knowledge
MENU
SEARCH KNOWLEDGE

Strategi Optimalisasi Digital Advertising

29 Sep  · 
4 min read
 · 
eye 6.585  
Digital Marketing

Strategi Optimalisasi Digital Advertising

Di antara berbagai metode promosi dalam pemasaran, brand pada umumnya mengalokasikan sumber daya terbesar untuk iklan. Perbaikan sedikit saja di area ini akan mendatangkan hasil yang signifikan dalam upaya mencapai Return on Investment (ROI) dari iklan. 

Strategi digital marketing memungkinkan brand melakukan real time optimization pada semua aktivitas periklanan, termasuk digital advertising.

Optimalisasi digital advertising adalah proses optimasi kampanye iklan secara berkelanjutan agar bisa mencapai hasil yang lebih baik. 

Proses ini melibatkan penyesuaian strategi penargetan, anggaran, konten iklan, dan format iklan berdasarkan data kinerja yang diperoleh dari analisis real time dan historis. 

Bisa dikatakan, strategi digital advertising menggunakan metode real time optimization dapat membantu Anda memastikan setiap uang yang Anda investasikan dalam iklan memberi hasil yang maksimal.

Simak penjelasan lengkapnya dalam artikel Redcomm Knowledge kali, yuk!

Lelang Iklan dalam Digital Advertising 

Salah satu bentuk optimalisasi yang sudah dilakukan sejak lahirnya online advertising adalah Real Time Bidding (RTB). 

Definisi Real Time Bidding menurut Interactive Advertising Bureau (IAB) adalah metode jual-beli media (iklan) dengan cara melelang (auction) setiap ad impression yang akan ditampilkan.

IAB adalah organisasi bisnis periklanan global yang mengembangkan standar industri, menjalankan riset, dan menyediakan dukungan legal untuk industri periklanan digital. Sementara ad impression adalah jumlah berapa kali suatu iklan ditayangkan di layar pengguna.

Mungkin Anda lebih sering mendengar Real Time Bidding sebagai proses yang terjadi pada platform programmatic advertising

Pada kenyataannya Facebook dan Google juga menerapkan Real Time Bidding (lelang). Hanya saja ada sedikit perbedaan, yaitu pada kriteria menetapkan pemenang bidding.

Proses lelang ini berlangsung sangat cepat, rampung sesaat sebelum halaman website selesai loading. Pemenang lelang mendapatkan ad impression dan berhak menampilkan iklannya.

Harga Ad Impression Dalam Real Time Bidding

Real time bidding adalah salah satu dari dua pilar programmatic advertising yang mencakup aktivitas jual-beli ad impressions. Pilar yang kedua adalah audience data

Ada banyak parameter untuk menentukan nilai bidding, seperti format iklan, target lokasi, dan kualitas dari ad inventory. Namun kualitas audience data berperan lebih besar dalam menentukan nilai bidding.

Kualitas audience data ini dilihat dari kelengkapan dan relevansi informasi tentang target audience dengan kebutuhan targeting dari pengiklan. Semakin lengkap dan relevan audience data, nilai lelang ad impressions yang ditawarkan juga semakin tinggi.

Mengapa audience data ini penting? Real Time Bidding yang berlangsung dalam programmatic advertising platform, floor price dari ad inventory ditetapkan oleh penjual. Namun tetap saja pengiklan yang biasanya menentukan harga akhir. 

Pengiklan yang dibekali dengan audience data bisa melakukan valuasi, apakah sebuah inventory layak dibeli dengan harga tersebut.

Cara Kerja RTB

Secara sederhana, begini cara kerja RTB dari sisi advertiser. Misalkan brand Anda adalah Online Travel Agent (OTA). Saat ini Anda tengah menjalankan iklan always on untuk menjaring para pebisnis yang membutuhkan transportasi dan akomodasi. 

Melalui programmatic advertising, Anda menyasar ruang iklan (ad inventory) dari platform yang memiliki data audience Frequent Business Traveler.”

