Live streaming bukan lagi sekadar ajang tampil di depan kamera, tetapi salah satu kanal penjualan yang paling kuat.

Live streaming bukan lagi sekadar ajang tampil di depan kamera, tetapi salah satu kanal penjualan yang paling kuat.
Terutama bagi brand yang ingin membangun kedekatan dengan konsumen secara real time, live streaming menjadi alternatif paling efektif.
Namun di balik peluang itu, ada satu risiko besar yang sering diabaikan yaitu trust pembeli.
Begitu kepercayaan hilang, penjualan jelas akan langsung ikut turun.
Nyatanya, banyak brand kehilangan trust pembeli bukan karena produk jelek, tetapi karena kesalahan kecil saat live streaming yang berdampak besar pada persepsi penonton (calon pembeli).
Berikut beberapa kesalahan live streaming yang sering terjadi dan menurunkan trust pembeli serta cara brand menghindarinya.
Kualitas live streaming yang buram, suara pecah, atau lighting terlalu gelap membuat penonton mempertanyakan kualitas brand secara keseluruhan.
Visual dan audio yang buruk memberi kesan bahwa brand tidak profesional dan memunculkan persepsi “untuk muncul atau tampil di live streaming saja tidak meyakinkan, bagaimana dengan produknya?"
Cara brand menghindari:
Kesannya memang kecil, tapi aspek teknis live streaming adalah faktor utama yang memengaruhi trust pembeli.
Host live streaming yang sering salah menjelaskan manfaat, lupa detail harga, atau tidak bisa menjawab pertanyaan membuat penonton ragu.
Konsumen butuh kejelasan, sementara host live streaming yang terkesan kaku memberi sinyal bahwa produk tersebut tidak dipahami oleh brand-nya sendiri.
Cara brand menghindari:
Trust pembeli akan cepat hilang ketika mereka merasa ‘terjebak’ saat menonton live streaming.
Misalnya harga berubah-ubah, stok tidak sesuai, atau klaim produk terlalu dilebihkan.
Transparansi adalah kunci dalam live streaming, karena penonton menilai brand lewat ekspresi dan cara berbicara host.
Cara brand menghindari:
Live streaming yang hanya fokus menjual tanpa menyapa atau menanggapi komentar membuat penonton cepat pergi.
Penonton ingin merasa diperhatikan.
Ketika brand gagal membangun koneksi emosional, maka peluang closing-pun hilang.
Cara brand menghindari:
Interaksi bukan sekadar hiburan melainkan sinyal bahwa brand peduli sehingga trust penonton akan meningkat.
Kesalahan yang sering tidak disadari saat live streaming adalah CTA yang terlalu cepat, terlalu sering, atau disampaikan pada momen yang tidak tepat.
Akibatnya, alur live streaming terasa sangat menjual atau hard selling dan penonton jadi kehilangan minat.
Cara brand menghindari:
Live streaming bukan tentang menjual produk dengan cepat, tetapi tentang menciptakan momen yang membuat konsumen yakin untuk membeli.
Semakin jujur, terstruktur, dan responsif sebuah live streaming, semakin kuat juga trust pembeli yang terbentuk.
Dan ketika trust pembeli sudah dibangun secara konsisten, hasil penjualan akan mengikuti dengan sendirinya.
DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU
RELATED TOPIC
