5. Niche Konten Influencer
Anda perlu pula melihat, apakah influencer yang akan Anda pilih memiliki niche konten yang sangat umum atau unik?
Umumnya, influencer yang memiliki niche umum, seperti beauty influencer dan lifestyle, lebih banyak dan lebih mudah Anda dapatkan. Harga mereka pun tak terlalu mahal.
Lain halnya, kalau Anda memilih influencer dengan niche spesifik, seperti gaming influencer, influencer kesehatan, otomotif, atau teknologi.
Niche khusus seperti ini belum banyak dan otomatis membuat harga mereka jauh lebih mahal, mengingat ada effort khusus yang mereka keluarkan untuk mengembangkan konten-konten mereka.
6. Menyesuaikan dengan Permintaan Konten
Menentukan harga bagi influencer dapat pula berdasarkan konten apa yang diminta oleh brand. Apakah foto, video, stories, review blog, video YouTube, atau paket lengkap meliputi beberapa platform digital?
Selain itu, mereka juga akan melihat tingkat kesulitan produksi konten yang brand minta. Contoh, pembuatan konten video jelas membutuhkan persiapan dan waktu yang lebih lama dibandingkan membuat konten berbentuk foto.
Maka wajar jika harga pekerjaan pembuatan konten video akan lebih mahal dengan membuat konten foto.
7. Jumlah Konten & Lama Penayangan
Berapa banyak konten yang harus influencer buat dan berapa lama waktu penayangannya? Ini juga mempengaruhi harga influencer lho.
Semakin banyak jumlah konten dan semakin lama waktu tayang konten, pasti harganya juga makin mahal.
8. Jenis Campaign & Tingkat Popularitas Influencer
Untuk menjalankan campaign musiman terkait masuk sekolah, liburan, dan semacamnya, tentu membutuhkan influencer pilihan.
Sebagai contoh, Anda mau menyelenggarakan campaign untuk promosi produk di bulan Ramadhan. Pada momen ini tidak hanya Anda saja yang membutuhkan market, brand lain pun sudah pasti ingin mempromosikan produk mereka juga.
Jumlah permintaan yang bertambah banyak membuat influencer-influencer favorit laris manis. Otomatis, harga mereka bisa saja lebih tinggi daripada biasanya.