Proses membeli ad inventory via RTB dimulai ketika ada audience dengan profil “frequent business traveler” itu mengakses sebuah website

Lalu brand Anda dan beberapa pengiklan lain melakukan bidding atas ad inventory tersebut. Pada platform programmatic advertising, pemenang RTB adalah pengiklan yang mengajukan bid tertinggi. Pemenang membayar dengan harga bidding yang diajukannya.

RTB Facebook dan Google

Jika Anda menggunakan Facebook atau Google, kedua platform tersebut memiliki kriteria tambahan dalam menetapkan pemenang bidding

Facebook dan Google mempertimbangkan respons dari audience terhadap iklan yang ditayangkan. Selain faktor respons, mereka juga melihat data historis kinerja pengiklannya.

Iklan dengan kreatif yang relevan dan mendapatkan respons positif dari audience memiliki peluang lebih tinggi untuk menang bidding

Respons positif ini dilihat dari engagement audience terhadap materi iklan, seperti click through rate (CTR), comment, like, dan share.

Peluang menang semakin besar apabila pengiklan memiliki riwayat engagement yang tinggi pada iklan-iklan sebelumnya. Sebaliknya, pengiklan yang materi iklannya sering dilaporkan pengguna memiliki peluang yang lebih kecil untuk menang proses RTB.

Jadi khusus Facebook dan Google, harga bidding tinggi belum jadi jaminan iklan akan ditayangkan. 

Ada banyak kasus di mana pengiklan sudah menyiapkan budget besar dan mengatur harga bidding tinggi, namun iklan berjalan lambat, bahkan tidak bergerak sama sekali.

Perlu Anda tahu juga kalau harga yang dibayar pemenang RTB pada kedua platform tersebut, bukanlah bidding tertinggi. Pemenang RTB bisa saja membayar harga bidding dengan nilai kedua tertinggi.

Misalnya, brand A menawarkan Rp15,000- per CPM, sedangkan brand B mengajukan Rp8,500,- per CPM. Brand A yang memenangkan RTB membayar dengan harga bidding brand B, yakni Rp8,500,-

Strategi Optimalisasi RTB

Berdasarkan karakteristik platform RTB (programmatic vs Facebook / Google), ada tiga strategi Real Time Optimization yang bisa Anda lakukan. 

Ketiga strategi tersebut, yaitu buying method, content / creative optimization, dan audience data optimization.

Pada strategi buying method, di sini Anda menetapkan apakah membeli dalam unit jumlah per seribu impressions (CPM) atau aksi, seperti clicks (CPC), video view (CPV), atau yang lain seperti konversi.

1. Cost Per Action

Jika prioritas Anda mau mendapatkan hasil optimal dari setiap aksi yang dilakukan audience, buying method paling tepat adalah CPC, CPV, atau CPA (Cost Per Acquisition). 

Di sini Anda menetapkan nilai bidding tertinggi (bid cap) untuk satu aksi yang Anda inginkan. Perlu diketahui bahwa buying method yang tersedia di setiap platform ini berbeda-beda.

Nilai tertinggi ini sebaiknya ditetapkan berdasarkan hitung-hitungan Anda sendiri. Bukan menggunakan benchmark dari brand lain. 

Apalagi jika aksi yang Anda inginkan berupa konversi yang bernilai bisnis, seperti sales, leads, dan install (untuk mobile app).

Cara menghitungnya bagaimana? Pelajari dalam artikel berjudul Menetapkan Benchmark Digital Marketing Menggunakan Data Sendiri.

Kelebihan dari strategi Cost Per Action (CPA) marketing adalah Anda mendapatkan hasil yang optimal, berupa action tertentu untuk setiap rupiah yang Anda keluarkan. Kekurangannya, jangkauan iklan akan terbatas. 

Ini terjadi karena bid cap akan membuat platform bermain “aman” dan ekstra hati-hati. Artinya, platform hanya menyajikan iklan kepada audience yang diyakini betul akan melakukan aksi sesuai tujuan Anda.

2. Cost Per Impression (CPM)

Pada buying method CPM, Anda membayar untuk setiap seribu impressions iklan yang ditayangkan, terlepas apakah penayangan tersebut menghasilkan aksi atau tidak. 

