5 Bahaya dalam Influencer Marketing
-
Engagement Influencer Instagram Mendekati Titik yang Paling Rendah
Sosial media memperbolehkan siapapun untuk mencapai popularitas dan menyandang status sebagai influencer. Itulah mengapa, beberapa tahun terakhir ini menjamur pengguna media sosial yang menyebut diri mereka sebagai influencer. Mereka fokus dalam produksi konten dan meningkatkan jumlah followers dari waktu ke waktu.

Mereka juga membangun interaksi dengan para pengikut, terutama saat mengunggah konten kerjasama dengan brand. Masalahnya, tidak semua influencer dadakan tersebut benar-benar bisa disebut sebagai influencer profesional yang memang profesinya membantu pebisnis melakukan pemasaran di media sosial.
Di saat yang sama, pengguna Instagram dan media sosial lain juga akan bosan jika orang yang mereka ikuti terus menerus mengunggah konten berbayar, yang notabene tidak selalu sesuai dengan kebutuhan mereka. Akibatnya, ketika sang influencer mengunggah konten milik brand Anda yang merupakan sponsor post, interaksi berupa like dan komentar turun drastis jumlahnya, bahkan mempengaruhi engagement hingga turun ke titik terendah. Akibat berikutnya, pesan dari brand Anda pun belum tentu bisa sampai dengan baik kepada followers dari influencer yang bekerja sama dengan Anda.
Itulah sebabnya, Anda perlu memastikan untuk dapat bekerja sama dengan influencer profesional yang mampu menjaga interaksi dengan para pengikutnya, baik dalam konten berbayar maupun konten organik. Tujuannya, agar Anda tidak sia-sia mengeluarkan budget promosi di media sosial.
-
Konten yang Tidak Autentik
Sudah bukan rahasia lagi jika para influencer tak selalu menyukai produk atau layanan yang sedang mereka promosikan. Brand juga terkadang tidak peduli dengan hal ini, sekalipun sang influencer tidak menyukainya dan memberikan konten yang ‘tidak jujur’. Sayangnya, para follower bisa menyadari keberadaan konten promosi yang tidak jujur tersebut sehingga bisa mengakibatkan baik influencer maupun brand kehilangan kredibilitas mereka di mata masyarakat.
Cara terbaik untuk mengatasi masalah yang ini adalah memilih influencer yang mau mencoba produk atau layanan Anda terlebih dahulu atau yang sudah pernah menggunakan serta menyukai brand Anda. Atau setidaknya, influencer tersebut telah mengetahui produk Anda. Baru kemudian, mereka bisa mengunggah konten berdasarkan pengalaman mereka. Menyajikan konten otentik seperti ini dapat menarik minat para follower untuk menggunakan brand Anda pula.
-
Konflik Moral Influencer
Anda pasti pernah menemukan berita tentang seorang influencer yang menjadi sorotan media terkait tindakan atau perilaku yang kontroversial. Salah satu contohnya, influencer bernama Paul Logan dengan tayangan video YouTube tentang hutan Aokigahara. Akibat dari tayangan tersebut, mengundang banyak sentimen negatif dari masyarakat luas yang juga berdampak pada brand yang pernah dipromosikan Paul. Demi menyelamatkan image, akhirnya banyak brand yang telah deal bekerja sama dengannya memilih membatalkan kontrak. Para pemilik brand tak ingin citra produk mereka ikut terseret karena mensponsori influencer bermasalah.

Influencer memang manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Bisa saja mereka tidak menyadari kesalahan yang diperbuat telah menghancurkan karir yang mereka bangun dengan susah payah, serta melibatkan banyak pihak yang sudah bekerja sama dengannya. Setelah itu, mereka akan berusaha memperbaiki diri, namun menjadi hak sebuah brand tidak melakukan kerja sama kembali dengan influencer yang bermasalah, untuk menjaga kredibilitas brand di mata masyarakat.
Nah, jangan sampai akibat ketidaktahuan Anda, terutama bagi Anda yang baru mulai berbisnis dan belum benar-benar mengetahui sepak terjang para influencer, kemudian mengajak kerjasama influencer bermasalah. Untuk menghindari salah pilih influencer atau salah menetapkan strategi influencer marketing, ada baiknya Anda bekerja sama dengan best digital agency Jakarta yang sudah berpengalaman dalam hal ini.
Tim di dalam digital agency yang memiliki reputasi baik jelas sudah tahu apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan influencer yang tepat bagi brand Anda, termasuk bagaimana cara menjalankan social media marketing campaign yang tepat sasaran dan sukses mencapai target.
-
Hati-Hati Follower Fake
Belakangan ini, begitu mudah pengguna media sosial mendapatkan follower, bahkan seseorang bisa memiliki ratusan ribu follower dalam semalam saja dengan membelinya. Hal ini, menjadi momok yang menakutkan bagi marketer, sebab strategi marketing bisa gagal total jika bekerja sama dengan influencer yang memiliki follower fake. Kurangi fokus memilih influencer berdasarkan jumlah follower yang banyak. Alangkah lebih baik kalau Anda lebih fokus kepada influencer yang mampu memberikan engagement tinggi untuk brand.
-
Etis dalam Bekerja Sama
Pekerjakan para influencer secara etis. Jangan pandang mereka sebagai komoditi bisnis semata. Memang, bekerja sebagai publik figur adalah suatu pilihan dan mereka pun setuju dengan risikonya. Namun, bukan berarti Anda sebagai brand bisa mengambil keuntungan semena-mena dari hal ini. Memberi kebebasan kepada influencer untuk berkreasi dalam menciptakan konten sebenarnya sangat baik demi terciptanya konten yang organik dan natural (yang biasanya lebih disukai pengguna media sosial), asalkan sesuai dengan ketentuan kerjasama yang telah disepakati.

Menggunakan strategi marketing influencer dalam mempromosikan bisnis bisa menjadi senjata ampuh untuk melejitkan penjualan Anda. Tetapi di sisi lain, juga bisa menjatuhkan Anda dalam waktu yang cepat jika Anda tak berhati-hati. Oleh karena itu, tidak ada salahnya mewaspadai 5 bahaya di atas yang bisa terjadi saat bekerja sama dengan influencer, agar bisa mengambil langkah terbaik untuk melindungi brand Anda. Jika perlu, Anda bisa mempercayakan best digital agency sebagai jembatan kerjasama brand dengan influencer.