bicara produk, tetapi mencerminkan semangat keberanian dan pencapaian pribadi.
Ini cara terbaik yang bisa membuat bisnis Anda berbeda dari kompetitor, dan bisa menarik perhatian audiens yang memiliki karakter atau personality yang relevan.
Pertanyaannya sekarang, bagaimana caranya menentukannya? Ada 5 dimensi brand personality yang bisa Anda pertimbangkan, yaitu:
Pilihlah kepribadian yang paling mencerminkan visi dan nilai-nilai Anda, dan kembangkan seluruh elemen brand berdasarkan dimensi tersebut.
Nah, sekarang Anda memasuki bagian utama dalam proses membangun brand identity, yaitu identitas brand yang sudah Anda rancang sebelumnya, harus punya “wujud” yang benar-benar bisa dikenali audiens.
Wujud yang dimaksudkan di sini adalah identitas visual bisnis Anda, yaitu semua elemen penting dari brand identity yang paling pertama audiens lihat.
Identitas visual meliputi logo, tipografi, dan elemen desain lainnya, termasuk pemilihan warna. Mengapa ini penting, sebab memilih warna yang tepat akan mempengaruhi cara audiens mengenali dan mengingat bisnis Anda.
Oleh karena itu, pastikan desain visual yang membentuk identitas bisnis tidak hanya memiliki estetika yang bagus saja, tetapi harus relevan dengan kepribadian, karakter, dan pesan yang ingin Anda sampaikan kepada audiens.
Contoh pemilihan warna bisa Anda pelajari dari bagaimana brand kesehatan lebih memilih warna yang menenangkan, seperti biru atau hijau.
Sementara untuk brand yang ingin menonjolkan kesan inovatif atau modern, akan lebih memilih palet warna yang berani dan kuat, misalnya merah, ungu, dan sebagainya.
Anda bahkan bisa melihat logo dari berbagai brand digital marketing agency Indonesia, seperti Redcomm, yang memang bergerak di industri yang inovatif dan kreatif, sehingga memilih warna merah.
Konsistensi adalah kunci membangun brand identity yang efektif.
Jadi, setelah Anda selesai membuat identitas visual, ya Anda harus membagikannya secara konsisten di media sosial, situs web bisnis, di dalam iklan, pada kemasan produk, bahkan harus ada dalam semua materi promosi dan pemasaran.
Semakin konsisten Anda menggunakan identitas brand, semakin cepat audiens mengenali dan mengingat bisnis Anda.
Kalau sudah kenal, lalu produk dan layanan bisnis Anda juga sudah tertanam kuat dalam benak audiens, tinggal tunggu waktu saja angka penjualan akan meningkat.
Membangun identitas brand tidak bisa dilakukan sekali jadi. Butuh proses yang berkesinambungan dan pastinya perlu Anda lakukan secara rutin selama bisnis beroperasi.
Bahkan setelah berhasil membangun, langkah selanjutnya Anda perlu meningkatkan brand identity agar tertanam erat dalam ingatan pelanggan.
Semakin kuat pelanggan mengingat brand Anda, semakin sulit kompetitor menggeser posisi Anda dari hari pelanggan. Nah, berikut ini beberapa tips yang juga bisa Anda terapkan untuk meningkatkan brand identity:
Seperti yang telah disebutkan, konsistensi sangatlah penting. Jangan biarkan elemen branding Anda berubah-ubah atau malah tampil berbeda antara satu channel pemasaran dengan channel lainnya.
Lebih baik bikin saja guidelines atau satu pedoman yang akan menjadi “kompas” bagi setiap anggota tim, baik tim internal maupun eksternal, untuk menggunakan identitas brand yang sama dalam membuat konten hingga materi promosi dan iklan.
Proses berikutnya dalam upaya meningkatkan brand identity adalah melakukan evaluasi secara berkala.
Evaluasi di sini bertujuan untuk mengamati respons audiens terhadap brand Anda ketika mereka melihat identitas atau ciri khas tertentu.
Perhatikan juga, apakah brand identity yang sudah diimplementasi dan disebarluaskan tersebut bisa membangun kesadaran merek yang kuat? Ini penting.
Jangan sampai Anda sudah bersusah payah membangun dan meningkatkan identitas brand, ternyata hasilnya jauh sekali dari harapan.
Meminta feedback secara langsung dari audiens menjadi salah satu cara efektif untuk tahu keberhasilan brand identity Anda mempengaruhi dan menarik perhatian audiens.
Proses meminta feedback bisa melalui Forum Group Discussion (FGD), melakukan wawancara secara langsung dengan audiens, membagikan form survei, atau bisa juga bertanya dengan memanfaatkan media sosial.
Hasil proses ini jadikan masukan, begitupun kalau Anda mendapatkan kritik atau saran.
Jika memang dari feedback diketahui kalau elemen branding Anda kurang berhasil, maka mau tidak mau Anda perlu mempertimbangkan untuk melakukan perbaikan atau perubahan.
Membangun brand identity sama seperti membangun candi, yaitu sama-sama tidak bisa dilakukan dalam satu malam.
Ada proses yang perlu Anda lalui untuk menciptakan identitas brand yang kuat dan bisa diingat konsumen dalam waktu lama.
Anda bisa mengikuti cara membangun brand identity yang sudah dijelaskan di atas. Cara lain, coba Membangun Brand Identity Melalui Website Bisnis.
DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU
RELATED TOPIC