Melalui cara ini, jangkauan iklan Anda akan semakin luas. Ini penting untuk aktivitas marketing dengan tujuan awareness.

Cara terbaik, Anda bisa memulai iklan dengan CPM terlebih dahulu. Ibarat menebar jaring di kolam yang penuh iklan. 

Setelah mendapatkan sejumlah aksi dan konversi, barulah Anda mengubah buying method ke CPC atau Cost Per Action.

Bagaimana jika Anda belum mendapatkan aksi atau konversi, padahal jangkauan (reach) iklan Anda sudah cukup luas? Inilah saatnya Anda menjalankan strategi Real Time Optimization selanjutnya, yakni konten dan kreatif.

3. Content/Creative Optimisation

Dalam strategi ini, Anda perlu mengoptimalkan konten dan kreatif sehingga menghasilkan aksi atau konversi yang diinginkan. 

Caranya bisa dengan menyesuaikan elemen-elemen dalam konten dan kreatif. Metode A/B testing dan multivariate testing banyak juga digunakan dalam mengoptimalisasikan konten dan kreatif.

Mau lebih mudah proses optimalisasi konten dan kreatif? Anda bisa menggunakan teknologi Dynamic Creative Optimisation (DCO). 

Cara kerjanya, DCO membuat materi iklan yang sesuai dengan profil audience data, tepat pada saat iklan ditampilkan. 

Sistem DCO menggunakan data untuk memperkirakan kombinasi kreatif dan segmen audience yang paling efektif.

4. Audience Data Optimization

Pada strategi ini, Anda mengoptimalkan audience data yang dipakai sebagai targeting filter. Namun sebelum mengubah targeting filter, yang artinya sama saja dengan mengganti target audience, sebaiknya Anda memeriksa hal-hal berikut:

- Audience Fatigue

Ternyata audiens juga bisa “lelah” melihat iklan-iklan Anda. Audiens juga memiliki masa kadaluarsa yang tergantung dari ukuran, budget, dan durasi campaign. Segmen audiens yang kecil (jumlahnya di bawah 100,000 orang) akan lebih cepat lelah.

Average frequency atau rata-rata seberapa sering iklan ditampilkan kepada satu orang audiens bisa menjadi indikator untuk mendeteksi audience fatigue

Indikator kuatnya adalah ketika ada satu segmen audience dengan average frequency yang meningkat, namun CPM dan kliknya tidak bergerak.

- Audience Overlap

Hal ini umumnya terjadi pada digital advertising di platform media sosial. Jadi ada beberapa iklan dari satu pengiklan yang sama saling berebut dalam proses bidding

Hal ini terjadi ketika audience targeting filter yang Anda tetapkan untuk satu iklan dengan iklan yang lain tidak mutually exclusive.

Sebagai contoh, ada potensi overlap antara segmen audiens dengan interest cooking dan segmen audiens dengan interest travelling

Bisa jadi orang yang tertarik dengan memasak juga punya hobi travelling. Untuk menghindari overlap, sebaiknya memisahkan audience berdasarkan usia atau gender.

Optimalisasi audience yang lain dilakukan dengan mengkombinasikan pemakaian 1st Party Data, 2nd Party Data, dan 3rd Party Data. Anda bisa membaca penjelasannya di artikel tentang Tiga Tipe Audience Data dalam Digital Marketing.  

Penggunaan audience data memungkinkan Anda menemukan strategi kombinasi yang paling efektif untuk mencapai objective dari digital advertising

Bagaimana dengan digital advertising yang Anda lakukan. Apakah sudah berjalan dengan optimal dan mendatangkan ROI? Jika belum, mari berdiskusi dengan menghubungi kami di Kontak Redcomm.

Sebagai digital marketing agency Indonesia dan digital agency Jakarta yang berpengalaman lebih dari 20 tahun membantu banyak brand meningkatkan ROI secara signifikan, kami pun bisa membantu Anda!

SUBSCRIBE NOW

RELATED TOPICS:

DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU

SUBSCRIBE NEWSLETTER