Jika membicarakan tentang strategi marketing, ada banyak hal unik yang bisa Anda lakukan. Salah satunya, dengan menerapkan teknik psikologi marketing.
Jika membicarakan tentang strategi marketing, ada banyak hal unik yang bisa Anda lakukan. Salah satunya, dengan menerapkan teknik psikologi marketing.
Contoh penerapannya bisa Anda lihat pada logo restoran cepat saji, seperti Burger King dan McDonald’s. Keduanya menggunakan warna merah.
Secara psikologi, warna merah dapat memberikan kesan lapar pada orang yang melihatnya. Selain warna merah, warna kuning juga banyak digunakan oleh kebanyakan pemilik usaha rumah makan.
Penggunaan warna tertentu dipercaya dapat menggugah perasaan pembeli, sehingga membuat penjualan meningkat.
Tapi di sisi lain, ada pula yang berpendapat warna yang mereka gunakan hanya bertujuan untuk menarik perhatian saja.
Terlepas dari alasan-alasan tadi, kedua perusahaan yang menjadi contoh bahasan pada artikel ini, telah membuktikan bahwa psikologi marketing sangat berpengaruh jika diterapkan dengan benar.
Simak yuk penjelasan lengkap mengenai apa itu psikologi marketing dan cara penerapannya dalam artikel Redcomm Knowledge kali ini.
Psikologi marketing adalah penerapan ilmu psikologi untuk mempengaruhi perilaku, keputusan, dan emosi konsumen dalam implementasi promosi dan pemasaran.
Ketika Anda sudah paham cara berpikir, perasaan, kebutuhan, dan motif konsumen melakukan pencarian suatu produk atau jasa, Anda bisa merancang strategi yang lebih efektif untuk menarik minat mereka.
Strategi tersebut juga sekaligus bisa menciptakan ikatan emosional, serta membangun kepercayaan terhadap produk atau brand yang Anda tawarkan.
Psikologi marketing melibatkan beberapa konsep, seperti:
Pendekatan psikologi dalam marketing membantu Anda memahami kebutuhan dan perilaku konsumen secara lebih spesifik, kemudian tinggal menyesuaikan dengan strategi yang mau Anda terapkan.
Anda sudah tahu psikologi marketing itu apa dari penjelasan di atas. Sekarang, pasti Anda penasaran kan, cara menerapkannya bagaimana? Yuk, lanjutkan membaca penjelasan di bawah ini.
Menurut para pakar neuroscience, emosi adalah faktor penting yang mempengaruhi keputusan seseorang. Hal ini juga berlaku ketika Anda ingin membeli suatu barang yang berhubungan dengan sesuatu yang sangat Anda sukai.
Saat bisa membeli sesuatu yang diinginkan, Anda tentu akan merasa senang dan memberi pengaruh yang baik pada mood, membuat jadi lebih bersemangat, atau menciptakan emosi lainnya. Ini pula yang terjadi pada konsumen.
Jadi, daripada harus menjelaskan secara menyeluruh tentang kelebihan atau spesifikasi produk, Anda bisa menggantinya dengan memberitahu kepada pelanggan apa yang bisa mereka dapatkan dengan menggunakan produk Anda.
Misalnya bisa menciptakan perasaan senang, kepuasan, kenyamanan, dan sebagainya. Hal-hal seperti ini lebih memberikan pengaruh pada emosional pelanggan dibandingkan harus menawarkan fitur atau spesifikasi teknis terlebih dahulu.
Memberikan social proof (bukti sosial) kepada calon pelanggan adalah salah satu teknik marketing yang sudah banyak dilakukan marketer maupun pebisnis.
Banyak orang yang keputusannya dipengaruhi oleh apa yang pertama kali mereka lihat tentang bisnis Anda.
Sebagai contoh, ketika melihat antrian di satu warung makan, Anda akan berpikir tempat tersebut memiliki sesuatu yang lezat.
Persepsi tersebut muncul karena Anda melihat ada banyak orang yang menunggu untuk mendapatkan apa yang ditawarkan oleh warung makan tersebut.
