Ketika sebuah brand dibentuk, yang pertama kali dibangun sering kali adalah logo, tone warna, dan tagline.

Ketika sebuah brand dibentuk, yang pertama kali dibangun sering kali adalah logo, tone warna, dan tagline.
Padahal, di balik semua elemen visual itu, ada satu hal penting yang jauh lebih mendasar dan membedakan satu brand dengan yang lain.
Hal ini adalah cerita di balik brand yang sering disebut sebagai brand story.
Bukan sebatas sejarah berdirinya brand, melainkan narasi yang mencerminkan nilai, visi, dan misi brand itu sendiri.
Lebih sederhananya berdasarkan siapa Anda, apa yang Anda perjuangkan, dan mengapa Anda layak dipercaya.
Hal ini dapat menjadi landasan dari brand story yang menjadi inti dari identitas emosional suatu brand, memberi konteks pada setiap produk, kampanye, dan pesan yang disampaikan brand.
Dengan kata lain, brand story membantu audiens memahami bukan hanya apa yang Anda jual, tapi mengapa keberadaan Anda penting bagi mereka.
Brand story adalah narasi strategis yang menggambarkan nilai, visi, dan misi sebuah brand dalam bentuk cerita yang bermakna dan mudah diingat.
Biasanya terdiri dari elemen rasional (seperti tujuan bisnis) dan emosional (seperti aspirasi, empati, dan karakter brand) dalam satu narasi utuh.
Brand story menjadi pelengkap identitas brand; kalau sejarah perusahaan menceritakan apa yang terjadi, maka brand story menjelaskan mengapa hal itu penting dan relevan bagi audiens.
Brand story yang ideal akan menampilkan brand sebagai “tokoh utama” dengan tujuan, konflik, dan perubahan yang jelas persis seperti kisah yang menginspirasi.
Brand story yang efektif biasanya dibangun dari tiga pilar utama:
Ketiga elemen ini menjadikan brand story lebih dari sekadar “cerita awal berdiri,” melainkan identitas utama yang membimbing cara brand berkembang kedepannya.
Beberapa brand lokal telah berhasil menafsirkan brand story sebagai cerminan nilai dan visi mereka, bukan hanya perjalanan bisnis.
Berikut beberapa contoh inspiratif brand lokal dengan brand story yang efektif dan sukses.
Wardah bukan hanya pionir kosmetik halal di Indonesia, tapi juga representasi dari nilai spiritual dan sosial yang kuat.
Brand ini lahir dari visi untuk menciptakan kecantikan yang tidak hanya tampak dari luar, tetapi juga bersumber dari kebaikan.
Melalui kampanye “Inspiring Beauty”, Wardah menegaskan misi bahwa setiap perempuan berhak merasa percaya diri dan berdaya tanpa meninggalkan nilai moral atau identitasnya.
Inilah kekuatan brand story Wardah; cerita yang berakar pada nilai universal yakni kebaikan, kesetaraan, dan inspirasi.
Narasi ini bukan sekadar slogan, tapi menjadi acuan dalam setiap keputusan strategis Wardah.
Mulai dari inovasi produk, pemilihan ambassador, hingga aktivitas sosial yang konsisten membawa pesan “beauty with a purpose.”
Brand story Gojek berawal dari ide sederhana; membantu masyarakat mendapatkan akses transportasi yang efisien.
Namun seiring waktu, ceritanya berkembang menjadi sesuatu yang jauh lebih besar mengenai kolaborasi, dampak sosial, dan pemberdayaan.
Gojek berhasil memposisikan dirinya bukan sekadar aplikasi, tapi ekosistem yang memecahkan masalah nyata dalam kehidupan masyarakat urban.
Nilai seperti “empowerment” dan “gotong royong” terus hadir dalam narasi mereka, mencerminkan visi besar bahwa teknologi bisa menjadi alat untuk kemajuan bersama.
Brand story di sini membuat Gojek tidak hanya diingat sebagai inovator digital, tetapi juga simbol solidaritas dan kemajuan sosial di Indonesia.
Tidak banyak brand yang tahu bahwa keberadaan brand story memiliki peran penting bagi bisnis.
Dengan adanya brand story, audiens merasa brand tidak hanyak bertujuan menjual saja melainkan memberikan nilai bermakna bagi audiens.
Lebih lanjut, ada beberapa alasan brand story penting untuk bisnis.
Produk bisa serupa, tapi narasi cerita tidak akan pernah sama.
Brand story memberikan reason to believe, artinya alasan konsumen untuk memilih brand Anda bukan hanya karena kualitas produk, tapi karena nilai dan makna yang Anda angkat.
Ini merupakan potensi yang dapat Anda manfaatkan agar menang dari kompetitor.
Cerita sebagai ‘bahan utama’ brand story dapat menyentuh sisi manusiawi audiens.
Saat konsumen merasa memiliki kesamaan nilai, mereka akan terhubung lebih dalam secara emosional dan menjadi pelanggan setia, bukan hanya pembeli sesekali.
Karena mengangkat nilai brand itu sendiri, jelas brand story berfungsi sebagai pedoman brand menyampaikan pesan atau berkomunikasi.
Hal ini membuat setiap pesan, kampanye, atau konten tetap konsisten dengan karakter dan tujuan brand, sehingga strategi marketing juga akan lebih terarah.
Brand juga akan terhindar dari ‘bias’ atau kehilangan arah saat mengikuti berbagai tren komunikasi digital.
Di era digital ini di mana konsumen semakin selektif, kejujuran dan konsistensi menjadi strategi utama dalam menarik perhatian audiens.
Brand story yang autentik mencerminkan integritas, membuat audiens percaya bahwa brand benar-benar menjalankan apa yang dikatakannya.
Brand story bukanlah biografi perusahaan, melainkan refleksi nilai, visi, dan misi yang menjadikan brand punya makna di mata audiens.
Ketika disampaikan dengan konsisten dan storytelling yang tulus, brand story menjadi kekuatan yang membangun identitas, membentuk persepsi, dan menumbuhkan loyalitas jangka panjang.
Jika Anda ingin membangun brand story yang kuat dan autentik seperti contoh brand lokal di atas, Redcomm sebagai digital marketing agency siap membantu!
Hubungi kami sekarang untuk merancang narasi brand yang relevan dengan audiens dan selaras dengan visi bisnis Anda.
DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU
RELATED TOPIC


