Apa jadinya kalau Anda bisa memprediksi perilaku pelanggan secara detail, mulai dari pelanggan mana yang mau berhenti berlangganan, produk yang akan laris minggu depan, atau digital campaign seperti apa yang paling berpotensi menghasilkan konversi.
Apa jadinya kalau Anda bisa memprediksi perilaku pelanggan secara detail, mulai dari pelanggan mana yang mau berhenti berlangganan, produk yang akan laris minggu depan, atau digital campaign seperti apa yang paling berpotensi menghasilkan konversi.
Predictive analytics memungkinkan hal itu terjadi dengan menganalisis pola dalam data historis dan algoritma machine learning untuk memberikan insight yang dapat segera Anda tindaklanjuti.
Menurut laporan MarketsandMarkets, pasar global predictive analytics diperkirakan akan tumbuh dari $10,5 miliar pada 2021 menjadi $28,1 miliar pada akhir tahun 2026, dengan CAGR 21,7%.
Hal ini menunjukkan semakin banyak bisnis yang menyadari pentingnya menggunakan data untuk memprediksi tren dan mengambil keputusan berbasis data.
Nah, tools apa saja yang bisa Anda gunakan untuk melakukan predictive analytics? Cek yuk 5 tools terbaik untuk analitik prediktif, lengkap dengan kegunaan, jenis data yang dapat digunakan, serta cara penggunaannya.
Google BigQuery adalah cloud-based data warehouse yang memungkinkan analisis data dalam skala besar secara real time.
Keunggulan tool ini terletak pada performa tinggi, skalabilitas otomatis, serta mudah Anda integrasikan dengan berbagai produk Google lainnya, seperti Google Analytics 4, Google Ads, Looker Studio, BigQuery ML, hingga Google Cloud Storage.
BigQuery sangat cocok untuk bisnis yang mengelola data dalam jumlah besar, menganalisis jutaan hingga miliaran baris data, dan membutuhkan kecepatan tinggi dalam proses analisis.
Apalagi alat analitik prediktif ini juga sudah dilengkapi dengan arsitektur kolomnya yang dioptimalkan untuk query kompleks, sehingga mampu memproses miliaran data hanya dalam hitungan detik.
Jenis data yang disediakan dapat berbentuk CSV, JSON, AVRO, maupun Parquet, sehingga Anda tinggal menyesuaikannya dengan kebutuhan.
Untuk menggunakan Google BigQuery, Anda tinggal melakukan beberapa langkah berikut:
Visualisasi hasil analisis akan memudahkan Anda membaca dan memahami data. Contohnya untuk memprediksi konversi audiens berdasarkan interaksi di situs web bisnis, mulai dari klik produk hingga checkout.
Nantinya, hasil predictive analytics yang Anda hasilkan ini akan sangat berguna saat perlu mempersonalisasi pengalaman audiens secara real time.
Menggunakan cara yang sama, Anda juga dapat memprediksi kemungkinan konversi pengunjung website menggunakan event di Google Analytics 4, seperti klik produk, add to cart, dan checkout.
SAS. adalah pionir dalam advanced analytics dan predictive modeling. Tool ini banyak digunakan oleh perusahaan enterprise yang membutuhkan akurasi tinggi dan fleksibilitas dalam analisis statistik.
SAS unggul dalam forecasting, risk modeling, serta analisis multivariat dengan penyajian data berbentuk structured dan semi structured data. Bahkan mendukung SQL, NoSQL, Excel, CSV, dsb.
Dengan fitur statistik lanjutan dan machine learning, SAS dapat membantu Anda dalam melakukan forecasting yang presisi dan pengambilan keputusan berbasis data yang akurat.
Baru pertama kali melakukan predictive analytics? Tenang. Menggunakan SAS sangat mudah karena antarmuka visualnya drag and drop.
Selain itu, Anda juga bisa menulis skrip SAS untuk analisis tingkat lanjut. Kemudian pilih algoritma prediktif, seperti regresi linier, decision tree, atau neural networks.
Setelahnya, lakukan simulasi skenario bisnis dengan fitur 'What If Analysis' untuk mengantisipasi dampak berbagai perubahan variabel.
Keunggulan lainnya dari penggunaan tools ini, SAS memiliki dokumentasi mendalam dan support kuat, cocok untuk industri dengan regulasi ketat seperti perbankan, asuransi, dan kesehatan.