Contoh lainnya bisa Anda temukan pada ulasan pelanggan yang ditampilkan di media sosial atau website suatu bisnis.
Pendapat orang lain tentang suatu produk atau jasa akan sangat berpengaruh pada keputusan pelanggan lainnya.
Semakin banyak ulasan positif yang Anda miliki, semakin besar peluang bisnis tersebut mendapatkan kepercayaan hingga peningkatan angka penjualan.
Anda bisa melakukan hal yang sama dengan meminta pelanggan memberikan review bagus atas produk atau bisnis Anda. Kemudian, tampilkan testimoni tersebut di sosial media atau website bisnis.
Salah satu teknik psikologi marketing yang banyak digunakan saat ini adalah memberikan kesan eksklusif pada produk.
Selain memberikan arti kalau produk tersebut diproduksi secara khusus, cara ini juga memberikan rasa takut kehilangan pada sisi emosional pelanggan.
Mereka akan merasa, harus secepatnya membeli produk Anda. Entah karena keperluan yang mendesak atau produk yang ditawarkan memang sedang menjadi tren, sehingga mereka harus segera memilikinya. Hal ini dikenal pula dengan istilah Fear Of Missing Out atau FOMO.
Anda bisa menerapkan teknik ini dengan memberitahu pelanggan jika produk yang ditawarkan hanya diproduksi dalam jumlah tertentu.
Berikan jangka waktu pemesanan untuk semakin memancing emosional konsumen agar segera memesan produk yang Anda tawarkan itu.
Cara ini biasanya disebut dengan teknik psikologi resiprokal. Beberapa pemilik bisnis menerapkannya dengan cara memberikan sample produk.
Mudahnya, Anda bisa memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk mencoba produk yang Anda tawarkan sebelum mereka memutuskan untuk membelinya.
Strategi pemberian sample produk ini bisa Anda berlakukan ketika mau meluncurkan produk baru. Dengan memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk mencoba, akan memberikan kesan yang nyata kepada mereka tentang kualitas produk tersebut.
Ketika konsumen sudah membuktikan sendiri kalau produk Anda memang bagus, besar kemungkinan mereka akan membeli produk tersebut.
Selain itu, Anda juga bisa menggunakan strategi ini untuk mendapatkan respons dari pelanggan tentang produk Anda, apakah produk itu sesuai dengan kebutuhan mereka atau tidak.
Istilah ini muncul dari kisah seorang bernama Goldilock yang sedang memesan makanan di suatu tempat.
Saat memilih pesanan, dia berusaha menemukan pilihan yang benar-benar cocok dengannya. Banyak yang mengatakan, pembeli selalu mengalami Goldilock effect setiap kali berbelanja.
Contoh penggunaan teknik ini bisa Anda temukan saat sedang memesan menu makanan. Anda akan mendapatkan beberapa pilihan menu makanan.
Lalu secara emosional Anda akan memilih varian menu yang dirasa benar-benar sesuai dengan selera Anda saat itu.
Cara ini juga banyak ditemukan ketika Anda berbelanja di marketplace, seperti pada produk yang dilabeli dengan “terlaris”, “promo terbatas”, “paling banyak dicari” dan masih banyak lagi contoh lainnya.
Memberikan label yang sama pada produk maupun layanan juga akan mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan.
Semakin kuat Anda mempengaruhi psikologi mereka, maka akan semakin besar keputusan yang diambil terhadap produk Anda.
Demikianlah artikel tentang psikologi marketing kali ini. Selain strategi psikologi marketing, masih ada lagi strategi lainnya yang perlu Anda pahami. Misalnya Interaktif Marketing dan Perannya dalam Pemasaran Digital.
Sementara jika Anda adalah pemilik bisnis UMKM dan UKM, coba terapkan Penggunaan Metode One to One Marketing dalam Bisnis. Semoga setelahnya, Anda bisa mengembangkan bisnis jadi lebih baik lagi.
DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU
RELATED TOPIC