knowledge
MENU
SEARCH KNOWLEDGE
Vaseline Vs Hack ...

Vaseline Vs Hack Viral: Mana yang Benar-benar Ampuh?

16 Oct  · 
2 min read
 · 
eye 14  
Digital Campaign

Vaseline Vs Hack Viral

Beberapa tahun terakhir, internet dipenuhi oleh video DIY, hacks kecantikan, trik “begini caranya agar terlihat lebih glowing”, dan eksperimen eksentrik lainnya. Tidak sedikit brand—baik besar maupun kecil—mengamati tren itu, tapi hanya beberapa yang benar-benar berani “menantang” ide-ide kreatif dari komunitasnya sendiri.

Vaseline (petroleum jelly ikonik) memilih jalur unik: bukan hanya ambil keuntungan dari tren, melainkan menguji langsung semua hack viral yang terkait dengan produknya. Intinya: “Apakah hack itu benar-benar bekerja?” Jika iya — maka akan mendapat label “Vaseline Verified”.

Strategi ini bukan hanya soal pembuktian produk, tapi juga soal engagement, kredibilitas, dan “menjadi bagian dari budaya internet”. Mari kita lihat bagaimana Vaseline merancang kampanye ini, apa pelajaran strateginya buat digital marketing, dan bagaimana kita bisa adaptasi ide-ide menariknya untuk brand lain.

Dari Postingan Organik ke Kampanye Terstruktur

Vaseline mencatat lebih dari 6.000 postingan organik di media sosial yang menampilkan penggunaan Vaseline secara tidak konvensional — dari jadi primer makeup hingga “pelindung bibir saat makan camilan pedas”. Banyak dari postingan itu berstatus user-generated content (UGC) tanpa dukungan brand sama sekali.

Daripada melawan atau menolak, Vaseline mengambil alih narasi: menguji sendiri, menyaring yang valid, lalu memberi pengakuan resmi.

Ilmuwan Brand dan  Gaya Lab Eksperimental

Kampanye ini didukung oleh tim kreatif internasional, seperti  Ogilvy Singapura, Ogilvy UK, Edelman, Mindshare, dan VaynerMedia. Di pusat kampanye ada karakter ilmuwan dari brand bernama Siphiwo, yang akan menguji hacks secara “ala laboratorium”. Hanya hack yang melewati pengujian ilmiah, dari aspek efektivitas hingga keamanan, yang akan diberi cap “Vaseline Verified”. Dengan cara ini, Vaseline mengubah konten komunitas menjadi konten yang juga punya bobot sains.

Kolaborasi Kreatif

Kampanye dimulai sejak Maret, dengan kolaborasi kreatif bersama sutradara & content creator Kanada, Cole Walliser. Di salah satu eksperimen, Walliser mengaplikasikan Vaseline ke lensa kamera untuk menciptakan efek soft — sekaligus menunjukkan penggunaan Vaseline sebagai primer makeup atau gel alis ala red carpet.

Di Inggris, Vaseline bekerja sama dengan Doritos Extra Flamin’ Hot untuk eksperimen unik: menggunakan Vaseline sebagai pelindung bibir saat makan camilan pedas. Hasilnya? Hack tersebut lolos uji internal dan kemudian disertakan dalam promosi produk Doritos dan Vaseline serempak.

Mengapa Strategi Ini Pintar dalam Dunia Digital Marketing

Banyak brand hanya “mengamati” tren atau ikut memproduksi konten ringan sesuai trend. Vaseline malah mengintervensi langsung, menjadi bagian dari tren, bukan sekadar pengamat. Ini mengubah posisi brand: dari objek menjadi subjek aktif dalam percakapan digital.

Ketika brand memberi label “Verified”, publik tidak sekadar percaya karena tagline. Ada proses, pengujian, dan transparansi. Di tengah maraknya klaim produk yang bombastis, ini adalah cara elegan untuk menunjukkan: “Kami tidak asal klaim — kami punya data.”