Tersedia pula fitur yang bisa membantu Anda memprediksi churn pelanggan dan menentukan strategi retention yang optimal. Sayangnya, harga lisensinya memang termasuk mahal, terutama kalau bisnis Anda masih skala kecil.
IBM SPSS Modeler adalah solusi predictive analytics berbasis visual yang memudahkan non programmer, seperti tim marketing atau tim riset pasar, untuk menjalankan machine learning tanpa harus paham coding.
Tools ini sangat populer di sektor pendidikan, riset, dan bisnis retail karena user friendly dan dapat terintegrasi dengan platform IBM lainnya.
Bentuk data yang didukung bisa berupa:
Langkah-langkah penggunaan IBM SPSS Modeler kurang lebih seperti berikut:
Contoh implementasinya pada bisnis misalnya untuk segmentasi pelanggan di bisnis retail fashion berdasarkan pola pembelian dan memberikan rekomendasi produk yang lebih personal.
RapidMiner adalah platform analitik end to end yang mendukung seluruh proses machine learning, dari persiapan data hingga deployment model.
Menggunakan RapidMiner bisa menjadi solusi bagi bisnis yang ingin bereksperimen dengan machine learning, tetapi punya keterbatasan resource teknis.
Kelebihan tools yang satu ini adalah open source, visual interface, kompatibilitas tinggi dengan berbagai bahasa pemrograman, dan Anda bisa menggunakannya tanpa perlu menulis banyak kode.
Bentuk data yang didukung, di antaranya file lokal, SQL, NoSQL, API, dll. Selain itu, Anda juga dapat menggunakannya untuk time series data, teks, dan image (dengan penggunaan plugin tambahan).
Bahkan Anda dapat menggunakan RapidMiner untuk memprediksi performa kampanye iklan berdasarkan data CTR, impression, hingga ROAS demi mengoptimalkan budget.
Cara menggunakannya bisa mengikuti langkah-langkah berikut:
Karena sudah mendukung model explainable AI (XAI), maka Anda tetap perlu transparansi model. Selain itu, memang dibutuhkan waktu untuk menguasai antarmuka dan plugin-nya secara efektif.
Einstein Analytics, yang saat ini dikenal dengan nama Tableau CRM, adalah platform AI milik Salesforce yang dapat memperkuat aktivitas sales dan marketing dengan insight otomatis berbasis machine learning.
Menggunakan tools ini memungkinkan Anda menganalisis data penjualan, mengoptimalkan pipeline marketing, meningkatkan customer engagement, dan layanan pelanggan karena dapat memberikan insight yang real time bagi tim bisnis.
Bentuk data yang didukung dalam penggunaan Tableau CRM ini, antara lain, semua data internal di dalam Salesforce, seperti leads, deals, email opens, hingga campaign performance.
Selain itu, Anda juga bisa menggunakan data eksternal CRM atau aplikasi lain melalui API integrasi.
Cara praktis menggunakan Einstein analytics atau Tableau CRM, yaitu:
Keunggulan lain dari tools ini yang perlu Anda pertimbangkan adalah semua fitur akan bekerja maksimal kalau bisnis Anda sudah berada dalam ekosistem Salesforce dan menggunakan Salesforce sebagai aplikasi CRM utama.
Hal ini karena Einstein analytics atau Tableau CRM menawarkan insight yang actionable dan bisa langsung dikaitkan dengan proses bisnis.
Tidak semua tools cocok untuk semua bisnis. Oleh karena itu, Anda perlu memilih tools yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnis.
Pada prinsipnya, Anda harus paham dulu skala bisnis dan kompleksitas data, lalu ada tidaknya tim teknis, dan paling penting potensi integrasi sistem bisnis.
Ini menjadi penentu tools predictive analytics mana yang paling cocok untuk Anda gunakan dalam mendukung pertumbuhan bisnis dan peningkatan penjualan.
Ingin berdiskusi lebih lanjut terkait proses analisis data dan cara memanfaatkan predictive analytics untuk pengambilan keputusan bisnis yang tepat sasaran? Langsung hubungi digital marketing agency Indonesia di Kontak Redcomm.
Referensi:
DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU
RELATED TOPIC