Setiap hack tidak langsung diterima; harus melewati proses ilmiah. Ini menciptakan efek dramatik, seperti “will it pass or fail?”, yang memancing rasa penasaran audiens. Strategi jenis ini bisa menciptakan konten serial — publik akan menunggu episode selanjutnya.

Pemanfaatan UGC sebagai Sumber Ide

Daripada menolak ide-ide aneh dari pengguna, Vaseline memantau, menyaring, dan memanfaatkan mereka sebagai bahan kampanye. Ini menciptakan:

  • Konten yang dekat dengan masyarakat
  • Efek “pengakuan” kepada pengguna kreatif
  • Sumber konten yang hampir tanpa batas, sebab komunitas terus mengemukakan eksperimennya

Contoh Hacks & Hasil Pengujian 

Berikut beberapa contoh hack yang diuji dalam kampanye, dan insight menariknya:

1. Hack “Vaseline sebagai Primer Makeup / Base Alis”

Banyak video tutorial menunjukkan bahwa Vaseline bisa membantu makeup “menempel lebih lama” atau menjadikan alis lebih rapi. Dalam kolaborasi dengan Cole Walliser, penggunaan Vaseline sebagai primer & gel alis diuji dalam kondisi pemotretan.
Hasil: Beberapa formula (misalnya penggunaan tipis, pengolesan merata) lolos uji estetika. Tapi versi “mengoles terlalu banyak” malah menyebabkan riasan mudah luntur.

2. Hack “Pelindung Bibir Saat Makan Pedas (Doritos)”

Mengoleskan Vaseline tipis-tipis di bibir sebelum makan camilan pedas agar perih berkurang. Uji internal menunjukkan bahwa lapisan tipis dari petroleum jelly membantu membentuk penghalang ringan yang mengurangi rasa perih tanpa mengganggu cita rasa.
Kerja sama promosi: selama kampanye, sample Vaseline dibagikan di toko-toko Doritos untuk audiens yang tertarik mencoba.

3. Hack Eksperimen “Lensa Kamera” & Efek Soft Focus

Walliser memakai Vaseline di tepian lensa kamera untuk menciptakan efek blur/fokus lembut ala red carpet. Ada klasifikasi: seberapa banyak Vaseline (fine smear vs banyak smear) dan seberapa bagian lensa yang “disentuh”.
Versi yang tepat, lolos uji estetika (gaya glam), namun versi ekstrem malah merusak gambar.

Gaya “Uji Hack” dalam Strategi Digital 

Berikut cara adaptasi strategi ala Vaseline:

  1. Identifikasi “Hacks / Ide Komunitas” di Niche Anda
  2. Buat Kriteria Seleksi & Protokol Uji
  3. Eksperimen Visual ala “Lab”
  4. Label & Pengakuan Resmi
  5. Kolaborasi & Crossover Audien
  6. Rilis Serial & Interaksi Publik
  7. Distribusi Multi-Kanal

Kampanye “Vaseline World” membuktikan bahwa brand yang cerdas bukan hanya menyebarkan konten, tapi berinteraksi dengan kreativitas publik. Dengan menguji ide-ide komunitas, brand tidak hanya memperoleh materi konten yang autentik, tetapi juga membangun kredibilitas melalui transparansi.Jangan takut membiarkan audiens “bermain” dengan brand. Kampanye jenis ini bukan soal kehilangan kontrol, melainkan tentang menggandeng kreativitas publik dengan strategi yang bijak. Jika dieksekusi dengan hati-hati — pengujian yang valid, narasi jujur, serta penyampaian yang engaging — maka kampanye “uji hack” bisa menjadi salah satu alat paling menarik dalam strategi digital marketing modern.

DISCOVER MORE OF WHAT MATTERS TO YOU

SUBSCRIBE NEWSLETTER